MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Arsyad Lubis tengah dalam sorotan tajam. Ini sekaitan kinerjanya yang melempem selama diamanahkan sebagai pejabat utama di Disdik Sumut. Arsyad dinilai tak becus karena tidak mampu meningkatkan mutu pendidikan di Sumut, dan bahkan menjadikan pendidikan Sumut saat ini menjadi tidak bermartabat.
Demikian disampaikan Direktur Advokasi Lembaga Kajian Pendidikan Sumatera Utara (LKPSU), Muhammad Akbar kepada wartawan, Senin (8/7). Dalam catatan LKPSU, kata dia, tercatat ada beberapa kesalahan fatal yang dilakukan Arsyad selama menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan Sumut.
Mulai dari dibawa-bawanya perangkat institusi Dinas Pendidikan Sumut ke politik praktis saat Pemilihan Gubernur Sumut 2018n
kasus pungutan liar (pungli) di Langkat dan terakhir soal amburadulnya pelaksanaan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.
Menurut Akbar, tiga kesalahan fatal tersebut terkesan dibiarkan saja oleh gubernur dan wakil gubernur. Hal ini membuat pendidikan di Sumut menjadi tidak bermartabat. “Kita patut menduga, kalau pak gubernur memback-up Arsyad agar tetap menjadi Kadis Pendidikan Sumut,” katanya.
Jika Gubernur Edy Rahmayadi menutup mata terkait kondisi pendidikan di Sumut, sambungnya, maka hal ini akan menjadi preseden buruk bagi wajah pendidikan di wilayah ini. “Atas dasar ini kami mendesak agar Gubsu mencopot Arsyad Lubis sebagai Kadisdik Sumut,” katanya.
Lebih lanjut ia menilai, akan sulit ke depan bagi Gubernur Edy Rahmayadi jika tidak melakukan evaluasi birokrasi di tubuh Dinas Pendidikan Sumut. Menurutnya, bagaimana sistem pendidikan di Sumut bisa maju jika dikelola dengan cara-cara yang tidak profesional dan kental penyalahgunaan kekuasaan.
“Kondisi pendidikan di Sumut sudah melebihi ambang batas kewajaran, dan bisa dikatakan dalam pengelolaannya sudah tidak wajar. Jika ini terus dibiarkan dan tidak ada evaluasi dari gubernur, bagaimana kita mau bicara tentang Sumut 20-30 tahun ke depan, sementara kita tahu bahwa pendidikan menjadi kunci cikal bakal bekal sumber daya manusia yang berkualitas,” pungkasnya. (prn/ila)