26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Dua Calhaj Madina Dirawat di Makkah

Calhaj Embarkasih Medan (foto-sumutpos/Sutan Siregar)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjelang puncak haji, sejumlah jamaah Indonesia masih di rawat di berbagai rumah sakit Arab Saudi. Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan sejumlah antisipasi mengenai proses berhaji para jamaah tersebut.

Sejauh ini, hingga Rabu (8/8), dua jamaah asal Mandailing Natal atas nama Marhanuddin dan Mahyuddin dirawat di KKHI Makkah, karena menderita sakit. Menurut petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), Marhanuddin di diagnosa vertigo dan hipertensi, sedangkan Mahyuddin didiagnosa bronchitis.

“Kondisi jamaah sudah mengalami kemajuan dan semakin membaik, namun dokter spesialis yang merawat, belum memperkenankan mereka kembali bergabung dengan jamaah lainnya di hotel, karena harus menjalani perawatan dan pengobatan hingga jemaah sakit benar-benar fit dan sehat,” kata dr Emmy Evawani melalui Koordinator Humas PPIH Embarkasi Medan, Imam Mukhair, Rabu (8/8).

Menurut Emmy, secara keseluruhan jamaah haji Mandailing Natal yang lebih 65 persen dalam kondisi resiko tinggi (RISTI), dalam keadaan sehat, dan memang ada beberapa jamaah yang terserang flu, batuk, pegal-pegal, pusing dan juga mengalami kelelahan yang kemungkinan disebabkan kondisi cuaca yang sangat panas, dan kurangnya asupan mengkonsumsi air.

“Kami tidak bosan-bosannya mengingatkan para jemaah untuk memakai masker dan water spray (semprotan air) pada wajah pada saat di luar ruangan, minum air zamzam per satu jam, istirahat yang cukup, karena ini sangat dianjurkan dan membantu menjaga kesehatan jemaah,” katanya.

Sementara katanya, tim dokter disana berpesan kepada para jemaah, yang kondisinya kurang sehat untuk tidak memaksakan diri beribadah ke Masjidil Haram.

Sedangkan Ketua Kloter Ikhwan Siddiqi saat membesuk jamaah sakit tak lupa memimpin doa, berharap kepada para jamaah lain dan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal agar mendoakan kedua jamaah yang sakit ini, diberikan kesehatan agar dapat berkumpul dengan jemaah yang lain di pemondokan hotel di Mahbas Jin.

Sementara Dirjen Kantor Urusan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali, jamaah yang tengah dirawat itu akan terus dipantau keadaannya. Yang dinyatakan masih layak akan diikutkan safari wuquf pada puncak haji nanti.

Para jamaah yang dinilai masih kuat akan diberangkatkan dengan bus-bus berisi alat-alat penopang kesehatan yang disiapkan tim kesehatan. Mereka akan melaksanakan wuquf di Arafah dalam waktu yang lebih singkat dan pendampingan kesehatan melekat.

“Jika memang ada rekomendasi dari kesehatan bagi pasien yang dirawat, di sana ada fasilitas safari wukuf. Jika oksigennya tidak bisa dilepas maka bisa dibadalkan,” kata Nizar saat melepas jamaah dari Madinah, Selasa (7/8).

Sementara jamaah yang tak memenuhi syarat kesehatan akan dibadalkan hajinya. Para petugas dan tenaga pendukung yang telah melaksanakan ibadah hajinya yang akan melalsanakan badal haji bagi jamaah yang dirawat tersebut. Biaya badal haji bagi pasien yang dirawat akan dibebankan pada pihak penyelenggara ibadah haji. Dasar melaksanakan badal haji adalah penilaian medis bahwa pasien tidak bisa mengikuti safari wukuf. Selain itu, kata dia, pasien yang mengalami gangguan jiwa juga hajinya bisa digantikan orang lain.

 

Tiga Calhaj Tunda Keberangkatan

Sementara, tiga calhaj dari Kloter 17 terpaksa ditunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Ketiga calhaj masing-masing, Nismar Muhammad Nasri bin Muhammad Nasri Daulay (34) asal Manambin Kotanopan Kabupaten Madina, Asrina Laura Marbun binti Laman Marbun (66) asal Sibolga dan Syapria Hanum Hasibuan binti Abdul Azis (50) asal Labuhanbatu.

Koordinator Humas PPIH Embarkasi Medan, Imam Mukhair mengatakan, ketiga calhaj itu ditunda keberangkatan lantaran masalah privasi. “Masalah privasi. Yang jelas bukan karena sakit,” ucapnya.

Sementara itu, dua orang calhaj dari kloter 16 asal Labura, ikut bergabung dalam rombongan kloter 17 berangkat ke Tanah Suci. Kedua calhaj tersebut, yakni Nurjani Abdul Rani Siagian binti H Abdul Rani (64) dan Nurimah Abdurrahman Sunda binti Abdurrahman (73). “Dua calhaj asal Labura dari kloter 16 berangkat di kloter 17, karna ada yang kosong,” kata Imam.

Sebagaimana diketahui, kloter 17 sebanyak 386 akan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis (9/8) dinihari.(man)

Calhaj Embarkasih Medan (foto-sumutpos/Sutan Siregar)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjelang puncak haji, sejumlah jamaah Indonesia masih di rawat di berbagai rumah sakit Arab Saudi. Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan sejumlah antisipasi mengenai proses berhaji para jamaah tersebut.

Sejauh ini, hingga Rabu (8/8), dua jamaah asal Mandailing Natal atas nama Marhanuddin dan Mahyuddin dirawat di KKHI Makkah, karena menderita sakit. Menurut petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), Marhanuddin di diagnosa vertigo dan hipertensi, sedangkan Mahyuddin didiagnosa bronchitis.

“Kondisi jamaah sudah mengalami kemajuan dan semakin membaik, namun dokter spesialis yang merawat, belum memperkenankan mereka kembali bergabung dengan jamaah lainnya di hotel, karena harus menjalani perawatan dan pengobatan hingga jemaah sakit benar-benar fit dan sehat,” kata dr Emmy Evawani melalui Koordinator Humas PPIH Embarkasi Medan, Imam Mukhair, Rabu (8/8).

Menurut Emmy, secara keseluruhan jamaah haji Mandailing Natal yang lebih 65 persen dalam kondisi resiko tinggi (RISTI), dalam keadaan sehat, dan memang ada beberapa jamaah yang terserang flu, batuk, pegal-pegal, pusing dan juga mengalami kelelahan yang kemungkinan disebabkan kondisi cuaca yang sangat panas, dan kurangnya asupan mengkonsumsi air.

“Kami tidak bosan-bosannya mengingatkan para jemaah untuk memakai masker dan water spray (semprotan air) pada wajah pada saat di luar ruangan, minum air zamzam per satu jam, istirahat yang cukup, karena ini sangat dianjurkan dan membantu menjaga kesehatan jemaah,” katanya.

Sementara katanya, tim dokter disana berpesan kepada para jemaah, yang kondisinya kurang sehat untuk tidak memaksakan diri beribadah ke Masjidil Haram.

Sedangkan Ketua Kloter Ikhwan Siddiqi saat membesuk jamaah sakit tak lupa memimpin doa, berharap kepada para jamaah lain dan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal agar mendoakan kedua jamaah yang sakit ini, diberikan kesehatan agar dapat berkumpul dengan jemaah yang lain di pemondokan hotel di Mahbas Jin.

Sementara Dirjen Kantor Urusan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali, jamaah yang tengah dirawat itu akan terus dipantau keadaannya. Yang dinyatakan masih layak akan diikutkan safari wuquf pada puncak haji nanti.

Para jamaah yang dinilai masih kuat akan diberangkatkan dengan bus-bus berisi alat-alat penopang kesehatan yang disiapkan tim kesehatan. Mereka akan melaksanakan wuquf di Arafah dalam waktu yang lebih singkat dan pendampingan kesehatan melekat.

“Jika memang ada rekomendasi dari kesehatan bagi pasien yang dirawat, di sana ada fasilitas safari wukuf. Jika oksigennya tidak bisa dilepas maka bisa dibadalkan,” kata Nizar saat melepas jamaah dari Madinah, Selasa (7/8).

Sementara jamaah yang tak memenuhi syarat kesehatan akan dibadalkan hajinya. Para petugas dan tenaga pendukung yang telah melaksanakan ibadah hajinya yang akan melalsanakan badal haji bagi jamaah yang dirawat tersebut. Biaya badal haji bagi pasien yang dirawat akan dibebankan pada pihak penyelenggara ibadah haji. Dasar melaksanakan badal haji adalah penilaian medis bahwa pasien tidak bisa mengikuti safari wukuf. Selain itu, kata dia, pasien yang mengalami gangguan jiwa juga hajinya bisa digantikan orang lain.

 

Tiga Calhaj Tunda Keberangkatan

Sementara, tiga calhaj dari Kloter 17 terpaksa ditunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Ketiga calhaj masing-masing, Nismar Muhammad Nasri bin Muhammad Nasri Daulay (34) asal Manambin Kotanopan Kabupaten Madina, Asrina Laura Marbun binti Laman Marbun (66) asal Sibolga dan Syapria Hanum Hasibuan binti Abdul Azis (50) asal Labuhanbatu.

Koordinator Humas PPIH Embarkasi Medan, Imam Mukhair mengatakan, ketiga calhaj itu ditunda keberangkatan lantaran masalah privasi. “Masalah privasi. Yang jelas bukan karena sakit,” ucapnya.

Sementara itu, dua orang calhaj dari kloter 16 asal Labura, ikut bergabung dalam rombongan kloter 17 berangkat ke Tanah Suci. Kedua calhaj tersebut, yakni Nurjani Abdul Rani Siagian binti H Abdul Rani (64) dan Nurimah Abdurrahman Sunda binti Abdurrahman (73). “Dua calhaj asal Labura dari kloter 16 berangkat di kloter 17, karna ada yang kosong,” kata Imam.

Sebagaimana diketahui, kloter 17 sebanyak 386 akan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis (9/8) dinihari.(man)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/