26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Evakuasi Terhalang Lumpur & Hujan Deras

istimewa for sumut pos
TINJAU: Kapolres Nias Selatan AKBP Faisal Napitupulu turun ke lokasi longsor di Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Minggu (11/11). Tujuh orang dalam satu keluarga tertimbun longsor.

TELUK DALAM, SUMUTPOS.CO – Evakuasi terhadap enam korban longsor di Dusun Dua, Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara (Sumut), dilanjutkan kemarin. Petugas gabungan terus berjibaku dengan lumpur dan hujan deras.

Cuaca buruk yang melanda kawasan pegunungan membuat petugas kesulitan Setelah bersusah payah, petugas berhasil mengevakuasi jenazah korban kedua atas nama Gustiayu Putri Hulu(5), yang ditemukan di aliran sungai.

“Saat ini pencarian dihentikan sementara karena hujan deras,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Nias, Tonggor Gultom, Senin (12/11).

Selain cuaca, tim gabungan yang melakukan proses evakuasi juga terkendala akses menuju ke lokasi. Di mana, lokasi kejadian sangat sulit dijangkau. Petugas harus menembus jalanan berlumpur sedalam sekitar 50 cm.

Kondisi ini juga yang membuat alat berat tidak bisa masuk. Apalagi jalan menuju ke sana bergelombang. ”Menuju desa itu kanan kirinya juga jurang. Kita masih mencari cara lain,” ungkapnya.

Karena alat berat tidak bisa masuk, petugas melakukan pencarian dengan menyisir kawasan longsor. Pembersihan material dilakukan dengan cara manual.  “Kita sangat hati-hati. Karena kita menghitung ada potensi longsor susulan. Apalagi saat hujan deras,” ujarnya.

Senada dengan Basarnas Nias, Ketua Regu SAR Nias, Antonius Salam, mengatakan tim SAR yang diterjunkan masih menggunakan alat manual, cangkol dan sekop. Cara itu dilakukan karena sulitnya alat berat memasuki wilayah terdampak yang sempit dan berlumpur.

“Hari ini tim Rescue SAR gabungan bekerja secara manual. Alat berat atau eskavator masih berada di Kecamatan Gomo, sekitar 8 kilometer dari lokasi bencana. Alat berat terhalang bebatuan, jalanan sempit dan berlumpur dengan kedalaman sekitar 50 centimeter,” tutur Antonius.

Ia mengatakan, tim Rescue SAR gabungan BASARNAS, TNI, POLRI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nisel dan Masyarakat, masih bekerja melakukan pencarian korban secara manual, di titik yang diperkirakan keberadaan korban.

Sebelumnya, tujuh orang dilaporkan tertimbun longsor yang terjadi Sabtu (10/11) sekira pukul 08.45 WIB. Hingga kemarin, baru dua yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah korban pertama atas nama Kristofen Hulu, ditemukan Minggu (11/11). Korban kedua atas nama Gustiayu Putri Hulu (5) ditemukan Senin (12/11) sore.

Ketujuh korban meninggal dunia akibat tertimbun longsor yakni Setiamas Hulu (perempuan/30 tahun), Aristina Laia (P/33), Kristopen Hulu (laki-laki/4), Darman Hulu (L/7), Rei Jaya Hulu (L/3), Gustiayu Putri Hulu (P/5) dan Noverman Hulu (L/2).

istimewa for sumut pos
TINJAU: Kapolres Nias Selatan AKBP Faisal Napitupulu turun ke lokasi longsor di Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Minggu (11/11). Tujuh orang dalam satu keluarga tertimbun longsor.

TELUK DALAM, SUMUTPOS.CO – Evakuasi terhadap enam korban longsor di Dusun Dua, Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara (Sumut), dilanjutkan kemarin. Petugas gabungan terus berjibaku dengan lumpur dan hujan deras.

Cuaca buruk yang melanda kawasan pegunungan membuat petugas kesulitan Setelah bersusah payah, petugas berhasil mengevakuasi jenazah korban kedua atas nama Gustiayu Putri Hulu(5), yang ditemukan di aliran sungai.

“Saat ini pencarian dihentikan sementara karena hujan deras,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Nias, Tonggor Gultom, Senin (12/11).

Selain cuaca, tim gabungan yang melakukan proses evakuasi juga terkendala akses menuju ke lokasi. Di mana, lokasi kejadian sangat sulit dijangkau. Petugas harus menembus jalanan berlumpur sedalam sekitar 50 cm.

Kondisi ini juga yang membuat alat berat tidak bisa masuk. Apalagi jalan menuju ke sana bergelombang. ”Menuju desa itu kanan kirinya juga jurang. Kita masih mencari cara lain,” ungkapnya.

Karena alat berat tidak bisa masuk, petugas melakukan pencarian dengan menyisir kawasan longsor. Pembersihan material dilakukan dengan cara manual.  “Kita sangat hati-hati. Karena kita menghitung ada potensi longsor susulan. Apalagi saat hujan deras,” ujarnya.

Senada dengan Basarnas Nias, Ketua Regu SAR Nias, Antonius Salam, mengatakan tim SAR yang diterjunkan masih menggunakan alat manual, cangkol dan sekop. Cara itu dilakukan karena sulitnya alat berat memasuki wilayah terdampak yang sempit dan berlumpur.

“Hari ini tim Rescue SAR gabungan bekerja secara manual. Alat berat atau eskavator masih berada di Kecamatan Gomo, sekitar 8 kilometer dari lokasi bencana. Alat berat terhalang bebatuan, jalanan sempit dan berlumpur dengan kedalaman sekitar 50 centimeter,” tutur Antonius.

Ia mengatakan, tim Rescue SAR gabungan BASARNAS, TNI, POLRI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nisel dan Masyarakat, masih bekerja melakukan pencarian korban secara manual, di titik yang diperkirakan keberadaan korban.

Sebelumnya, tujuh orang dilaporkan tertimbun longsor yang terjadi Sabtu (10/11) sekira pukul 08.45 WIB. Hingga kemarin, baru dua yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah korban pertama atas nama Kristofen Hulu, ditemukan Minggu (11/11). Korban kedua atas nama Gustiayu Putri Hulu (5) ditemukan Senin (12/11) sore.

Ketujuh korban meninggal dunia akibat tertimbun longsor yakni Setiamas Hulu (perempuan/30 tahun), Aristina Laia (P/33), Kristopen Hulu (laki-laki/4), Darman Hulu (L/7), Rei Jaya Hulu (L/3), Gustiayu Putri Hulu (P/5) dan Noverman Hulu (L/2).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/