29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Proyek Jalan Provinsi Tak Kunjung Selesai, Warga Desak Kepala UPT Gunungsitoli Mundur

ADITIA LAOLI/SUMUT POS
Unjukrasa:Puluhan warga Desa Lolofaoso Lalai dan Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias, bersama Ormas MAHKOTA berunjukrasa di halaman kantor UPT Gunungsitoli, dinas bina marga dan bina konstruksi Provinsi Sumatera Utara, Jalan Sudirman, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli. Selasa (12/2).

NIAS, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga Desa Lolofaoso Lalai dan Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias bersama Masyarakat Hukum Anti Korupsi Tano Niha (MAHKOTA) Kepulauan Nias berunjukrasa ke Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gunungsitoli, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara, Jalan Sudirman, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli.

Mereka yang mewakili masyarakat dua desa ini, mengeluhkan pembangunan ruas jalan provinsi di Desa Fulolo Lalai dan Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, yang tak kunjung selesai dikerjakan. Akibatnya, banyak warga terserang gangguan pernafasan karena setiap hari menghirup debu.

Dalam orasinya, mereka menuntut pihak UPT Gunungsitoli Bina Marga dan Bina Konstruksi Provsu untuk bertanggungjawab, atas kerugian materil maupun moril. Selain terkena ispa, juga merugikan perekonomian masyarakat sekitar.

Warga yang selama ini menggantungkan hidupnya dari usaha warung nasi dan kedai kopi. terpaksa tutup akibat debu yang berterbangan hingga menempel pada dinding rumah-rumah warga.

“Ruas jalan provinsi ini dibangun tahun anggaran 2018, mengapa sampai sekarang tak kunjung selesai. Ekuator Daeli selaku Kepala UPT Gunungsitoli harus bertanggungjawab, kalau tak mampu mundur sajalah, masyarakat sudah cukup men derita”,teriak Analisman Zalukhu, selaku pimpinan aksi, Selasa (12/2).

Dalam orasinya, massa meminta pihak UPT Gunungsitoli segera melakukan penanggulangan dini atas debu tanah yang ditimbulkan saat pembangunan jalan Provinsi di Desa Lolofaoso Lalai dan Fadoro Hunogoa. Kemudian, warga juga menuntut UPT Gunungsitoli bertanggungjawab atas kerugian, baik bersifat materil maupun immateril yang dialami warga karna kelalaian kepala UPT Gunungsitoli.

Menurut pimpinan aksi, selain ruas jalan provinsi yang tak kunjung selesai dikerjakan, dan kini berdampak menimbulkan wabah penyakit terhadap warga sekitar.

Warga juga menduga adanya penyimpangan pengelolaan anggaran pemeliharaan rutin ruas jalan provinsi se-kepulauan Nias tahun anggaran 2018 senilai Rp10 miliar lebih tersebut.

“Patut kita duga jika dana sebesar itu telah disalahgunakan. Sebab setelah kita mengelilingi ruas jalan provinsi di kepulauan nias, faktanya terdapat sejumlah titik ruas jalan yang tidak dipelihara, terabaikan, dan yang jelas tidak terurus sehingga berpotensi mengancam keselamatan pengendara”,ungkapnya.

Pantauan di lokasi, puluhan warga dari dua desa tersebut terlihat kecewa. Sebab keinginan mereka untuk menemui Kepala UPTJJ Gunungsitoli, Ekuator Daeli untuk mendengar jawaban atas keluhan mereka tidak terpenuhi. Pegawai UPT Gunungsitoli yang menemui warga mengaku atasannya Ekuator Daeli sedang menjalankan tugas di Medan.

Setelah berorasi lebih dari satu jam, warga pun membubarkan diri dengan tertib. Pernyataan sikap dan tuntutan aksi pun tidak diserahkan kepada staf yang mewakili Ekuator, masyarakat berencana dalam waktu dekat akan langsung menyampaikannya kepada Gubernur Sumatera Utara, di Medan. Aksi warga inipun berlangsung tertib dengan pengawalan puluhan personil Polres Nias. (mag-5/han)

ADITIA LAOLI/SUMUT POS
Unjukrasa:Puluhan warga Desa Lolofaoso Lalai dan Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias, bersama Ormas MAHKOTA berunjukrasa di halaman kantor UPT Gunungsitoli, dinas bina marga dan bina konstruksi Provinsi Sumatera Utara, Jalan Sudirman, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli. Selasa (12/2).

NIAS, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga Desa Lolofaoso Lalai dan Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias bersama Masyarakat Hukum Anti Korupsi Tano Niha (MAHKOTA) Kepulauan Nias berunjukrasa ke Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gunungsitoli, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara, Jalan Sudirman, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli.

Mereka yang mewakili masyarakat dua desa ini, mengeluhkan pembangunan ruas jalan provinsi di Desa Fulolo Lalai dan Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, yang tak kunjung selesai dikerjakan. Akibatnya, banyak warga terserang gangguan pernafasan karena setiap hari menghirup debu.

Dalam orasinya, mereka menuntut pihak UPT Gunungsitoli Bina Marga dan Bina Konstruksi Provsu untuk bertanggungjawab, atas kerugian materil maupun moril. Selain terkena ispa, juga merugikan perekonomian masyarakat sekitar.

Warga yang selama ini menggantungkan hidupnya dari usaha warung nasi dan kedai kopi. terpaksa tutup akibat debu yang berterbangan hingga menempel pada dinding rumah-rumah warga.

“Ruas jalan provinsi ini dibangun tahun anggaran 2018, mengapa sampai sekarang tak kunjung selesai. Ekuator Daeli selaku Kepala UPT Gunungsitoli harus bertanggungjawab, kalau tak mampu mundur sajalah, masyarakat sudah cukup men derita”,teriak Analisman Zalukhu, selaku pimpinan aksi, Selasa (12/2).

Dalam orasinya, massa meminta pihak UPT Gunungsitoli segera melakukan penanggulangan dini atas debu tanah yang ditimbulkan saat pembangunan jalan Provinsi di Desa Lolofaoso Lalai dan Fadoro Hunogoa. Kemudian, warga juga menuntut UPT Gunungsitoli bertanggungjawab atas kerugian, baik bersifat materil maupun immateril yang dialami warga karna kelalaian kepala UPT Gunungsitoli.

Menurut pimpinan aksi, selain ruas jalan provinsi yang tak kunjung selesai dikerjakan, dan kini berdampak menimbulkan wabah penyakit terhadap warga sekitar.

Warga juga menduga adanya penyimpangan pengelolaan anggaran pemeliharaan rutin ruas jalan provinsi se-kepulauan Nias tahun anggaran 2018 senilai Rp10 miliar lebih tersebut.

“Patut kita duga jika dana sebesar itu telah disalahgunakan. Sebab setelah kita mengelilingi ruas jalan provinsi di kepulauan nias, faktanya terdapat sejumlah titik ruas jalan yang tidak dipelihara, terabaikan, dan yang jelas tidak terurus sehingga berpotensi mengancam keselamatan pengendara”,ungkapnya.

Pantauan di lokasi, puluhan warga dari dua desa tersebut terlihat kecewa. Sebab keinginan mereka untuk menemui Kepala UPTJJ Gunungsitoli, Ekuator Daeli untuk mendengar jawaban atas keluhan mereka tidak terpenuhi. Pegawai UPT Gunungsitoli yang menemui warga mengaku atasannya Ekuator Daeli sedang menjalankan tugas di Medan.

Setelah berorasi lebih dari satu jam, warga pun membubarkan diri dengan tertib. Pernyataan sikap dan tuntutan aksi pun tidak diserahkan kepada staf yang mewakili Ekuator, masyarakat berencana dalam waktu dekat akan langsung menyampaikannya kepada Gubernur Sumatera Utara, di Medan. Aksi warga inipun berlangsung tertib dengan pengawalan puluhan personil Polres Nias. (mag-5/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/