Site icon SumutPos

Women Leaders di Sumut jadi Inspirasi

Konsul jepang di Medan Kathryn A Crockart, Anggota DPD RI asal Sumut Prof Damayanti Lubis, Wakil Wali Kota banda Acah Illiza, dan anggota DPRD Medan Damai Yona Nainggolan.
Konsul AS di Medan Kathryn A Crockart, Anggota DPD RI asal Sumut Prof Damayanti Lubis, Wakil Wali Kota banda Acah Illiza, dan anggota DPRD Medan Damai Yona Nainggolan.

MEDAN- Sekitar 50-an para perempuan pemimpin di bidangnya masing-masing, menjalin komunikasi di kediaman Konsulat Amerika di Medan Kathryn T. Crockart, Senin (23/9) malam. Lewat ajang komunikasi itu, para perempuan pemimpin ini berkontribusi memberi inspirasi bagi anak-anak perempuan di seluruh dunia, lewat pesan-pesan yang mereka tuliskan.
”Pertemuan ini digelar untuk memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh tanggal 11 Oktober mendatang. Para perempuan pemimpin di Sumatera Utara cukup banyak yang inteligen, qualified, dan unik. Ini akan memberi inspirasi bagi anak-anak perempuan untuk menjadi pemimpin-pemimpin dunia,” kata Konsul Amerika di Medan, Kathryn T. Crockart, dalam sambutannya.
Ia mengatakan, dirinya sangat peduli dengan isu-isu perempuan, seperti pendidikan yang masih rendah, pernikahan dini, dan sebagainya. Lewat kekuatan dan kemampuannya, para perempuan pemimpin diharapkan memberi inspirasi bagi anak-anak perempuan di seluruh dunia. ”Ada pepatah yang mengatakan, satu perempuan bisa mengubah dunia. Berarti kalau ramai-ramai, akan mengubah dunia lebih banyak lagi,” ungkapnya seraya tersenyum.
Jalinan komunikasi para perempuan pemimpin atas undangan Konsulat AS di Medan tersebut disambut baik anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut, Prof Damayanti Lubis. Damayanti yang malam itu ikut hadir mengatakan, jalinan komunikasi para pemimpin perempuan, baik formal maupun informal di Sumut ini,
sangat positif.
”Kita lihat, saat ini isu perempuan mulai menghilang. Dengan pertemuan seperti ini, kita mendapat masukan lagi tentang isu anak perempuan. Dan memang, perempuan pemimpin harus bicara mengenai isu perempuan,” katanya.
Ia memisalkan, kedudukan anak perempuan masih sering dianggap tidak penting-penting amat. Pendidikan anak laki-laki lebih didahulukan. ”Di Indonesia, perlindungan anak perempuan tidak jelas programnya. Untuk tenaga kerja perempuan ke luar negeri sering terjadi penipuan data. Masih di bawah umur, dibuat usia 21. Ini harus ditangani,” kata dia.
Untuk itu, ia menyarankan agar pertemuan para women leader ini jangan hanya sekali saja, tetapi menjadi pertemuan rutin dan bergulir.
Senada dengan Damayanti, Wakil Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE mengatakan, pertemuan para perempuan pemimpin ini memberi spirit untuk lebih peduli lagi akan isu-isu perempuan. ”Pertemuan ini bisa menjalin komunikasi antar perempuan pemimpin, membangun jaringan, memberi inspirasi bagi anak-anak perempuan, ini patut diberi apresiasi,” kata Illiza yang khusus datang dari Aceh untuk pertemuan tersebut.
Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Demokrat, Damai Yona Nainggolan, yang juga hadir mengatakan, pertemuan itu luar biasa. Karena para perempuan pemimpin dari berbagai bidang, berbagai daerah, dan berbagai tingkatan usia, bisa saling kenal.
”Ternyata para perempuan tidak kalah dalam memimpin. Banyak perempuan di Sumatera Utara yang telah memimpin dalam masyarakat, sekaligus menjadi istri dan ibu dalam keluarga. Dengan pertemuan ini, kita semakin tahu luasnya bidang yang dapat dipimpin perempuan,” katanya.
Dengan melihat keberagaman bidang kepemimpinan para perempuan, menurutnya jiwa leadership perempuan Indonesia lebih berani lagi, dan wawasannya lebih terbuka. ”Pertemuan ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak perempuan untuk lebih berani memimpin,” ungkapnya.
Pesan-pesan yang ditulis para perempuan pemimpin itu nantinya akan diekspos lewat internet, via facebook dan sebagainya, dan juga lewat sebuah harian di Sumatera Utara, dalam memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh tanggal 11 Oktober mendatang. (mea)

Exit mobile version