32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Talk Show Zero Conflict Leader, Soekirman: Mediasi Atasi Konflik

SURYA/SUMUT POS
TALK SHOW: Bupati Ir H Soekirman menjadi narasumber pada acara Talk show Zero Conflict Leader yang diselenggarakan oleh Patron Institute, Jumat (22/2).

Dari luar, Kabupaten Sergai diberi penilaian sebagai daerah minim konflik. Bagaimana caranya mengelola daerah itu, sehingga minim konflik? Bagaimana pemimpin dapat meminimalisir dan mengelola konflik di daerah tersebut?

Demikian disampaikan Bupati Ir H Soekirman saat menjadi narasumber Talk show Zero Conflict Leader yang diselenggarakan oleh Patron Institute diAula Fakultas Dakwah dan Komikasi UIN Medan, Jumat (22/2).

Bupati Soekirman mengatakan, sebagai pelayan publik terkadang seorang Pejabat tidak boleh melakukan kesalahan, karena ketika ada di jalur publik, penilaian negatif akan lebih mudah muncul dibanding apresiasi atas hal positif.

“Untuk itu, kami sangat mengapresiasi penilaian yang diberikan oleh PATRON Institute kepada kami,”ujar Soekirman.

Menurut Soekirman, konflik bisa diminimalisir jika pemimpin selalu mengikuti aturan main atau ketentuan yang berlaku.

Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pembagian tugas dalam hal ini antara Bupati dan Wakil Bupati, jika mengikuti aturan dan batas kewenangan maka tidak akan terjadi konflik, katanya.

Dijelaskan Bupati Soekirman, pemimpin adalah mediator sehingga harus mampu memediasi jika ada potensi konflik yang mungkin terjadi. Adapun Strategi dalam penanggulangan konflik itu adalah Chemistry yg baik, Populis, Popularitas, Integritas, Kapasitas, Elektabilitas, Isi tas (kemampuan finansial).

Sementara itu, Direktur Eksekutif PATRON Institute Fajar Siddik menyampaikan, Patron Institute adalah lembaga pelatihan, penelitian dan pengembangan jaringan pembangunan. Melalui beberapa diskusi kecil dan identifikasi khusus untuk menetapkan tema zero conflict leader dalam talkshow ini yaitu dilakukan pada masyarakat dengan usia 25 tahun.

Dikatakan Fajar Siddik, pada tahun 1985 Soekirman sudah memprakarsai pompa pembangkit air bersih tanpa mesin dan me ngalirkan air bersih di Desa Kotarih Pekan Kecamatan Kotarih.

Tokoh yang muncul dari masyarakat biasa dan memiliki kualitas kepemimpinan karena ingin berbuat bagi masyarakat.

“Dalam masa kepemimpinannya tidak ada konflik yang dianggap berarti di Kabupaten Sergai, sehingga PATRON menganggap layak diidentifikasi sebagai Zero Conflict Leader,” katanya.

Pada kesempatan itu, pemikir Politik Islam Kepemimpinan Faisal Riza membawakan materi konflik dan cara mengelolanya, isu yg sering muncul adalah perpecahan antara pemimpin dan wakilnya. Dan jika ini terjadi maka konflik akan berdampak luas, sehingga pemimpin harus memiliki kemampuan mengelola konflik dan mencegah potensi konflik terjadi bahkan sebelum konflik itu terjadi.

Sebelumnya, Talkshow Zero Conflict Leader dibuka oleh Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Drs Efi Brata Madya, MSi.

Turut hadir Bupati Sergai Ir H Soekirman, Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Drs. Efi Brata Madya, M.Si, Direktur Eksekutif PATRON Institute Fajar Siddik, Faisal Riza Pemikir Politik Islam Kepemimpinan, Kadis Kominfo Sergai H Ikhsan, AP, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM UIN dan Unimed Medan. (sur/han)

SURYA/SUMUT POS
TALK SHOW: Bupati Ir H Soekirman menjadi narasumber pada acara Talk show Zero Conflict Leader yang diselenggarakan oleh Patron Institute, Jumat (22/2).

Dari luar, Kabupaten Sergai diberi penilaian sebagai daerah minim konflik. Bagaimana caranya mengelola daerah itu, sehingga minim konflik? Bagaimana pemimpin dapat meminimalisir dan mengelola konflik di daerah tersebut?

Demikian disampaikan Bupati Ir H Soekirman saat menjadi narasumber Talk show Zero Conflict Leader yang diselenggarakan oleh Patron Institute diAula Fakultas Dakwah dan Komikasi UIN Medan, Jumat (22/2).

Bupati Soekirman mengatakan, sebagai pelayan publik terkadang seorang Pejabat tidak boleh melakukan kesalahan, karena ketika ada di jalur publik, penilaian negatif akan lebih mudah muncul dibanding apresiasi atas hal positif.

“Untuk itu, kami sangat mengapresiasi penilaian yang diberikan oleh PATRON Institute kepada kami,”ujar Soekirman.

Menurut Soekirman, konflik bisa diminimalisir jika pemimpin selalu mengikuti aturan main atau ketentuan yang berlaku.

Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pembagian tugas dalam hal ini antara Bupati dan Wakil Bupati, jika mengikuti aturan dan batas kewenangan maka tidak akan terjadi konflik, katanya.

Dijelaskan Bupati Soekirman, pemimpin adalah mediator sehingga harus mampu memediasi jika ada potensi konflik yang mungkin terjadi. Adapun Strategi dalam penanggulangan konflik itu adalah Chemistry yg baik, Populis, Popularitas, Integritas, Kapasitas, Elektabilitas, Isi tas (kemampuan finansial).

Sementara itu, Direktur Eksekutif PATRON Institute Fajar Siddik menyampaikan, Patron Institute adalah lembaga pelatihan, penelitian dan pengembangan jaringan pembangunan. Melalui beberapa diskusi kecil dan identifikasi khusus untuk menetapkan tema zero conflict leader dalam talkshow ini yaitu dilakukan pada masyarakat dengan usia 25 tahun.

Dikatakan Fajar Siddik, pada tahun 1985 Soekirman sudah memprakarsai pompa pembangkit air bersih tanpa mesin dan me ngalirkan air bersih di Desa Kotarih Pekan Kecamatan Kotarih.

Tokoh yang muncul dari masyarakat biasa dan memiliki kualitas kepemimpinan karena ingin berbuat bagi masyarakat.

“Dalam masa kepemimpinannya tidak ada konflik yang dianggap berarti di Kabupaten Sergai, sehingga PATRON menganggap layak diidentifikasi sebagai Zero Conflict Leader,” katanya.

Pada kesempatan itu, pemikir Politik Islam Kepemimpinan Faisal Riza membawakan materi konflik dan cara mengelolanya, isu yg sering muncul adalah perpecahan antara pemimpin dan wakilnya. Dan jika ini terjadi maka konflik akan berdampak luas, sehingga pemimpin harus memiliki kemampuan mengelola konflik dan mencegah potensi konflik terjadi bahkan sebelum konflik itu terjadi.

Sebelumnya, Talkshow Zero Conflict Leader dibuka oleh Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Drs Efi Brata Madya, MSi.

Turut hadir Bupati Sergai Ir H Soekirman, Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Drs. Efi Brata Madya, M.Si, Direktur Eksekutif PATRON Institute Fajar Siddik, Faisal Riza Pemikir Politik Islam Kepemimpinan, Kadis Kominfo Sergai H Ikhsan, AP, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM UIN dan Unimed Medan. (sur/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/