29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Rp 2,85 T Disiapkan untuk Digitalisasi Sekolah

CEK: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengecek temuan siswa SMK di Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tidak semua sekolah bisa menikmati pesatnya perkembangan teknologi. Karena itu, untuk mempercepat pemerataan digitalisasi sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) afirmasi.

Dana BOS afirmasi berbeda dengan BOS regular. Dana itu disediakan untuk mendukung operasional rutin dan mengakselerasi pembelajaran.

Termasuk untuk pembelajaran perkembangan teknologi. Bagi sekolah yang berada di daerah tertinggal dan sangat tertinggal, total dana BOS afirmasi dianggarkan Rp2,85 triliun.

Selain itu, disiapkan dana BOS kinerja untuk sekolah yang dinilai berkinerja baik dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Jumlahnya mencapai Rp 1,5 triliun.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan, tahun ini program digitalisasi sekolah akan direalisasikan untuk 30.227 sekolah melalui BOS afirmasi dan 6.004 sekolah melalui BOS kinerja.

Melalui program itu, pemerintah akan memberikan komputer tablet sebagai sarana pembelajaran di sekolah. Target penerima adalah 1,753 juta siswa kelas VI, kelas VII, dan kelas X se-Indonesia.

Khususnya sekolah yang berada di daerah pinggiran. Sebagai langkah awal, program itu akan diluncurkan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada 18 September 2019.

Muhadjir mengamini bahwa salah satu tantangan saat ini adalah akses pendidikan di daerah pinggiran, pendidikan karakter, dan perkembangan teknologi yang belum merata. Karena itu, pihaknya akan fokus untuk mengejar hal tersebut.

“Tahun depan kalau bisa sepuluh kali lipat. Dengan begitu, digitalisasi sekolah bisa berjalan secepat mungkin,” tegasnya.

Untuk memastikan penggunaan sarana pembelajaran berfungsi dengan baik, Kemendikbud bekerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga pemerintah.

Untuk jaringan internet, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Sedangkan untuk energi listrik, Kementerian ESDM sudah menyanggupi.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menambahkan, kepala dinas pendidikan akan dilibatkan penuh. Diharapkan, kepala dinas bisa ikut memberikan pembinaan kepada sekolah.

“Juga, mengawasi sekolah agar betul-betul memberikan peralatan yang sesuai dengan yang diharapkan. Jangan sampai membeli yang tidak diperlukan,” ungkapnya. (jpc/ala)

CEK: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengecek temuan siswa SMK di Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tidak semua sekolah bisa menikmati pesatnya perkembangan teknologi. Karena itu, untuk mempercepat pemerataan digitalisasi sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) afirmasi.

Dana BOS afirmasi berbeda dengan BOS regular. Dana itu disediakan untuk mendukung operasional rutin dan mengakselerasi pembelajaran.

Termasuk untuk pembelajaran perkembangan teknologi. Bagi sekolah yang berada di daerah tertinggal dan sangat tertinggal, total dana BOS afirmasi dianggarkan Rp2,85 triliun.

Selain itu, disiapkan dana BOS kinerja untuk sekolah yang dinilai berkinerja baik dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Jumlahnya mencapai Rp 1,5 triliun.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan, tahun ini program digitalisasi sekolah akan direalisasikan untuk 30.227 sekolah melalui BOS afirmasi dan 6.004 sekolah melalui BOS kinerja.

Melalui program itu, pemerintah akan memberikan komputer tablet sebagai sarana pembelajaran di sekolah. Target penerima adalah 1,753 juta siswa kelas VI, kelas VII, dan kelas X se-Indonesia.

Khususnya sekolah yang berada di daerah pinggiran. Sebagai langkah awal, program itu akan diluncurkan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada 18 September 2019.

Muhadjir mengamini bahwa salah satu tantangan saat ini adalah akses pendidikan di daerah pinggiran, pendidikan karakter, dan perkembangan teknologi yang belum merata. Karena itu, pihaknya akan fokus untuk mengejar hal tersebut.

“Tahun depan kalau bisa sepuluh kali lipat. Dengan begitu, digitalisasi sekolah bisa berjalan secepat mungkin,” tegasnya.

Untuk memastikan penggunaan sarana pembelajaran berfungsi dengan baik, Kemendikbud bekerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga pemerintah.

Untuk jaringan internet, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Sedangkan untuk energi listrik, Kementerian ESDM sudah menyanggupi.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menambahkan, kepala dinas pendidikan akan dilibatkan penuh. Diharapkan, kepala dinas bisa ikut memberikan pembinaan kepada sekolah.

“Juga, mengawasi sekolah agar betul-betul memberikan peralatan yang sesuai dengan yang diharapkan. Jangan sampai membeli yang tidak diperlukan,” ungkapnya. (jpc/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/