KARO, SUMUTPOS.CO- Erupsi Gunung Sinabung diperkirakan tidak akan berhenti dalam waktu dekat ini. Pertumbuhan kubah lava di puncak dengan akumulasi volume kubah yang semakin terus membesar dan tidak stabil (hampir 2 kali lipat dari sebelumnya) menimbulkan aliran lava, guguran lava pijar, dan awan panas.
Pasca kejadian awan panas guguran pada 28 April 2015 pukul 17.02 WIB pertumbuhan kubah lava terus terbentuk yang berpotensi terjadinya guguran lava pijar dari kubah lava, aliran lava, dan awan panas yang mengancam.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Geologi Surono di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karo, Minggu (28/6) pada saat pemaparan kondisi Gunung Sinabung saat ini. Lebih jauh disampaikannya bahwa alterasi yang cukup kuat, akan memperlemah kestabilan lereng bagian utara dan berpotensi menimbulkan longsor dan banjir bandang pada waktu musim hujan, yang terbatas pada daerah sekitar lembah dan aliran sungai.
Selain itu potensi terjadinya lahar masih tinggi yang berasal dari endapan debu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Sinabung.
Pada aliran lava baru (2014) Bukit Uruk Tuhan terjadi guguran lava di sisi timur dan tenggara, menyebabkan menumpuknya material rombakan yang berpotensi menjadi lahar saat hujan deras. Sementara guguran lava pijar atau awan panas yang berasal dari puncak di sisi barat aliran (lidah) lava mengancam ke arah Desa Sukameriah dan Desa Gurukinayan, Desa Pintumbesi, Dusun Sibintun, hingga jalan raya Desa Tingapancur-pejumaan Tigabogor. Sedangkan ancaman yang dari sisi timur aliran lava mengancam ke arah Desa Bekerah-Desa Simacem (sektor tenggara-timur).
Pihaknya mengimbau agar masyarakat di sekitar Sinabung diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Sinabung dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas Sinabung.
Pemerintah daerah agar menyiapkan sarana komunikasi seluruh perangkat kerjanya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan daerah-daerah bahaya yang masih terancam, serta menambahkan/memperbaiki jalur evakuasi, sehingga mempermudah mengantisipasi ancaman bahaya erupsi jika tiba-tiba terjadi situasi yang membuat panik masyarakat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.
Pemerintah Daerah Kabupaten Karo agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung (Telp. 0628-91575) di Gang Kayu Bakar, Jalan Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, akhirnya.
Sementara itu beberapa pengungsi yang ditemui di posko pengungsi Gedung KNPI Kabanjahe R Sembiring dan S Sitepu menyampaikan bahwa dirinya selama di pengungsian tidak kekurangan logistik. Hanya saja mereka tidak bisa kalau tidak bekerja untuk melanjutkan hidup.
“Kita orang Karo tidak akan bisa berlama-lama terpuruk oleh kejadian ini. Kerugian kami sudah cukup banyak. Dan kita suku Karo bukan tipe orang yang suka menangis atau mengemis untuk diberi makan. Beri kami sepetak lahan pertanian, maka kami akan bisa berusaha bangun dari keterpurukan ini. Kami juga tidak menyalahkan siapa-siapa. Kami juga melihat letihnya Bupati Karo Terkelin Brahmana beserta jajaran Pemkab Karo dalam menangani musibah ini, bahkan terkadang terdengar suara sumbang yang memojokkan Pemkab. Namun secara pribadi, kami yang ada diposko ini mengerti bukan pengungsi dan Sinabung saja yang harus diperhatikan Pemkab. Oleh karena itu kami harap Pemerintah Pusat sesegera mungkin memberikan lahan pertanian kepada kami, agar kami dapat melanjutkan hidup dan memulai hidup yang baru. Karena bagaimanapun kami tidak mungkin selamanya berada dipengungsian ini,” harapnya.]
Kerugian Pertanian Rp817 Miliar