MADINAH, SUMUTPOS.CO – Pemberangkan calon jamaah haji (CJH) dari Makkah dan Madinah terkendala bus mogok. Setiap hari, selalu ada bus mogok.
Baik ketika tiba di Bir Ali tak bisa dinyalakan lagi, atau mogok di tengah perjalanan atau Padang Pasir.
Mogoknya bus tersebut diakui Kepala Bidang (Kabid) Transportasi Panitia Pelaksanaan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid. Dia membenarkan sejak hari pertama perjalanan jamaah ada beberapa bus yang mogok. Itupun jamaah tidak mendapatkan kompensasi. “Memang jamaah tidak nyaman. Apalagi kalau mogoknya di tengah jalan” ujarnya.
Menurut dia, bus yang digunakan untuk CJH Indonesia memang bus dengan standar minimal. Karena tidak dilakukan upgrade layanan general service fee (GSF). Sehingga, jamaah kebagian bus yang minimal (keluaran tahun 1999). Jika dilakukan upgrade per jamaah 75 Riyal (Rp 225.000) bus yang diberikan Naqobah (organda Saudi Arabia) akan dipermodern keluaran 2010-2015.
“Sebelumnya kami sudah melakukan upgrade layanan bus. Namun karena anggaran tidak disetujui, ya bagaimana lagi. Balik ke laptop, sesuai standar minimal yang diberikan pihak angkutan. Apalagi bus-bus yang bagus sudah disewa negara-negara lain,” katanya.
Sekadar diketahui, DPR tidak menyetujui anggaran upgrade layanan haji khususnya tentang anggaran layanan transportasi. Sehingga, bus transportasi yang digunakan jamaah bus yang jadul. Meskipun ber-AC bus tersebut keluaran lama.
“Kalau orang tidak pernah pergi jauh dengan bus AC seperti itu ya nggak masalah. Tapi kalau sudah biasa pergi dengan fasilitas bagus ya pasti kurang nyaman,” tuturnya.
Menurut dia, untuk memecahkan masalah tersebut, pihaknya hanya bisa menghubungi Muasassah dan naqobah bahwa terjadi bus mogok. Jika kerusakan bisa secepatnya di atasi ya dilakukan perbaikan seketika. Namun, jika lama pihak transportasi PPIH minta penggantian bus.
“Mereka juga ada teksnisi keliling untuk melayani perbaikan. Tapi dari dengan adanya bus mogok tersebut semuanya dilakukan penggantian bus,” papar Subhan.
Subhan menjelaskan, kecepatan penanganan bus mogok juga bergantung kepada jamaah yang ada di bus. Biasanya ketua rombongan dan sopir yang diberi nomor telepon yang bisa dihubungi jika terjadi masalah. Kalau mogoknya dekat dengan pool penggantiannya lebih cepat. Namun, kalau jauh juga menjadi lebih lama. Antara Madinah-Makkah ada 9 pool (titik) yang disediakan pihak Naqobah. Di titik tersebut disediakan bus cadangan. “Biasanya mereka berusaha dulu diperbaiki, kalau dilihat kerusakannya permanen atau lama baru mereka lapor. Sebaiknya ketua rombongan langsung lapor ke kami biar cepat tertangani. Karena naqobah juga tidak akan mengganti bus sebelum ada perintah dari Muasassah,” paparnya.
Selama dua hari lalu, jamaah yang telah diangkut ke Makkah sebanyak 9.194 orang. Sedangkan hari ini baru ada 3 ribu lebih. Karena pada siang hari tiga bus yang mengangkut jamaah mogok di Bir Ali. Bus bus lama yang digunakan untuk mengangkut jamaah yang rawan mogok adalah Abu Sarhat, Hafil, Al Jazirah, Ummul Quro, dan Bus Makkah.
“Bus yang dikirim sesuai dengan jumlah kapasitas jamaah. Kalau hari pertama dan kedua Bus Abu Sarhat, hari ini (kemarin) bus Hafil. Tapi kondisinya sama saja, standar minimal bus yang disediakan Naqobah,” tuturnya.
Menurut dia, banyak sekali dampak akibat tidak di upgradena layanan bus untuk jamaah tahun ini. Selain kenyamanan jamaah terganggu akibat bus mogok, juga berdampak pada stamina jamaah yang terlambat tiba di Makkah. “Pasti jamaah tambah capai kan,” katanya.
Tak hanya itu, bus lama yang digunakan sekarang juga hanya bisa membawa bagasi yang tidak banyak. Karena bagasi terletak di atas dan bukan di bawah seperti bus yang bagus. “Kami harus menyewa truk untuk membawa koper jamaah yang tidak terangkut bus. Koper itu bukan koper kelebihan loh. Itu koper utama jamaah yang memang tidak terangkut bus,”katanya. Karena itu, petugas mengeluarkan tenaga ekstra untuk membagikan koper-koper jamaah yang tidak terangkut bus saat tiba di Makkah. Karena petugas harus keliling membagikan koper tersebut ke setiap pemondokan.
Menurut dia, untuk tahun depan sebaiknya ada upgrade layanan transportasi. Selama ini per jamaah membayar 127,5 riyal (Rp477.232,5 ) untuk transpor dari Madinah ke Makkah. Jika di upgrade menjadi 201,5 Riyal (Rp 754.315,25). Kalau total biaya layanan transportasi jamaah termasuk bus salawat mencapai 374 riyal (Rp 1.399.882), sebelum upgrade. Sehingga bus yang bisa disewa seperti tahun lalu, seperti bus Saptco, Rawahil, Kowafil, Dallah, Robithot Makkah, dan Al Madinah. Bus-bus itu keluaran terbaru.
“Karena sampai 10 tahun ke depan diprediksikan di sini masih kemarau saat musim haji. Karena itu, layanan transportasi seperti bus sangat penting,” tuturnya. (end/jpg)