26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Orangutan Tapanuli Terancam Punah

ist
Orangutan.

TAPANULI, SUMUTPOS.CO – ORANGUTAN Tapanuli dianggap menghadapi masalah yang nyata. Ancaman perambahan ekosistem dan konfliknya dengan manusia, membuat spesies baru ini semakin terjepit, dengan jumlah populasinya yang hanya mencapai kuranglebih 800 individu saja.

Sumut Pos yang berkesempatan bersama beberapa LSM lingkungan di antaranya Mighty Earth, Orangutan Information Centre (OIC), Centre for Orangutan Protection (CoP), dan Sumatera Orangutan Conservation Program (SOCP) mengelilingi Lembah Sarulla beberapa waktu lalu, melihat ada kekhawatiran yang berkembang tentang keberlangsungan hidup Orangutan.

Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) mengkhawatirkan spesies orangutan terancam punah, akibat dampak pembangunan.

“Diketahui kawasan Hutan Batangtoru merupakan rumah bagi spesies Orangutan dengan nama latin Pongo Tapanuliensis, yang baru diidentifikasi ini. Orangutan ini hidup secara ekslusif di Batangtoru,” ungkap pria yang juga kerap dipanggil Aan, ketika kami berkeliling Lembah Sarulla beberapa waktu lalu.

Ilmuan konservasi terkemuka, kata Aan, mengkhawatirkan dampak pembangunan di Sungai Batangtoru, yang berpotensi mematahkan habitat Orangutan dan membawa kepunahan spesies langka itu. Pembukaan jalan serta infrastruktur lain, menurutnya berdampak pada terputusnya koridor atau perlintasan spesies langka Orangutan dari Blok Barat ke blok Timur dan Blok Selatan.

Ekosistem Batangtoru merupakan rumah bagi Harimau Sumatera yang terancam punah, trenggiling, dan rangkong bertanduk, beruang madu, tapir, serow, dan sejumlah spesies langka lainnya, termasuk lebih dari 300 spesies burung. (dvs)

ist
Orangutan.

TAPANULI, SUMUTPOS.CO – ORANGUTAN Tapanuli dianggap menghadapi masalah yang nyata. Ancaman perambahan ekosistem dan konfliknya dengan manusia, membuat spesies baru ini semakin terjepit, dengan jumlah populasinya yang hanya mencapai kuranglebih 800 individu saja.

Sumut Pos yang berkesempatan bersama beberapa LSM lingkungan di antaranya Mighty Earth, Orangutan Information Centre (OIC), Centre for Orangutan Protection (CoP), dan Sumatera Orangutan Conservation Program (SOCP) mengelilingi Lembah Sarulla beberapa waktu lalu, melihat ada kekhawatiran yang berkembang tentang keberlangsungan hidup Orangutan.

Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) mengkhawatirkan spesies orangutan terancam punah, akibat dampak pembangunan.

“Diketahui kawasan Hutan Batangtoru merupakan rumah bagi spesies Orangutan dengan nama latin Pongo Tapanuliensis, yang baru diidentifikasi ini. Orangutan ini hidup secara ekslusif di Batangtoru,” ungkap pria yang juga kerap dipanggil Aan, ketika kami berkeliling Lembah Sarulla beberapa waktu lalu.

Ilmuan konservasi terkemuka, kata Aan, mengkhawatirkan dampak pembangunan di Sungai Batangtoru, yang berpotensi mematahkan habitat Orangutan dan membawa kepunahan spesies langka itu. Pembukaan jalan serta infrastruktur lain, menurutnya berdampak pada terputusnya koridor atau perlintasan spesies langka Orangutan dari Blok Barat ke blok Timur dan Blok Selatan.

Ekosistem Batangtoru merupakan rumah bagi Harimau Sumatera yang terancam punah, trenggiling, dan rangkong bertanduk, beruang madu, tapir, serow, dan sejumlah spesies langka lainnya, termasuk lebih dari 300 spesies burung. (dvs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/