26 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Orangutan Hidup Harmoni Berdampingan dengan PLTA Batangtoru

ORANGUTAN: Salah satu orangutan Tapanuli yang masih bebas berkembangbiak di kawasan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Istimewa/sumut pos

SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Orangutan Tapanuli tidak terganggu dengan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru di Kab. Tapanuli Selatan. Artinya, hewan primata itu hidup nyaman berdampingan dengan pembangkit energi terbarukan tersebut.

“Habitat Orangutan Tapanuli tersebar di ekosistem Batangtoru yang total luasnya 165 ribu hektar. Selalu bergerak dengan daerah jelajah 800-3.000 Ha. Sementara luas tapak PLTA Batangtoru hanya 122 Ha atau 0,07 persen dari ekosistem Batangtoru. Lebih sedikit dibanding kebutuhan jelajah satu ekor orangutan,” kata Barita Manullang, Biodiversity Expert PT. North Sumatera Hydro Energy perusahaan pelaksana PLTA Batangtoru, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, kemarin.

Senada, Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, mengatakan PLTA Batangtoru berkomitmen penuh melindungi orangutan yang ada di dalam maupun di luar kawasan konservasi dan sekitar area kerja PLTA.

Agar perlindungan orangutan lebih efektif, PLTA Batangtoru menjalin kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup, termasuk organisasi internasional PanEco.

“Penganiayaan orangutan yang dituduhkan ke PLTA Batangtoru adalah fitnah dan tak berdasar. Justru kita sangat berkomitmen melindungi orangutan dan menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim,” tegas Firman.

PLTA Batangtoru, sebut Firman, diatur untuk berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon. Yakni sebesar 1,6 – 2,2 MTon per tahun atau 4 persen dari target nasional di sektor energi dan setara dengan daya serap 12,3 juta pohon.

Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. NSHE, Agus Djoko Ismanto, menambahkan, PLTA Batangtoru melakukan berbagai langkah melindungi orangutan. Seperti membentuk tim monitoring, melindungi satwa dari perburuan dan melarang pekerja melukai satwa.

“Kegiatan monitoring diperkuat dengan penerapan Smart Patrol yang memiliki call center. Kapanpun dan dimanapun, petugas dan relawan dapat melaporkan setiap kejadian dengan melampirkan foto atau video,” jelasnya.

PLTA Batangtoru merekrut ahli orangutan dan menanam tanaman pakan di areal koridor. Mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA dan rehabilitasi kebun yang terganggu satwa. Untuk menghubungkan habitat yang terpisah, dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal. (rel)

ORANGUTAN: Salah satu orangutan Tapanuli yang masih bebas berkembangbiak di kawasan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Istimewa/sumut pos

SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Orangutan Tapanuli tidak terganggu dengan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru di Kab. Tapanuli Selatan. Artinya, hewan primata itu hidup nyaman berdampingan dengan pembangkit energi terbarukan tersebut.

“Habitat Orangutan Tapanuli tersebar di ekosistem Batangtoru yang total luasnya 165 ribu hektar. Selalu bergerak dengan daerah jelajah 800-3.000 Ha. Sementara luas tapak PLTA Batangtoru hanya 122 Ha atau 0,07 persen dari ekosistem Batangtoru. Lebih sedikit dibanding kebutuhan jelajah satu ekor orangutan,” kata Barita Manullang, Biodiversity Expert PT. North Sumatera Hydro Energy perusahaan pelaksana PLTA Batangtoru, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, kemarin.

Senada, Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, mengatakan PLTA Batangtoru berkomitmen penuh melindungi orangutan yang ada di dalam maupun di luar kawasan konservasi dan sekitar area kerja PLTA.

Agar perlindungan orangutan lebih efektif, PLTA Batangtoru menjalin kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup, termasuk organisasi internasional PanEco.

“Penganiayaan orangutan yang dituduhkan ke PLTA Batangtoru adalah fitnah dan tak berdasar. Justru kita sangat berkomitmen melindungi orangutan dan menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim,” tegas Firman.

PLTA Batangtoru, sebut Firman, diatur untuk berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon. Yakni sebesar 1,6 – 2,2 MTon per tahun atau 4 persen dari target nasional di sektor energi dan setara dengan daya serap 12,3 juta pohon.

Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. NSHE, Agus Djoko Ismanto, menambahkan, PLTA Batangtoru melakukan berbagai langkah melindungi orangutan. Seperti membentuk tim monitoring, melindungi satwa dari perburuan dan melarang pekerja melukai satwa.

“Kegiatan monitoring diperkuat dengan penerapan Smart Patrol yang memiliki call center. Kapanpun dan dimanapun, petugas dan relawan dapat melaporkan setiap kejadian dengan melampirkan foto atau video,” jelasnya.

PLTA Batangtoru merekrut ahli orangutan dan menanam tanaman pakan di areal koridor. Mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA dan rehabilitasi kebun yang terganggu satwa. Untuk menghubungkan habitat yang terpisah, dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal. (rel)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/