25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pelabuhan Kualatanjung Go Internasional, Kapal Internasional akan Dipindah dari Belawan

PETIKEMAS: MHC mengangkat petikemas di Terminal Multipurpose Kuala Tanjung, beberapa waktu lalu. Pelabuhan Kuala Tanjung akan segera go internasional.
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pelabuhan Kualatanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Batubara, Sumatera Utara disiapkan sebagai pelabuhan go internasional, sesuai dengan rencana pembangunannya tahun 2016. Sementara Pelabuhan Belawan rencananya akan fokus melayani kapal domestik.

“Sesuai rencana awal, Pelabuhan Kualatanjung akan diintegrasikan dengan kawasan industri dan telah diatur sesuai Perpres No. 3 tahun 2016 dan Perpres No. 56 tahun 2018. Di mana Pelabuhan Hub Internasional Kualatanjung dan Kawasan Industri Kualatanjung merupakan dua Proyek Strategis Nasional, dan akan dikembangkan secara terintegrasi sesuai hasil studi yang telah dilakukan,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo, Jumat (16/8) di Jakarta.

Rencana Induk Pelabuhan Kualatanjung telah ditetapkan dengan Kepmenhub No KP 148 tahun 2016. Tujuannya mengacu kepada pembangunan, pengembangan, dan operasional pelabuhan pada jangka pendek (2017-2021), jangka menengah (2017-2026) dan jangka panjang (2017-2036).

Pelabuhan Kualatanjung berlokasi di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka yang terletak di Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara dan secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Batubara.

Pemerintah dan PT. Pelindo I telah melakukan sejumlah langkah dalam rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Hub Internasional. Di antaranya secara bertahap memindahkan kapal-kapal dengan rute Internasional di Pelabuhan Belawan ke Pelabuhan Kuala Tanjung.

Selain itu, akses dari dan menuju kawasan hinterland akan dilayani dengan angkutan kereta api dan jalan nasional yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Tanjung dengan kawasan sekitarnya.

Adapun Kuala Tanjung terletak di posisi yang sangat strategis. Berada di Selat Malaka sebagai salah satu jalur pelayaran niaga tersibuk di dunia, dan memiliki water depth sekitar 15-17 meter Lws dan tren ukuran vessel international yang semakin besar. Hal ini menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sangat cocok diposisikan sebagai pelabuhan ekspor-impor internasional.

Sedangkan Pelabuhan Belawan yang berlokasi di muara sungai dengan tingkat sedimentasi yang tinggi, akan berevolusi menjadi pelabuhan domestik dan barging-terminal bagi Kuala Tanjung.

“Saat ini, kondisi eksisting Terminal Multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung yang telah dibangun, sudah mampu melayani kapal dengan ukuran 60.000 DWT. Pelabuhan ini akan terus dikembangkan sesuai standar internasional dalam memperkuat posisinya sebagai Hub Internasional,” ujar Agus.

Kementerian Perhubungan memberikan dukungan berupa insentif terhadap jasa labuh dan navigasi. Agar eksportir-importir yang kompetitif dalam mengirimkan cargonya untuk mendorong major shipping line melakukan direct call ke Pelabuhan Kuala Tanjung.

Tak hanya itu saja, Kementerian Perhubungan juga akan mendorong peralihan moda logistik di wilayah Sumatera, yang saat ini dominan jalur darat menjadi jalur laut yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan semaksimal mungkin.

Ke depannya, untuk memperkuat positioning Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Hub International, direncanakan pembangunan industrial port untuk mendukung pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung seperti steel, petrochemical, fertilizer, CPO/agro-businesses dan lain sebagainya.

Saat ini Pelindo I sebagai operator, sedang melakukan proses pemilihan mitra strategis untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung maupun Kawasan Industri dan sarana pendukungnya. (rel/fac)

PETIKEMAS: MHC mengangkat petikemas di Terminal Multipurpose Kuala Tanjung, beberapa waktu lalu. Pelabuhan Kuala Tanjung akan segera go internasional.
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pelabuhan Kualatanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Batubara, Sumatera Utara disiapkan sebagai pelabuhan go internasional, sesuai dengan rencana pembangunannya tahun 2016. Sementara Pelabuhan Belawan rencananya akan fokus melayani kapal domestik.

“Sesuai rencana awal, Pelabuhan Kualatanjung akan diintegrasikan dengan kawasan industri dan telah diatur sesuai Perpres No. 3 tahun 2016 dan Perpres No. 56 tahun 2018. Di mana Pelabuhan Hub Internasional Kualatanjung dan Kawasan Industri Kualatanjung merupakan dua Proyek Strategis Nasional, dan akan dikembangkan secara terintegrasi sesuai hasil studi yang telah dilakukan,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo, Jumat (16/8) di Jakarta.

Rencana Induk Pelabuhan Kualatanjung telah ditetapkan dengan Kepmenhub No KP 148 tahun 2016. Tujuannya mengacu kepada pembangunan, pengembangan, dan operasional pelabuhan pada jangka pendek (2017-2021), jangka menengah (2017-2026) dan jangka panjang (2017-2036).

Pelabuhan Kualatanjung berlokasi di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka yang terletak di Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara dan secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Batubara.

Pemerintah dan PT. Pelindo I telah melakukan sejumlah langkah dalam rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Hub Internasional. Di antaranya secara bertahap memindahkan kapal-kapal dengan rute Internasional di Pelabuhan Belawan ke Pelabuhan Kuala Tanjung.

Selain itu, akses dari dan menuju kawasan hinterland akan dilayani dengan angkutan kereta api dan jalan nasional yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Tanjung dengan kawasan sekitarnya.

Adapun Kuala Tanjung terletak di posisi yang sangat strategis. Berada di Selat Malaka sebagai salah satu jalur pelayaran niaga tersibuk di dunia, dan memiliki water depth sekitar 15-17 meter Lws dan tren ukuran vessel international yang semakin besar. Hal ini menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sangat cocok diposisikan sebagai pelabuhan ekspor-impor internasional.

Sedangkan Pelabuhan Belawan yang berlokasi di muara sungai dengan tingkat sedimentasi yang tinggi, akan berevolusi menjadi pelabuhan domestik dan barging-terminal bagi Kuala Tanjung.

“Saat ini, kondisi eksisting Terminal Multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung yang telah dibangun, sudah mampu melayani kapal dengan ukuran 60.000 DWT. Pelabuhan ini akan terus dikembangkan sesuai standar internasional dalam memperkuat posisinya sebagai Hub Internasional,” ujar Agus.

Kementerian Perhubungan memberikan dukungan berupa insentif terhadap jasa labuh dan navigasi. Agar eksportir-importir yang kompetitif dalam mengirimkan cargonya untuk mendorong major shipping line melakukan direct call ke Pelabuhan Kuala Tanjung.

Tak hanya itu saja, Kementerian Perhubungan juga akan mendorong peralihan moda logistik di wilayah Sumatera, yang saat ini dominan jalur darat menjadi jalur laut yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan semaksimal mungkin.

Ke depannya, untuk memperkuat positioning Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Hub International, direncanakan pembangunan industrial port untuk mendukung pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung seperti steel, petrochemical, fertilizer, CPO/agro-businesses dan lain sebagainya.

Saat ini Pelindo I sebagai operator, sedang melakukan proses pemilihan mitra strategis untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung maupun Kawasan Industri dan sarana pendukungnya. (rel/fac)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/