26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Himpun Kekuatan Islam di Asia Tenggara

Pakar perancangan pembangunan Islam Universiti Sains Malaysia (USM) yang juga dosen tamu Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA), Prof Dr Muhammad Syukri Salleh mengatakan, Islam di Asia Tenggara merupakan kekuatan yang patut diperhitungkan.

Sayangnya, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sejauh ini belum ada menghimpun kekuatan Islam Asia Tenggara. “Sekira 300 juta jiwa umat Islam di Asia Tenggara. Jika ini disenergikan, akan menjadi sebuah kekuatan yang mampu menciptakan iklim harmonis dan kesejahteraan bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara,” kata Syukri di Medan, pekan lalu.

Ia datang ke Medan menyampaikan kuliah umum bertajuk “Pembangunan Berteraskan (Berlandaskan) Islam” pada mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) di Jalan Sei Serayu Medan.

Syukri memaparkan, umat Islam di Asia Tenggara berpeluang menjadi kekuatan sosial di dunia karena kawasan ini memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang bisa bersaing di dunia internasional.

“Asia Tenggara ini memiliki semuanya. Misalnya, Indonesia banyak ilmunya, Malaysia kuat disiplin organisasinya, Brunai kekayaannya, Singapura kepandaiannya, Thailand dan Filipina dapat diandalkan kekuatannnya,” kata peneliti Pusat Kajian Pengurusan Pembanguan Islam (IDEV) USM.

Alumni Oxford University (Inggris) ini menilai organisasi sosial  bersatu untuk melahirkan keharmonisan antarpenganut agama, masyarakat dan negara. Kerjasama organisasi sosial ini menopang pembangunan umat yang sejahtera di Asia Tenggara,” katanya.

Direktur Pascasarjana UMA Heri Kusmanto mengatakan, pada tahun akademik 2011/2012 ini sejumlah pakar internasional kini menjadi dosen tamu di UMA. Selain Prof Dr Muhammad Syukri Salleh, juga ada Dr Muhammad Zaini Abu Bakar, pakar  manajemen konflik dalam pembangunan (alumni dari Bradford University, Inggris) dan  Dr Zakaria Bahari, pakar ekonomi Mikro Islam.

“Kedatangan para pakar pembangunan Islam di kampus UMA merupakan bentuk implikasi penguatan institusi dan komitmen UMA sebagai universitas yang terus  dipercaya masyarakat untuk ikut serta dalam menyelesaikan persoalan pembangunan,” jelasnya. (*/sih)

Pakar perancangan pembangunan Islam Universiti Sains Malaysia (USM) yang juga dosen tamu Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA), Prof Dr Muhammad Syukri Salleh mengatakan, Islam di Asia Tenggara merupakan kekuatan yang patut diperhitungkan.

Sayangnya, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sejauh ini belum ada menghimpun kekuatan Islam Asia Tenggara. “Sekira 300 juta jiwa umat Islam di Asia Tenggara. Jika ini disenergikan, akan menjadi sebuah kekuatan yang mampu menciptakan iklim harmonis dan kesejahteraan bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara,” kata Syukri di Medan, pekan lalu.

Ia datang ke Medan menyampaikan kuliah umum bertajuk “Pembangunan Berteraskan (Berlandaskan) Islam” pada mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) di Jalan Sei Serayu Medan.

Syukri memaparkan, umat Islam di Asia Tenggara berpeluang menjadi kekuatan sosial di dunia karena kawasan ini memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang bisa bersaing di dunia internasional.

“Asia Tenggara ini memiliki semuanya. Misalnya, Indonesia banyak ilmunya, Malaysia kuat disiplin organisasinya, Brunai kekayaannya, Singapura kepandaiannya, Thailand dan Filipina dapat diandalkan kekuatannnya,” kata peneliti Pusat Kajian Pengurusan Pembanguan Islam (IDEV) USM.

Alumni Oxford University (Inggris) ini menilai organisasi sosial  bersatu untuk melahirkan keharmonisan antarpenganut agama, masyarakat dan negara. Kerjasama organisasi sosial ini menopang pembangunan umat yang sejahtera di Asia Tenggara,” katanya.

Direktur Pascasarjana UMA Heri Kusmanto mengatakan, pada tahun akademik 2011/2012 ini sejumlah pakar internasional kini menjadi dosen tamu di UMA. Selain Prof Dr Muhammad Syukri Salleh, juga ada Dr Muhammad Zaini Abu Bakar, pakar  manajemen konflik dalam pembangunan (alumni dari Bradford University, Inggris) dan  Dr Zakaria Bahari, pakar ekonomi Mikro Islam.

“Kedatangan para pakar pembangunan Islam di kampus UMA merupakan bentuk implikasi penguatan institusi dan komitmen UMA sebagai universitas yang terus  dipercaya masyarakat untuk ikut serta dalam menyelesaikan persoalan pembangunan,” jelasnya. (*/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/