30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Rupiah Terus Perkasa

Ilustrasi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menjelang rapat dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Rupiah menunjukan kekuatannya terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan mata uang pasar berkembang lainnya.

Analis Forex Time Lukman Otunuga mengatakan, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di bulan Februari setelah meningkatkan sebanyak enam kali dengan total kenaikan 175 bps di tahun 2018.

“Federal Reserve yang mengambil posisi sabar dan fleksibel memicu spekulasi penghentian kenaikan suku bunga AS tahun ini, sehingga BI mungkin sedikit lebih lega untuk memangkas suku bunga di kemudian hari,” ujarnya Rabu (20/2).

Secara umum, Lukman mengatakan, rupiah menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan terhadap Dolar sejak awal tahun dengan kenaikan 2,04 persen.

“Rupiah berpotensi terus menguat apabila keadaan ekonomi Indonesia yang semakin baik mendongkrak selera pasar terhadap mata uang domestik ini,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, diperkuat dengan aspek negosiasi dagang bahwa Tiongkok bersedia mengurangi surplus perdagangan dengan AS dengan cara meningkatkan pembelian barang dan jasa secara signifikan. “Ini terdengar seperti perkembangan positif, tapi mungkin tidak cukup untuk mengakhiri ketegangan dagang,” imbuhnya.

Topik penting dalam hal ini, menurutnya, adalah kekayaan intelektual, paksaan transfer teknologi, dan subsidi dari Tiongkok kepada perusahaan domestiknya.

“Semua topik itu sepertinya lebih rumit dari mengurangi defisit perdagangan. Tanpa perjanjian yang dapat dilaksanakan dengan baik, pasar tidak akan memberi respons positif,” ucapnya.

Lukman menyebut, sepertinya sengketa dagang ini masih jauh dari titik akhir. Komponen terpenting untuk mencapai kesepakatan adalah kepercayaan. “Walau optimisme dagang telah mendorong selera risiko selama beberapa pekan, namun sinyal dari berbagai bank sentral di seluruh dunia adalah faktor yang lebih penting terutama dari Federal Reserve,” tandasnya. (jpc/ram)

Ilustrasi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menjelang rapat dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Rupiah menunjukan kekuatannya terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan mata uang pasar berkembang lainnya.

Analis Forex Time Lukman Otunuga mengatakan, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di bulan Februari setelah meningkatkan sebanyak enam kali dengan total kenaikan 175 bps di tahun 2018.

“Federal Reserve yang mengambil posisi sabar dan fleksibel memicu spekulasi penghentian kenaikan suku bunga AS tahun ini, sehingga BI mungkin sedikit lebih lega untuk memangkas suku bunga di kemudian hari,” ujarnya Rabu (20/2).

Secara umum, Lukman mengatakan, rupiah menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan terhadap Dolar sejak awal tahun dengan kenaikan 2,04 persen.

“Rupiah berpotensi terus menguat apabila keadaan ekonomi Indonesia yang semakin baik mendongkrak selera pasar terhadap mata uang domestik ini,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, diperkuat dengan aspek negosiasi dagang bahwa Tiongkok bersedia mengurangi surplus perdagangan dengan AS dengan cara meningkatkan pembelian barang dan jasa secara signifikan. “Ini terdengar seperti perkembangan positif, tapi mungkin tidak cukup untuk mengakhiri ketegangan dagang,” imbuhnya.

Topik penting dalam hal ini, menurutnya, adalah kekayaan intelektual, paksaan transfer teknologi, dan subsidi dari Tiongkok kepada perusahaan domestiknya.

“Semua topik itu sepertinya lebih rumit dari mengurangi defisit perdagangan. Tanpa perjanjian yang dapat dilaksanakan dengan baik, pasar tidak akan memberi respons positif,” ucapnya.

Lukman menyebut, sepertinya sengketa dagang ini masih jauh dari titik akhir. Komponen terpenting untuk mencapai kesepakatan adalah kepercayaan. “Walau optimisme dagang telah mendorong selera risiko selama beberapa pekan, namun sinyal dari berbagai bank sentral di seluruh dunia adalah faktor yang lebih penting terutama dari Federal Reserve,” tandasnya. (jpc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/