Kustantinah
MARAKNYA peredaran jamu yang dipalsukan membuat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kustantinah meradang. Perempuan kelahiran Solo itu menyatakan memiliki ikatan batin dengan jamu. Dulu rumah masa kecilnya disewakan untuk kios jamu.
“Kios jamu itu dikelola langsung pabrikan. Jadi, kalau ada keluhan terhadap produk yang dijual, bisa langsung direspons produsennya,” tutur alumnus Farmasi Universitas Indonesia itu. Namun, kini mantan Dirjen Bina Farmasi Kementerian Kesehatan itu menyatakan jarang menemukan kios jamu yang langsung dikelola pabrikan. Produsen jamu kini sebatas memasok produk jamu kemasan, sedangkan kiosnya dikelola pihak ketiga. Akibat praktik jual putus itu, konsumen sulit mengajukan komplain kepada produsen bila khasiat jamu tidak seperti yang diiklankan atau terdapat kontraindikasi.
Menghilangnya kios obat juga menyulitkan BPOM dalam memantau peredaran jamu abal-abal. Akibatnya, BPOM kerap menerima laporan kasus keracunan setelah pasien minum jamu merek terkenal yang ternyata telah dipalsukan.(wan/noe/jpnn)