JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan sedang mencari industri untuk mengembangkan mobil listrik.
“Untuk riset mobil sudah selesai dan sudah ada prototipenya (purwarupa), sekarang tinggal mencari industri yang mau memproduksinya,” kata Nasir, usai membuka kongres luar biasa dan rapat pimpinan nasional Persatuan Insinyur Indonesia di Jakarta, Senin (9/9).
Jika sudah ada industri yang mau memproduksi mobil listrik, maka bisa disesuaikan dengan kebutuhan industri. Selain itu juga perlu diperhatikan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Contohnya untuk sepeda motor listrik, itu TKDN-nya sudah 60 persen. Kalau seandainya baterainya bisa diproduksi dalam negeri, maka selesai itu masalahnya,” sambung dia.
Nasir juga menambahkan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk memproduksi mobil listrik tersebut.
Namun, menurut dia, prosesnya membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.
“Tidak cepat memang, dua atau tiga tahun. Ke depan, kami berharap semakin banyak industri yang memanfaatkan hasil penelitian yang ada,” kata dia.
Indonesia sendiri telah resmi memasuki era elektrifikasi, usai diterbitkannya Perpres No. 55/2019 tentang Percepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan. (ant/jpnn/dek)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan sedang mencari industri untuk mengembangkan mobil listrik.
“Untuk riset mobil sudah selesai dan sudah ada prototipenya (purwarupa), sekarang tinggal mencari industri yang mau memproduksinya,” kata Nasir, usai membuka kongres luar biasa dan rapat pimpinan nasional Persatuan Insinyur Indonesia di Jakarta, Senin (9/9).
Jika sudah ada industri yang mau memproduksi mobil listrik, maka bisa disesuaikan dengan kebutuhan industri. Selain itu juga perlu diperhatikan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Contohnya untuk sepeda motor listrik, itu TKDN-nya sudah 60 persen. Kalau seandainya baterainya bisa diproduksi dalam negeri, maka selesai itu masalahnya,” sambung dia.
Nasir juga menambahkan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk memproduksi mobil listrik tersebut.
Namun, menurut dia, prosesnya membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.
“Tidak cepat memang, dua atau tiga tahun. Ke depan, kami berharap semakin banyak industri yang memanfaatkan hasil penelitian yang ada,” kata dia.
Indonesia sendiri telah resmi memasuki era elektrifikasi, usai diterbitkannya Perpres No. 55/2019 tentang Percepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan. (ant/jpnn/dek)