30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mantan Kapolri Meninggal, Mabes Polri Berduka

JAKARTA- Meninggalnya mantan Kapolri Kunarto merupakan kehilangan besar bagi Polri. Jenderal yang dikenal bersahaja itu yang pertama kali mempopulerkan istilah tekadku pengabdian terbaik yang sekarang menjadi salah satu motto Polri.

Kemarin (28/9), Kapolri Jenderal  Timur Pradopo menjadi inspektur upacara pemakaman almarhum  di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.

Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan disalatkan di Masjid Darul Ilmi, Jalan Tirtayasa Raya, Nomor 6, Jakarta Selatan. Timur mengatakan bahwa Kunarto adalah sosok yang patut diteladani anggota Polri.

“Beliau adalah sosok yang patut diteladani, baik kesederhanaannya, komitmennya, dan pengabdiannya. Saya kira kami semua menteladaninya,”katanya.

Acara pemakaman dihadiri ratusan pejabat Polri dan jenderal-jenderal aktif dari berbagai kesatuan. Mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Farouk Muhammad yang hadir dalam prosesi pemakaman, menilai Kunarto sangat mengayomi anak buah.

Menurut Farouk, gelar Profesor yang kini disandangnya tak terlepas dari kontribusi Kunarto saat menjabat Kapolri. Sebab, Farouk bisa mendapatkan gelar doktor, karena disekolahkan Kunarto.

Upacara pemakaman almarhum Kunarto dilaksanakan secara kedinasan dan militer. Almarhum Kunarto meninggal pagi tadi pada jam 03.30 WIB di RS Internasional Surabaya. Ia meninggal di usia 71 tahun akibat sakit kanker yang telah ia derita sejak lama.  Kunarto menduduki jabatan Kapolri sejak tahun 1991 hingga 1993. Pada masa hidupnya, ia juga pernah dipercaya sebagai ajudan almarhum Presiden Soeharto.

Jasad almarhum diterbangkan dari Bandara Juanda pada pukul 10.55 WIB dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 311. Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, prosesi serah terima jasad almarhum dipimpin Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan, Komisaris Jenderal Imam Sujarwo. Kunarto menjabat Kapolri pada 20 Februari 1991 hingga 5 April 1993. Selepas dari jabatan Kapolri, dia tetap mendapat kepercayaan dari pemerintah, di antaranya sebagai Wakil Ketua BPKP saat ketuanya dipegang oleh JB Sumarlin hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bojonegoro.(rdl/jpnn)

JAKARTA- Meninggalnya mantan Kapolri Kunarto merupakan kehilangan besar bagi Polri. Jenderal yang dikenal bersahaja itu yang pertama kali mempopulerkan istilah tekadku pengabdian terbaik yang sekarang menjadi salah satu motto Polri.

Kemarin (28/9), Kapolri Jenderal  Timur Pradopo menjadi inspektur upacara pemakaman almarhum  di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.

Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan disalatkan di Masjid Darul Ilmi, Jalan Tirtayasa Raya, Nomor 6, Jakarta Selatan. Timur mengatakan bahwa Kunarto adalah sosok yang patut diteladani anggota Polri.

“Beliau adalah sosok yang patut diteladani, baik kesederhanaannya, komitmennya, dan pengabdiannya. Saya kira kami semua menteladaninya,”katanya.

Acara pemakaman dihadiri ratusan pejabat Polri dan jenderal-jenderal aktif dari berbagai kesatuan. Mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Farouk Muhammad yang hadir dalam prosesi pemakaman, menilai Kunarto sangat mengayomi anak buah.

Menurut Farouk, gelar Profesor yang kini disandangnya tak terlepas dari kontribusi Kunarto saat menjabat Kapolri. Sebab, Farouk bisa mendapatkan gelar doktor, karena disekolahkan Kunarto.

Upacara pemakaman almarhum Kunarto dilaksanakan secara kedinasan dan militer. Almarhum Kunarto meninggal pagi tadi pada jam 03.30 WIB di RS Internasional Surabaya. Ia meninggal di usia 71 tahun akibat sakit kanker yang telah ia derita sejak lama.  Kunarto menduduki jabatan Kapolri sejak tahun 1991 hingga 1993. Pada masa hidupnya, ia juga pernah dipercaya sebagai ajudan almarhum Presiden Soeharto.

Jasad almarhum diterbangkan dari Bandara Juanda pada pukul 10.55 WIB dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 311. Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, prosesi serah terima jasad almarhum dipimpin Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan, Komisaris Jenderal Imam Sujarwo. Kunarto menjabat Kapolri pada 20 Februari 1991 hingga 5 April 1993. Selepas dari jabatan Kapolri, dia tetap mendapat kepercayaan dari pemerintah, di antaranya sebagai Wakil Ketua BPKP saat ketuanya dipegang oleh JB Sumarlin hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bojonegoro.(rdl/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/