MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menghadapi arus mudik Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre 1 Sumut menyiapkan 30 unit lokomotif dan 76 unit kereta api untuk melayani masyarakat di Sumut dalam melakukan perjalanan mudik.
Manager Humas PT KAI Divre 1 Sumut, Ilud Siregar mengatakan, pihaknya juga menyiapkan 4 unit kereta cadangan. Sementara untuk jumlah Kerata Api (KA), tahun ini KAI menyiapkan 16 perjalanan KA reguler, 42 perjalanan KA Bandara dan lokal 24 perjalanan serta 8 perjalanan KA Perintis Cut Meutia. “Ini untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini. Tahun ini diprediksikan akan terjadi peningkatkan jumlah penumpang 4 persen dari tahun sebelumnya,” jelas Ilud kepada wartawan di Stasiun Besar Kota Medan, Senin (10/12) siang.
Ilud mengungkapkan, sehingga total jumlah KA yang siap melayani masyarakat pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru sebanyak 90 perjalanan melayani arus mudik untuk masyarakat. Sedangkan, arus mudik Natal dan Tahun Baru berlangsung 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019.
“Kita juga telah menyiapkan sarana, prasarana, dan SDM untuk mendukung kelancaran Pelaksanaan angkutan Natal dan Tahun Baru seperti tahun-tahun sebelumnya tahun ini. Masa angkutan Natal dan Tahun Baru ditetapkan selama 18 hari,” tutur Ilud.
Ilud mengatakan volume penumpang selama 18 hari masa angkutan Natam diprediksi meningkat sebesar 4 persen atau 17.556 penumpang dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu sebanyak 16.788 penumpang.
“Sejumlah pegawai KAI dimaksimalkan untuk membantu kelancaran pelayanan di stasiun-stasiun dan tidak diperkenankan mengambil cuti tahunan,” kata Ilud.
Guna memberikan rasa aman bagi pengguna jasa KA, Ilud menjelaskan selama angkutan Natal dan Tahun Baru, PT KAI menyiapkan 279 personel keamanan yang terdiri dari 73 personel Polsuska, 206 personel security, dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyak 38 personel.
“Personel keamanan tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya sepeiti dipo lokomotif dan kereta,” paparnya.
Dari aspek prasarana, seperti tahun-tahun sebelumnya, KAI bersiap siaga untuk daerah-daerah rawan bencana alam. KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS). Antara lain, berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel di titik-titik yang telah ditentukan.
Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga Flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra. dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat peljalanan KA.
“Total sebanyak 208 petugas disiagakan dengan rincian 66 Personel PPJ Ekstra, 109 personel PJL Ekstra, dan 33 personel Posko daerah rawan,” papar Ilud.
Meskipun jumlah PJL ditingkatkan, PT KAI dengan tegas mengimbau kepada selumh masyarakat pengguna jalan untuk tetap mematuhi rambu-rambu di pelintasan sebidang. UU N0 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) yang menyebutkan bahwa perjalanan KA mendapat prioritas di jalur yang bersinggungan dengan jalan raya.(gus/ila)