Site icon SumutPos

Perbedaan Status jadi Pemicu Bentrok

JAKARTA-Bentrok antarnapi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Pematangsiantar, Senin (23/9), mendapat tanggapan Mabes Polri di Jakarta.

Kepala Bagian Produksi dan Dokumentasi Divisi Humas Polri Kombes Pol Hilman Thayib menyebutkan, bentrok dipicu “perbedaan status sosial” antardua blok yang terlibat perkelahian.

“Awalnya perkelahian karena dua blok terdapat perbedaan status sosial,” kata Hilman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin (24/9).

Namun, Hilman tidak mau menguraikan apa maksud perbedaan status sosial yang dia maksud. Dia juga tidak menyebutkan nama, saat mengatakan bahwa ada oknum yang menjanjikan sesuatu di blok lain.

Hilman juga tak menjelaskan apa yang dijanjikan oknum dimaksud. Hanya saja, dia mengatakan, oknum itu tidak menepati janjinya. “Sehingga terjadilah benturan,” tegasnya.

Dia memastikan, kondisi di Lapas sudah terkendali setelah Polres Simalungun mengerahkan 65 anggotanya untuk pengamanan agar bentrok susulan tidak terjadi.

Penjelasan Hilman, disandingkan dengan informasi yang dihimpun di lapangan, sudah klop. Seperti diberitakan koran ini kemarin (24/9), bentrok melibatkan sedikitnya 14 napi dari dua blok yang berseteru, yakni Blok Ambarita dan Blok Beringin.

Blok Ambarita ini, tampaknya lebih tajir karena ada seorang napi bernama Tam Lam Yong (47). Tam Lam Yong ini berjanji memberikan bantuan kepada sejumlah napi di blok Beringin.

Ketika ditagih, Tam Lam Yong mengaku sudah memberikan sejumlah uang kepada Giman alias Codot (40), penghuni blok Beringin.

Lantas warga blok Beringin menagih ke Giman. “Kawan-kawan menagih ke Giman, tapi tak dikasih. Terus mereka mendatangi Lam Yong dan memukuli dia,” ujar Edi Peranginangin (42), salah satu warga binaan di Lapas Pematangsiantar.

Melihat Tam Lam Yong dipukuli, Giman mencoba membantu. Dengan membawa sepotong besi, ia menantang napi lain. Merasa ditantang, napi lain emosi kemudian memukuli Giman.

Nah, belum jelas apa benar Tam Lam Yong sudah menyerahkan sejumlah uang ke Giman. Karena menurut Kombes Hilman dari Mabes Polri itu, si oknum tidak menepati janjinya. (sam)

Exit mobile version