26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Yuli Yanika, Sudah Biasa Ngebut saat Membawa Jenazah

Yuli Yanika dan temannya saat bertugas mengantar jenazah dari RSUP Adam Malik ke Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7). Foto: Wahyudin/Jawa Pos
Yuli Yanika dan temannya saat bertugas mengantar jenazah dari RSUP Adam Malik ke Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7). Foto: Wahyudin/Jawa Pos

YULI Yanika, satu-satunya pengemudi ambulans perempuan yang hilir mudik mengangkut jenazah korban tragedi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Selasa (30/6).

————
MIFTAKHUL FAHAMSYAH, Medan
————
Hari masih pagi. Masih pukul 07.30 WIB. Hari keempat identifikasi korban meninggal dalam jatuhnya pesawat Hercules C-130 yang tersimpan di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan belum dimulai.

Meski begitu, seorang perempuan dengan seragam sebuah lembaga sosial sudah bersiap di depan kamar jenazah untuk mengangkut jenazah yang telah teridentifikasi ke tujuan akhir.

Perempuan itu datang dengan membawa serta ambulans milik Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Sehari sebelumnya, dia juga datang pagi-pagi dengan mobil yang sama.

Ya, perempuan berjilbab tersebut bernama Yuli Yanika. Dia adalah seorang relawan yang membantu petugas di lapangan dalam menangani korban-korban musibah jatuhnya Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Medan.

Perempuan 26 tahun itu mengaku merasa terpanggil setiap terjadi musibah besar di kotanya. Setiap ada musibah, hati gadis yang akrab disapa Uye itu bergetar. Dia pun ingin selalu terlibat dalam misi kemanusiaan terkait dengan musibah tersebut. Yakni, terlibat sebagai relawan yang bisa membantu evakuasi.

’’Semua ini bermula ketika erupsi Gunung Sinabung pada 2010,’’ ungkapnya saat ditemui Jawa Pos di RSUP Adam Malik.

Saat erupsi itu Uye sudah bersiap akan mendaki Gunung Sinabung. Dia memang anggota kelompok pencinta alam kampusnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Medan. Pendakian itu dilakukan untuk ”mendeklarasikan” dirinya sebagai pencinta alam sejati.

Seluruh persiapan Uye lakukan. Tapi, beberapa hari menjelang pendakian, erupsi terjadi di Sinabung. Rencana pendakian diurungkan. Meski begitu, Uye dan kawan-kawan tetap berangkat ke Sinabung.

Yuli Yanika dan temannya saat bertugas mengantar jenazah dari RSUP Adam Malik ke Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7). Foto: Wahyudin/Jawa Pos
Yuli Yanika dan temannya saat bertugas mengantar jenazah dari RSUP Adam Malik ke Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7). Foto: Wahyudin/Jawa Pos

YULI Yanika, satu-satunya pengemudi ambulans perempuan yang hilir mudik mengangkut jenazah korban tragedi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Selasa (30/6).

————
MIFTAKHUL FAHAMSYAH, Medan
————
Hari masih pagi. Masih pukul 07.30 WIB. Hari keempat identifikasi korban meninggal dalam jatuhnya pesawat Hercules C-130 yang tersimpan di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan belum dimulai.

Meski begitu, seorang perempuan dengan seragam sebuah lembaga sosial sudah bersiap di depan kamar jenazah untuk mengangkut jenazah yang telah teridentifikasi ke tujuan akhir.

Perempuan itu datang dengan membawa serta ambulans milik Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Sehari sebelumnya, dia juga datang pagi-pagi dengan mobil yang sama.

Ya, perempuan berjilbab tersebut bernama Yuli Yanika. Dia adalah seorang relawan yang membantu petugas di lapangan dalam menangani korban-korban musibah jatuhnya Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Medan.

Perempuan 26 tahun itu mengaku merasa terpanggil setiap terjadi musibah besar di kotanya. Setiap ada musibah, hati gadis yang akrab disapa Uye itu bergetar. Dia pun ingin selalu terlibat dalam misi kemanusiaan terkait dengan musibah tersebut. Yakni, terlibat sebagai relawan yang bisa membantu evakuasi.

’’Semua ini bermula ketika erupsi Gunung Sinabung pada 2010,’’ ungkapnya saat ditemui Jawa Pos di RSUP Adam Malik.

Saat erupsi itu Uye sudah bersiap akan mendaki Gunung Sinabung. Dia memang anggota kelompok pencinta alam kampusnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Medan. Pendakian itu dilakukan untuk ”mendeklarasikan” dirinya sebagai pencinta alam sejati.

Seluruh persiapan Uye lakukan. Tapi, beberapa hari menjelang pendakian, erupsi terjadi di Sinabung. Rencana pendakian diurungkan. Meski begitu, Uye dan kawan-kawan tetap berangkat ke Sinabung.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/