MEDAN,SUMUTPOS.CO – Hampir sepuluh tahun, pameran buku di Kota Medan, Sumatera Utara tidak pernah diselenggarakan lagi oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Padahal sebagai ibukota Provinsi Sumut, Kota Medan memiliki pasar potensial untuk suksesi kegiatan tersebut.
Dengan segala dinamika, tantangan dan kondisi yang dihadapi selama rentang waktu yang lama tersebut, IKAPI kembali hadir dalam acara bertajuk Pameran Buku Budaya dan Teknologi di halaman Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Sumut, Jalan Brigjend Katamso Medan, Sabtu (22/9).
Pameran yang menghadirkan 115 penerbit buku se-Indonesia itu, memasang ‘tagline’ semangat baru; Rakyat Membaca, Sumut Bermartabat.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang hadir dan membuka langsung kegiatan pameran buku, memberi apresiasi positif. Dirinya menyambut baik pameran buku yang difasilitasi Pemprovsu melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Bahkan menurutnya, tidak harus setahun sekali diadakan, kalau bisa digelar sesering mungkin agar menarik orang untuk membaca. “Bila perlu 3 bulan sekali, sebulan sekali, kenapa tidak,” ucap Edy.
Saat memberi sambutan di hadapan Sekretaris Utama Dewan Perpustakaan Nasional RI, Sri Sumekar, Sekdaprovsu R Sabrina, Kepala DPAD Provsu, Ferlin Nainggolan dan Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina, Edy mengungkapkan mahalnya harga buku masih menjadi kendala meningkatkan minat baca masyarakat.
Karena itu perlu dicarikan solusi, apakah harga buku yang diturunkan atau dilakukan subsidi dari pemerintah. “Rakyat Indonesia khususnya Sumut memiliki minat baca yang besar, tapi tidak sanggup mendapatkan buku bacaan. Kalau bisa kegiatan seperti ini menjadi kalender tahunan kita,” katanya.
Dirinya juga akan melakukan evaluasi dan mempelajari hal-hal yang bisa dilakukan terkait dengan harga buku. “Nanti kita akan pelajari, kalau kita bisa turunkan harga buku, ya kita turunkan, tapi tidak boleh penulis dan penerbit dirugikan,” ujar Edy.
Ferlin Nainggolan merespon positif harapan gubernur terkait pelaksanaan pemeran buku yang bisa dilakukan per triwulan sekali. “Kami akan ajak IKAPI dan stakeholder terkait lainnya untuk membahas ini. Namun yang pasti kegiatan tersebut akan menjadi agenda tahunan. Kalaupun gak bisa enam bulan sekali, setahun sekali akan kita lakukan. Apalagi pameran seperti ini sudah berhenti selama sembilan tahun,” katanya.
Menurutnya menjadikan pameran buku sebagai kalender tahunan Pemprovsu seperti harapan gubernur adalah pekerjaan rumah tersendiri bagi pihaknya. Terlebih Sumut sudah menjadi sebagai salah satu Provinsi Literasi.
“Ya, ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita dalam menyahuti harapan beliau. Termasuk nantinya akan kita perbaiki infrastruktur yang ada agar pengunjung atau masyarakat lebih nyaman membaca buku di perpustakaan kita,” ujar Ferlin menambahkan mengenai harga buku yang terjangkau sehingga dapat dibeli masyarakat, pihaknya akan buat program dan dilaporkan kepada gubernur.
Rosidayati Rozalina mengatakan Sumut telah sembilan tahun tidak mengadakan pameran buku. “Tahun ini adalah kesempatan baru, untuk memberikan semangat baru agar gemar membaca dan menggelar pameran buku setiap tahun,” katanya.
Pameran buku, kata dia, bertujuan meningkatkan minat baca dan sebagai ajang penjualan dan promosi buku terbaru. “Tentu ada buku yang diberi diskon hingga 70%, yang akan menarik minat masyarakat,” katanya.
Masyarakat yang gemar membaca akan membuat negara maju. Karena itu, menurut Rosidayati, pemerintah perlu memfasilitasi pameran buku. “Kami (penerbit) hanya bisa menunjang, tanpa bantuan pemerintah untuk mengerahkan atau mengajak masayarakat datang ke pameran buku akan percuma,” ujarnya.
Pameran yang diikuti sedikitnya 115 penerbit buku dari pulau Jawa dan Sumut itu akan berlangsung 22-26 September 2018. Selain pameran, kegiatan dirangkai dengan lomba menggambar dan mewarnai untuk anak sekolah dasar dan SMP. “Jadi tunggu apalagi, ayo datang ke pameran dan berbelanja buku di sini,” pungkas Rosidayati. (*)