31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Adam & Malik Akhirnya Pulang Kampung

SERAHKAN: Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo bersama perawat dan tim medis, foto bersama dengan orangtua bayi kembar siam, saat proses serah terima, Senin (26/8).
M IDRIS/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Raut wajah bahagia terpancar dari pasangan suami istri, Juliadi Silitonga dan Nurida Sihombing, orangtua dari bayi kembar siam Adam dan Malik.

Setelah menjalani perawatan kurang lebih 9 bulan lamanya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, keduanya kini telah dibolehkan pulang membawa dua buah hatinya ke kampung halaman, Desa Manalu Purba Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Senin (26/8).

Pemulangan Adam dan Malik tersebut dilakukan melalui proses serah terima secara resmi dari pihak rumah sakit kepada orang tua bayi. Proses serah terima dilakukan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo didampingi tim yang menangani si kembar dan jajaran. Turut hadir, Dinas Kesehatan Taput dan perwakilan Dinas Kesehatan Sumut.

Nurida Sihombing mengaku senang dengan kepulangan anak ketiga dan keempatnya itu. Bahkan, hal ini sudah lama dinantikan. “Senang sekali tentunya bisa pulang ke kampung bawa si kembar. Untuk itu, saya sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada RSUP Haji Adam Malik dan pihak-pihak yang telah banyak membantu. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan,” ucap Nurida.

Diutarakan dia, kepulangan si kembar ternyata juga sudah dinantikan oleh warga Desa Manalu Purba. Sebab, warga desa akan melakukan proses penyambutan ketika tiba di kampung halaman. “Besok (hari ini, Red) rencananya pulang ke kampung, karena kalau hari ini kami harus beres-beres dulu di rumah kontrakan. Jadi, pas sampai kampung nanti, si kembar akan di Upa-Upa,” ujarnya.

Menurut Nurida, berdasarkan imbauan yang disampaikan oleh tim yang menangani si kembar ,bahwasanya setiap sebulan sekali diwajibkan untuk kontrol ke rumah sakit. Namun, kontrol yang dilakukan tak perlu ke RSUP Haji Adam Malik, melainkan hanya di RSUD Tarutung. “Sebulan sekali harus cek ke rumah sakit untuk mengetahui bagaimana kondisi bekas luka pasca operasi dan juga kondisi kesehatannya. Kalau untuk gizi makanan, yang penting 4 sehat 5 sempurna terpenuhi,” beber dia.

Dikatakannya, saat ini usia si kembar sudah menginjak 9 bulan dengan berat badan masing-masing 8,7 kilogram (kg). “Saya bersama suami akan merawatnya dengan segala upaya. Harapan kami, semoga si kembar nanti bisa menjadi dokter supaya bisa menolong orang lain,” ujarnya.

Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo merasa bahagia bisa menyerahkan kedua bayi kepada orangtuanya dalam keadaan sehat. Kata dia, selama 9 bulan si kembar dirawat menjadi sumbangsih pihak rumah sakit atau sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Pesan kami, tolong terus dipantau perkembangannya dan dirawat dengan baik. Sebab, kasus yang dialami kedua bayi ini sangat langka, bisa dibilang satu dari seribu kasus,” ujar Bambang sembari mengapresiasi tim yang telah menangani Adam dan Malik.

Bambang menuturkan, ketika kedua bayi ini datang pertama kali untuk dirawat di RSUP Haji Adam Malik, kondisi berat badannya masih kurang ideal. Berat badan mereka tidak lebih dari 5 kg. “Setelah dirawat oleh tim yang menanganinya, berat berat si kembar bertumbuh pesat hingga mencapai 16 kg lebih. Dengan kondisi yang semakin membaik, maka diputuskan untuk dilakukan operasi pemisahan tubuh mereka. Operasi pun berjalan dengan baik dan hasilnya bisa dilihat saat ini,” terangnya.

Diakui Bambang, si kembar paling tidak sebulan sekali kontrol ke rumah sakit. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi perkembangannya. “Apabila masih bisa ditangani di rumah sakit dekat tempat tinggalnya tentu tidak jadi masalah. Namun, jika tidak bisa ditangani maka harus dibawa kembali ke kami dan kami siap menerimanya,” ucap Bambang.

Menurutnya, tidak ada obat khusus yang harus diberikan kepada si kembar, karena kondisinya sudah benar-benar normal atau sehat. Kedua anak ini tidak ada kelainan, kondisinya seperti pada umumnya anak-anak. Namun, kebetulan tubuh mereka bergabung atau dempet, sehingga harus dipisahkan melalui operasi. “Bayi ini aktif, bahkan cenderung lincah. Tidak ada kontrol khusus lagi, semua sudah normal seperti anak pada umumnya,” papar Bambang.

Sempat Pinjam Alat Vendor

Bambang mengatakan, dalam menangani kasus kembar siam dempet perut ini sempat mengalami kesulitan. Salah satunya, karena kondisi keuangan rumah sakit yang kurang sehat akibat dampak BPJS Kesehatan yang mengalami defisit hingga Rp29 triliun.

“Pada saat kami menangani si kembar, kebetulan sedang kesulitan likuiditas atau keuangan, sehingga dengan terpaksa meminjam alat dari vendor. Sebab, jika tidak dipinjam alat untuk memisahkan tubuh si kembar maka dikhawatirkan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan lantaran kondisi mereka semakin tumbuh besar,” jabarnya.

Disinggung alat apa yang dipinjam ke vendor, Bambang tak menjelaskan secara pasti. Dia mengaku alat tersebut hanya alat kecil saja dan tidak mengeluarkan biaya. “Alat yang dipinjam hanya peralatan kecil dan memang dibutuhkan. Sebab, pada saat itu ada kesulitan likuiditas dengan terhambatnya pembayaran klaim BPJS Kesehatan. Saya rasa, seluruh rumah sakit mana pun juga mengalami kondisi yang sama seperti kami saat itu. Akan tetapi, karena kebaikan vendor dan mereka mau meminjamkannya,” jelas Bambang.

Dia menuturkan, sebetulnya pihak rumah sakit ingin beli alat yang dipinjam dari vendor. Namun, karena kondisi keuangan yang belum memungkinkan sehingga meminjam terlebih dahulu. “Alat yang dipinjam itu sebetulnya beli, tapi dipinjam dulu. Namun, alat tersebut memang dibutuhkan di rumah sakit ini,” katanya.

Terkait biaya perawatan si kembar selama di rumah sakit dan operasi, Bambang enggan membeberkan nominalnya. Ia mengaku, jika ditotal secara keseluruhan jumlahnya cukup besar termasuk dari bantuan pihak lain. “Cukup besar biaya yang dikeluarkan, tapi tidak usahlah disebutkan nominalnya.

Namun, yang jelas rumah sakit ini melayani kedua bayi dengan ikhlas. Kontribusi yang diberikan sangat banyak sekali oleh pihak rumah sakit, mulai dari perawat, pegawai dan dokter. Bahkan, pihak lain pun yang memberikan bantuan,” pungkasnya.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) mengatakan, jumlah biaya perawatan dan operasi Adam dan Malik mencapai Rp412 juta. “Biaya itu terhitung dari awal masuk pasien bulan November 2018 hingga saat ini. Biaya itu akan diklaim ke BPJS Kesehatan dan sisanya rumah sakit yang menanggung,” ujarnya.

Sementara, Pemkab Taput diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Alexander Gultom sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada tim dokter RSUP Haji Adam Malik karena telah merawat dua warganya dengan baik.

“RSUP Haji Adam Malik telah mengukir prestasi yang patut dibanggakan dan ini prestasi yang sangat luar biasa. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit, kiranya jasa dari pihak-pihak yang memberi kontribusi menjadi amal ibadah yang terbaik untuk semuanya,” ucap Alexander.

Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan keluarga mengenai kondisi kesehatan kedua bayi. Selain itu, juga kepada pihak RSUP Haji Adam Malik apabila ada kendala di kemudian hari. (ris/ila)

SERAHKAN: Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo bersama perawat dan tim medis, foto bersama dengan orangtua bayi kembar siam, saat proses serah terima, Senin (26/8).
M IDRIS/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Raut wajah bahagia terpancar dari pasangan suami istri, Juliadi Silitonga dan Nurida Sihombing, orangtua dari bayi kembar siam Adam dan Malik.

Setelah menjalani perawatan kurang lebih 9 bulan lamanya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, keduanya kini telah dibolehkan pulang membawa dua buah hatinya ke kampung halaman, Desa Manalu Purba Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Senin (26/8).

Pemulangan Adam dan Malik tersebut dilakukan melalui proses serah terima secara resmi dari pihak rumah sakit kepada orang tua bayi. Proses serah terima dilakukan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo didampingi tim yang menangani si kembar dan jajaran. Turut hadir, Dinas Kesehatan Taput dan perwakilan Dinas Kesehatan Sumut.

Nurida Sihombing mengaku senang dengan kepulangan anak ketiga dan keempatnya itu. Bahkan, hal ini sudah lama dinantikan. “Senang sekali tentunya bisa pulang ke kampung bawa si kembar. Untuk itu, saya sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada RSUP Haji Adam Malik dan pihak-pihak yang telah banyak membantu. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan,” ucap Nurida.

Diutarakan dia, kepulangan si kembar ternyata juga sudah dinantikan oleh warga Desa Manalu Purba. Sebab, warga desa akan melakukan proses penyambutan ketika tiba di kampung halaman. “Besok (hari ini, Red) rencananya pulang ke kampung, karena kalau hari ini kami harus beres-beres dulu di rumah kontrakan. Jadi, pas sampai kampung nanti, si kembar akan di Upa-Upa,” ujarnya.

Menurut Nurida, berdasarkan imbauan yang disampaikan oleh tim yang menangani si kembar ,bahwasanya setiap sebulan sekali diwajibkan untuk kontrol ke rumah sakit. Namun, kontrol yang dilakukan tak perlu ke RSUP Haji Adam Malik, melainkan hanya di RSUD Tarutung. “Sebulan sekali harus cek ke rumah sakit untuk mengetahui bagaimana kondisi bekas luka pasca operasi dan juga kondisi kesehatannya. Kalau untuk gizi makanan, yang penting 4 sehat 5 sempurna terpenuhi,” beber dia.

Dikatakannya, saat ini usia si kembar sudah menginjak 9 bulan dengan berat badan masing-masing 8,7 kilogram (kg). “Saya bersama suami akan merawatnya dengan segala upaya. Harapan kami, semoga si kembar nanti bisa menjadi dokter supaya bisa menolong orang lain,” ujarnya.

Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo merasa bahagia bisa menyerahkan kedua bayi kepada orangtuanya dalam keadaan sehat. Kata dia, selama 9 bulan si kembar dirawat menjadi sumbangsih pihak rumah sakit atau sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Pesan kami, tolong terus dipantau perkembangannya dan dirawat dengan baik. Sebab, kasus yang dialami kedua bayi ini sangat langka, bisa dibilang satu dari seribu kasus,” ujar Bambang sembari mengapresiasi tim yang telah menangani Adam dan Malik.

Bambang menuturkan, ketika kedua bayi ini datang pertama kali untuk dirawat di RSUP Haji Adam Malik, kondisi berat badannya masih kurang ideal. Berat badan mereka tidak lebih dari 5 kg. “Setelah dirawat oleh tim yang menanganinya, berat berat si kembar bertumbuh pesat hingga mencapai 16 kg lebih. Dengan kondisi yang semakin membaik, maka diputuskan untuk dilakukan operasi pemisahan tubuh mereka. Operasi pun berjalan dengan baik dan hasilnya bisa dilihat saat ini,” terangnya.

Diakui Bambang, si kembar paling tidak sebulan sekali kontrol ke rumah sakit. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi perkembangannya. “Apabila masih bisa ditangani di rumah sakit dekat tempat tinggalnya tentu tidak jadi masalah. Namun, jika tidak bisa ditangani maka harus dibawa kembali ke kami dan kami siap menerimanya,” ucap Bambang.

Menurutnya, tidak ada obat khusus yang harus diberikan kepada si kembar, karena kondisinya sudah benar-benar normal atau sehat. Kedua anak ini tidak ada kelainan, kondisinya seperti pada umumnya anak-anak. Namun, kebetulan tubuh mereka bergabung atau dempet, sehingga harus dipisahkan melalui operasi. “Bayi ini aktif, bahkan cenderung lincah. Tidak ada kontrol khusus lagi, semua sudah normal seperti anak pada umumnya,” papar Bambang.

Sempat Pinjam Alat Vendor

Bambang mengatakan, dalam menangani kasus kembar siam dempet perut ini sempat mengalami kesulitan. Salah satunya, karena kondisi keuangan rumah sakit yang kurang sehat akibat dampak BPJS Kesehatan yang mengalami defisit hingga Rp29 triliun.

“Pada saat kami menangani si kembar, kebetulan sedang kesulitan likuiditas atau keuangan, sehingga dengan terpaksa meminjam alat dari vendor. Sebab, jika tidak dipinjam alat untuk memisahkan tubuh si kembar maka dikhawatirkan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan lantaran kondisi mereka semakin tumbuh besar,” jabarnya.

Disinggung alat apa yang dipinjam ke vendor, Bambang tak menjelaskan secara pasti. Dia mengaku alat tersebut hanya alat kecil saja dan tidak mengeluarkan biaya. “Alat yang dipinjam hanya peralatan kecil dan memang dibutuhkan. Sebab, pada saat itu ada kesulitan likuiditas dengan terhambatnya pembayaran klaim BPJS Kesehatan. Saya rasa, seluruh rumah sakit mana pun juga mengalami kondisi yang sama seperti kami saat itu. Akan tetapi, karena kebaikan vendor dan mereka mau meminjamkannya,” jelas Bambang.

Dia menuturkan, sebetulnya pihak rumah sakit ingin beli alat yang dipinjam dari vendor. Namun, karena kondisi keuangan yang belum memungkinkan sehingga meminjam terlebih dahulu. “Alat yang dipinjam itu sebetulnya beli, tapi dipinjam dulu. Namun, alat tersebut memang dibutuhkan di rumah sakit ini,” katanya.

Terkait biaya perawatan si kembar selama di rumah sakit dan operasi, Bambang enggan membeberkan nominalnya. Ia mengaku, jika ditotal secara keseluruhan jumlahnya cukup besar termasuk dari bantuan pihak lain. “Cukup besar biaya yang dikeluarkan, tapi tidak usahlah disebutkan nominalnya.

Namun, yang jelas rumah sakit ini melayani kedua bayi dengan ikhlas. Kontribusi yang diberikan sangat banyak sekali oleh pihak rumah sakit, mulai dari perawat, pegawai dan dokter. Bahkan, pihak lain pun yang memberikan bantuan,” pungkasnya.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) mengatakan, jumlah biaya perawatan dan operasi Adam dan Malik mencapai Rp412 juta. “Biaya itu terhitung dari awal masuk pasien bulan November 2018 hingga saat ini. Biaya itu akan diklaim ke BPJS Kesehatan dan sisanya rumah sakit yang menanggung,” ujarnya.

Sementara, Pemkab Taput diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Alexander Gultom sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada tim dokter RSUP Haji Adam Malik karena telah merawat dua warganya dengan baik.

“RSUP Haji Adam Malik telah mengukir prestasi yang patut dibanggakan dan ini prestasi yang sangat luar biasa. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit, kiranya jasa dari pihak-pihak yang memberi kontribusi menjadi amal ibadah yang terbaik untuk semuanya,” ucap Alexander.

Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan keluarga mengenai kondisi kesehatan kedua bayi. Selain itu, juga kepada pihak RSUP Haji Adam Malik apabila ada kendala di kemudian hari. (ris/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/