MEDAN, SUMUTPOS.CO – Calon presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto batal menghadiri peringatan Isra Mikraj di halaman Istana Maimun, Rabu (3/4). Batalnya kehadiran Prabowo ini disebabkan helicopter yang akan membawanya ke Medan tak mendapat izin mendarat di Lapangan Merdeka Medan maupun Stadion Teladan dari Pemko Medan.
Padahal agenda Prabowo di Medan, selain menghadiri peringatan isra mikraj, dia juga berencana bersilaturahim dengan Tuan Guru Babusalam Syekh H Hasyim Al Syarwani di Kabupaten Langkat. Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Provinsi Sumatera Utara, Gus Irawan Pasaribu mengakui, pihaknya sulit mendapatkan izin untuk mendarat helikopter yang akan digunakan Prabowo selama di Sumut.
“Karena ada beberapa agenda kunjungan. Harusnya dari bandara ke sini (Istana Maimun) dilanjutkan ke Langkat, terus balik ke bandara,” ujarnya kepada wartawan di Istana Maimun.
Sulitnya memperoleh izin pendaratan helikopter, kata Gus, sejak hari Minggu (31/3) yang lalu. “Stadion Teladan, Lapangan Merdeka tidak mendapatkan izin. Sampai tadi (kemarin) malam tidak mendapatkan izin mendarat, akhirnya memang berupaya, hampir berganti hari dan tanggal,” jelasnya.
Selain tak mendapat izin, lanjut Gus, Prabowo juga taat aturan. Dia tak ingin melanggar aturan kampanye. “Beliau itu sangat taat azas, taat aturan. Beliau mendengar nasehat dari tim, memang betul hari inikan hari yang diliburkan untuk kampanye, karena hari besar keagamaan. Meskipun kami sudah meyakinkan bahwa (acara ini) bukan kampanye dan tidak ada atribut kampanye, tapi beliau sadar betul kondisinya dan menyadari bahwa saat ini berada di luar pemerintahan,” ungkapnya.
Meski begitu, kata Gus, Prabowo berpesan agar jangan sampai membuka pintu sekecil apapun terhadap potensi pelanggaran. Atas dasar itu, Prabowo memutuskan tidak jadi datang ke Sumut untuk mengikuti Isra Mikraj dan bersilaturahmi dengan Tuan Guru Babussalam. “Karena memang untuk mendapatkan landasan heli pun semua fasilitas negara baik Lapangan Merdeka, Stadion Teladan tidak mendapatkan izin. Bahkan sampai tadi malam (Selasa, Red), tidak mendapat izin pendaratan heli,” katanya lagi.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah berupaya untuk bisa memfasilitasi kunjungan Prabowo kembali ke Sumut. Bahkan sudah sampai ingin mengganti tanggal kedatangan Prabowo. “Kami juga sudah mendapatkan lapangan milik swasta, tapi melihat keamanan pendaratan tidak memadai akhirnya kami batalkan,” katanya seraya menyebut izin tersebut tidak diberikan oleh Pemko Medan. “Lapangan Merdeka itukan Pemko Medan, Stadion Teladan juga Pemko Medan punya, kami tidak dapat izin,” imbuh dia.
Lantas bagaimana dengan kedatangan Sandiaga Uno ke Medan pada 7 April nanti? Gus bilang, masih menunggu konfirmasi lanjutan dari BPN. Begitupun dia menambahkan, jika Prabowo-Sandi diberi mandat sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024, pihaknya siap mengagendakan kedatangan keduanya dan membuat acara syukuran bersama rakyat Sumut. “Untuk itu kami mohon doa semua rakyat Sumut, agar kiranya Pak Prabowo dan Pak Sandi bisa menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia mendatang. Kami juga mohon maaf atas ketidakhadiran Pak Prabowo kali ini, karena banyak sekali memang halangannya,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan (DKP) Kota Medan, Muhammad Husni menanggapi tudingan Gus Irawan soal izin mendarat helikopter di Lapangan Merdeka dan Stadion Teladan. Husni menjelaskan, ada dua lokasi yang dipersiapkan untuk lokasi pendaratan helikopter apabila Prabowo tiba di Medan. “Lapangan Taman Cadika di Jalan Karya Wisata diizinkan, karena ada di situ helipad (landasan untuk helikopter). Sudah disampaikan ke mereka, karena memang ada lapangannya,” ujar Husni.
Selain itu, Husni menyebut, ia juga menawarkan lapangan Sejati yang berada di Jalan Abdul Haris Nasition sebagai lokasi pendaratan. Sedangkan untuk Lapangan Merdeka dan Stadion Teladan, ia mengaku belum bisa memberikan izin. “Lapangan Merdeka dalam kondisi perbaikan, Stadion Teladan dipakai untuk kegiatan olahraga. Makanya ditawarkan dua lapangan itu sebagai opsi,” jelasnya.
Lapangan Taman Cadika, lanjut dia, memang sudah biasa dipergunakan untuk pendaratan helikopter. Di mana, Bupati Simalungun, JR Saragih yang sering menggunakannya. “Pak JR sudah biasa mendarat di sana (Taman Cadika). Tidak ada dipersulit, dua hari lalu sudah diberikan. Saya sudah sampaikan ke Ihwan Ritonga (Wakil Ketua DPRD Medan Fraksi Gerindra),” ungkapnya.
Doakan Jokowi
Dari acara peringatan Isra Mikraj di Istana Maimun kemarin, Ustaz Haikal Hasan dalam tausiahnya mengajak ribuan jamaah yang hadir dari berbagai daerah di Sumut, untuk mendoakan Jokowi menjadi pengusaha meubel atau pengusaha kayu se-Indonesia. “Sekarang kita doain Pak Jokowi, semoga Allah memberikan kesadaran bahwa beliau kurang mampu mengelola Indonesia. Kita doain Pak Jokowi sebagai bapak pengusaha meubel seluruh Indonesia. Bapak pengusaha kayu seluruh Indonesia. Doa gue bagus gak? Doa gue baik gak?” ungkap Babe Haikal, sapaan akrab Ustaz Haikal Hasan.
Dirinya juga mengingatkan kepada jamaah bahwa sesuai peraturan Bawaslu, dirinya tidak boleh berkampanye. Untuk itu ia mengajak ribuan warga melakukan doa bersama agar Bawaslu dan KPU mampu berlaku netral. “Kita doain, semoga anggota KPU dan Bawaslu, Allah bikin mereka kaya raya, Allah bikin mereka netral, Allah bikin mereka adil, jujur dan muttaqin, Alfatihah..,” ujarnya.
Sebelumnya saat membuka ceramahnya, Babe Haikal mengungkapkan kekagumannya kepada warga Sumut yang memutihkan lapangan Istana Maimun, Medan. “Lihat aroma perubahan itu, lihat aroma kekalahan itu, lihat aroma pulang kampung itu. Kenapa gak sadar? Udah kalah, kalah aje. Saya gak bisa bicara Israk Miraj, kalau tanda-tanda (kekalahan) Jokowi di Pilpres sudah kelihatan,” katanya.
Haikal juga mengkritik cara-cara yang tidak sehat yang dilakukan untuk kepentingan salah satu pasangan calon presiden dalam Pilpres 2019. Bahkan menurutnya intimidasi dan intervensi hingga menabrak aturanpun dilakukan. “Hei pegawai negeri, jangan takut kepada yang mengintimidasi kalian, jangan takut. Pak polisi dan TNI jangan takut untuk netral, kami rakyat ada di belakang kalian,” ujarnya seraya berharap, jika Pemilu 2019 dapat berjalan secara netral tanpa campur tangan dan intimidasi serta melibatkan TNI dan Polri dalam kancah politik. “Kalau tidak pakai campur tangan, intimidasi dan pelibatan TNI dan Polri, bakal jungkir balik dah, takbirr..,” pungkasnya.
Ansufri Idrus Sambo atau akrab dipanggil Ustaz Sambo, dalam kesempatan itu turut menyampaikan permintaan maaf kepada warga Sumut atas ketidakhadiran Prabowo. “Pesan Pak Prabowo jaga TPS agar suara rakyat tetap terjaga. Kita harus doakan agar Prabowo tetap sehat karena akan menyalamatkan negeri ini. Dia sangat menyayangi kita semua, semoga ketidakhadirannya tidak mengurangi niat kita untuk menyelamatkan negeri ini,” ucap guru ngaji Prabowo Subianto ini.
Sementara Ustaz Zulkarnain dalam ceramahnya menilai, ada banyak upaya mengadu domba antara agama dengan budaya. Hal itu menurutnya banyak disampaikan oleh para ulama-ulama. “Jangan mencampur adukkan agama dengan budaya. Mereka anggap cadar itu budaya, padahal itu syari’at,” katanya.
Dirinya menilai, para ulama itu tidak memahami mana yang syariat dan mana yang budaya. Padahal, lanjutnya, dalam Alquran telah menjelaskan bagaimana hukum menutup aurat dengan memakai cadar. “Malah lebih senang orang itu sama puisi Konde Nusantara. Hati kita jangan sampai dibutakan oleh para ulama yang mengadu domba agama dengan agama. Jangankan agama dengan budaya, budaya dengan budaya saja kalau di adu domba akan terjadi perang. Apalagi agama,” pungkasnya.
Acara yang digagas Gerakan Muslimah Aliansi Nasional Anti Syiah (GEMA ANAS) itu, berlangsung lancar dan tertib. Selain dikawal ketat aparat kepolisian, terlihat di kawasan sekitaran Istana Maimun ada terparkir mobil penjinak bom. (prn)