MEDAN-Anggota DPD RI utusan Sumatera Utara, sekaligus penasehat MUI Provinsi Sumatera Utara, DR H Rahmat Shah menghargai peran yang telah dilakukan oleh organisasi Al Jam’iyatul Washliyah untuk negara dan bangsa Indonesia.
Peran yang dilakukan merupakan peran-peran kemanusiaan, khususnya menyangkut peningkatan harkat dan martabat manusia Indonesia melalui pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Selain itu, lebih dari 70 tahun organisasi Al Jam’iyatul Washliyah telah berbuat, terutama berbuat sesuai dasar pendiriannya, yakni, untuk kepentingan menyatukan dan menghindari perpecahan di kalangan umat Islam.
Pernyataan Rahmat ini disampaikan kepada warga Al Jam’iyatul Washliyah Pematang Siantar yang menghadiri acara pelantikan Pimpinan Daerah Al Jam’iyatul Washliyah Pematang Siantar. Acara ini berlangsung di Balai Rahmat Pematang Siantar (24/07) dengan dihadiri Wali Kota Pematang Siantar Hulman Sitorus dan Wakil Walikota Koni Siregar. Hadir juga dalam acara tersebut, Wakil Bupati Simalungun Hj Nuriyati Damanik dan Pimpinan Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara. Terlihat juga Walikota Tanjung Balai, Thamrin Munthe yang hadir dalam kapasitas sebagai penceramah dalam acara tersebut.
Menurut Rahmat, tentunya peran lebih aktif lagi dari Al Jam’iyatul Washliyah sangat diharapkan, terutama di era globalisasi, dimana krisis identitas bangsa sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Al Jam’iyatul Washliyah harus diapresiasi dan didukung oleh pemerintah dan segenap masyarakat.
Lebih jauh Rahmat mengatakan bahwa karena pentingnya peran yang dilakukan oleh Al Jam’iyatu Washliyah, maka selayaknya organisasi ini harus dipimpin dan diorganisir oleh sosok-sosok yang memiliki mental dan moral pemimpin sejati.
Model pemimpin di dalam kepengurusan organisasi Al Jam’iyatu Washliyah haruslah merupakan sosok yang siap bekerja dengan tulus dan ikhlas, mengorbankan waktu, tenaga, fikiran dan bahkan dana demi kemajuan organisasi dan kemajuan umat.
Lebih jauh, Rahmat menitip pesan akan karakter kepemimpinan yang seharusnya dihayati oleh para pengurus yang diberi amanah dan dilantik. Pesan tersebut berupa wawasan bahwa pemimpin adalah imam. Pemimpin punya tanggung jawab dan menanggung amanah. Selain itu, kepemimpinan harus dijalankan dengan transparan dan berbuat sesuai dengan kebutuhan anggota yang dipimpinnya. (*/ila)