26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Surveyor JCI Kembali Nilai RSUP H Adam Malik

file/sumutpos
ADAM MALIK: Gedung RSUH Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Surveyor Joint Commission International (JCI), Nathan Erteschik MD dan Alissa Peacock MHA, CPHQ kembali mendatangi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Selasa (8/1) pagi.

Kedua surveyor asal Amerika Serikat itu, akan melakukan penilaian di Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan RI itu selama 4 hari, dalam rangka akreditasi JCI terhadap RSUP H Adam Malik.

Kedua Surveyor itu akan melakukan telusur dokumen dan lapangan. Lalu meninjau unit-unit pelayanan di RSUP H Adam Malik seperti Instalasi Gawat Darurat (IGD), Pusat Jantung Terpadu (PJT), Ruang Rawat Inap Terpadu, Laboratorium, Instalasi Gizi, Unit Transfusi Darah, Radiologi, dan lain sebagainya. Begitu juga wawancara dengan para penanggung jawab layanan di RSUP H Adam Malik, akan dilakukan oleh kedua Surveyor itu.

Direktur Utama RSUP H Adam Malik, Bambang Prabowo dalam sambutannya mengatakan, Akreditasi JCI merupakan sebuah upaya yang dilakukan RSUP H Adam Malik dalam memenuhi standar pelayanan guna meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkesinambungan.

Disebutnya, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi standar-standar akreditasi internasional selama beberapa tahun terakhir. “Oleh karena itu kiya berharap semoga membuahkan hasil menggembirakan,” ungkapnya sebelum memulai presentasi di hadapan para surveyor JCI tentang langkah perbaikan yang sudah dilakukan berdasarkan hasil survey sebelumnya.

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak MIKom mengatakan, RS Adam Malik telah 8 tahun berusaha memperoleh akreditasi JCI. (ain/ila)

Bahkan pihaknya telah mengeluarkan biaya mencapai miliaran Rupiah dari tahun 2011 sampai saat ini dalam rangka memperbaiki standar dan kualitas pelayanan. Dana tersebut juga dari pendapatan rumah sakit.

“Apabila masyarakat menilai masih ada kekurangan dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUP H Adam Malik, maka akreditasi JCI merupakan salah satu upaya perbaikan yang dilakukan rumah sakit untuk memperbaiki kualitas pelayanan. Upaya ini menurut kami seharusnya mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat, “ ujarnya.

Ocha menyebut kali ini yang akan dinilai adalah 67 item yang pada penilaian sebelumnya, disarankan untuk dilengkapi dan dibenahi. Dijelaskan Ocha pada penilaian sebelumnya, ada sekitar 1000 lebih item yang dinilai, dari semuanya, ada 67 yang tidak mendapat nilai dan diminta untuk dibenahi dan dilengkapi.

Diakui Ocha, dari 67 item itu, sebahagian besar terkait fasilitas seperti jalur evakuasi dan tidak boleh ada pintu berhadapan dengan tangga. Karena pihak JCI menyadari RSUP H Adam Malik merupakan Rumah Sakit Pemerintah sehingga dalam membenahi membutuhkan waktu karena terkait penggunaan anggaran negara, maka pihaknya diberi waktu 4 bulan.

Begitu juga dengan beberapa alat kesehatan yang dinilai harus ditambah, diakui Ocha pihaknya harus mengadakan kembali dan menunggu karena menggunakan anggaran negara.

“Selain itu ada juga perbaikan dengan SDM. Namun itu kemarin hanya beberapa sertifikat yang belum sempat diberikan ke bagian SDM sehingga saat penilaian Tim mendapat beberapa pegawai yang tidak ada sertifikatnya terkait profesi, “ pungkas Ocha. (ain/ila)

file/sumutpos
ADAM MALIK: Gedung RSUH Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Surveyor Joint Commission International (JCI), Nathan Erteschik MD dan Alissa Peacock MHA, CPHQ kembali mendatangi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Selasa (8/1) pagi.

Kedua surveyor asal Amerika Serikat itu, akan melakukan penilaian di Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan RI itu selama 4 hari, dalam rangka akreditasi JCI terhadap RSUP H Adam Malik.

Kedua Surveyor itu akan melakukan telusur dokumen dan lapangan. Lalu meninjau unit-unit pelayanan di RSUP H Adam Malik seperti Instalasi Gawat Darurat (IGD), Pusat Jantung Terpadu (PJT), Ruang Rawat Inap Terpadu, Laboratorium, Instalasi Gizi, Unit Transfusi Darah, Radiologi, dan lain sebagainya. Begitu juga wawancara dengan para penanggung jawab layanan di RSUP H Adam Malik, akan dilakukan oleh kedua Surveyor itu.

Direktur Utama RSUP H Adam Malik, Bambang Prabowo dalam sambutannya mengatakan, Akreditasi JCI merupakan sebuah upaya yang dilakukan RSUP H Adam Malik dalam memenuhi standar pelayanan guna meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkesinambungan.

Disebutnya, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi standar-standar akreditasi internasional selama beberapa tahun terakhir. “Oleh karena itu kiya berharap semoga membuahkan hasil menggembirakan,” ungkapnya sebelum memulai presentasi di hadapan para surveyor JCI tentang langkah perbaikan yang sudah dilakukan berdasarkan hasil survey sebelumnya.

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak MIKom mengatakan, RS Adam Malik telah 8 tahun berusaha memperoleh akreditasi JCI. (ain/ila)

Bahkan pihaknya telah mengeluarkan biaya mencapai miliaran Rupiah dari tahun 2011 sampai saat ini dalam rangka memperbaiki standar dan kualitas pelayanan. Dana tersebut juga dari pendapatan rumah sakit.

“Apabila masyarakat menilai masih ada kekurangan dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUP H Adam Malik, maka akreditasi JCI merupakan salah satu upaya perbaikan yang dilakukan rumah sakit untuk memperbaiki kualitas pelayanan. Upaya ini menurut kami seharusnya mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat, “ ujarnya.

Ocha menyebut kali ini yang akan dinilai adalah 67 item yang pada penilaian sebelumnya, disarankan untuk dilengkapi dan dibenahi. Dijelaskan Ocha pada penilaian sebelumnya, ada sekitar 1000 lebih item yang dinilai, dari semuanya, ada 67 yang tidak mendapat nilai dan diminta untuk dibenahi dan dilengkapi.

Diakui Ocha, dari 67 item itu, sebahagian besar terkait fasilitas seperti jalur evakuasi dan tidak boleh ada pintu berhadapan dengan tangga. Karena pihak JCI menyadari RSUP H Adam Malik merupakan Rumah Sakit Pemerintah sehingga dalam membenahi membutuhkan waktu karena terkait penggunaan anggaran negara, maka pihaknya diberi waktu 4 bulan.

Begitu juga dengan beberapa alat kesehatan yang dinilai harus ditambah, diakui Ocha pihaknya harus mengadakan kembali dan menunggu karena menggunakan anggaran negara.

“Selain itu ada juga perbaikan dengan SDM. Namun itu kemarin hanya beberapa sertifikat yang belum sempat diberikan ke bagian SDM sehingga saat penilaian Tim mendapat beberapa pegawai yang tidak ada sertifikatnya terkait profesi, “ pungkas Ocha. (ain/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/