Site icon SumutPos

Gereja Dibom, 60 Tewas

Seorang wanita yang terkena bom di Peshawar Pakistan, dibopong.
Seorang wanita yang terkena bom di Peshawar Pakistan, dibopong.

PESHAWAR-

Konflik sektarian kembali merenggut impian damai warga Pakistan. Dua serangan bom bunuh diri mengguncang gereja di Kota Peshawar, barat daya Pakistan, saat sedang berlangsung misa Minggu, kemarin (22/9). Sedikitnya 60 orang tewas. Insiden kemarin disebut sebagai serangan paling mematikan terhadap kelompok minoritas Kristen sepanjang sejarah Pakistan.

Dalam pemboman di Distrik Kohati Gate, Peshawar, 120 orang terluka. Kejadian tersebut mengingatkan kembali akan ancaman dari kelompok Islam garis keras di tengah upaya pemerintah setempat untuk memperjuangkan sebuah perjanjian damai dengan militan Taliban. Peristiwa berdarah itu diyakini bakal menuai kritik tajam dari pihak-pihak yang percaya bahwa negosiasi damai dengan militan merupakan sebuah kesalahan.

Dua pelaku bom bunuh diri meledakkan diri ketika misa di Gereja All Saints di kota terbesar di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa tersebut berakhir. Upacara keagamaan yang sebelumnya berlangsung khidmat berubah mengerikan setelah puluhan korban bergelimpangan bersimbah darah.

Dokter Mohammad Iqbal di Rumah Sakit Lady Reading, Peshawar, kepada AFP menyebutkan, +++++61 orang tewas dan 120 lainnya terluka. Dokter Sher Ali, yang juga bertugas di rumah sakit yang sama, membenarkan adanya jumlah tersebut.

Sahibzada Anees, salah seorang pejabat paling senior di Peshawar, kepada wartawan menjelaskan bahwa pelaku menyerang saat misa baru saja berakhir. “Kondisi sebagian besar korban yang luka kritis,” terangnya. “Kami sedang berada di lokasi yang menjadi target serangan. Di sana sudah dilakukan sistem pengamanan khusus. Saat ini (kemarin), kami masih menolong korban. Setelah selesai, kami akan menyelidiki apa yang terjadi,” lanjutnya.

Mantan Menteri Kerukunan Antar Umat Beragama Paul Bhatti menyatakan, tragedi Minggu kelabu kemarin adalah serangan paling mematikan yang menarget kelompok Kristen.

Nazir Khan, 50, seorang guru yang lolos dari tragedi mengerikan itu, mengungkapkan bahwa sedikitnya 400 jamaah misa sedang bersalaman setelah misa berakhir. Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan besar. “Sebuah ledakan dahsyat membuat saya terjerembap ke lantai. Kemudian, ketika kesadaran saya mulai pulih, ledakan kedua terjadi dan saya melihat ada orang yang terluka di mana-mana,” paparnya kepada AFP.

Menurut dia, ledakan kedua lebih kuat daripada yang pertama. Keluarga korban yang marah atas tragedi tersebut lantas memblokade jalan tol utama Grand Trunk dengan jenazah. Akibatnya, akses utama di Kota Peshawar lumpuh.

Kekerasan sektarian antara kelompok mayoritas Muslim Sunni dan minoritas Syiah meningkat di Pakistan. Adapun serangan di gereja Peshawar kemarin diprediksi akan meningkatkan ketakutan warga Kristen. Sebab, dikhawatirkan mereka bakal menjadi target berikutnya. (AFP/AP/cak/c14/tia)

Exit mobile version