The Age dan The Sunday Buka-bukaan
Tomy Winata: Saya Rela Jilat Sepatu Wartawan
JAKARTA- Tomy Winata, pengusaha yang disebut sebagai cukong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengaku rela menjilat sepatu kotor para wartawan saat keterangan pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (13/3) petang.
“Jadi, andaikata saya ini harus jilat sepatu bapak-bapak (para wartawan) yang penuh dengan kotoran, harga diri saya itu tidak direndahkan oleh bapak-bapak. Demi 1 juta keluarga yang harus hidup bulan-bulan ke depan.
Asal itu jangan jadi berita yang dipercaya,” ungkap bos Artha Graha itu di hotel miliknya, Hotel Borobudur.
“Bukan saya ingin mempertahankan supremasi Tomy Winata dan segala macam. Tapi, demi 1 juta kepala keluarga mengantre di belakang kami,” lanjutnya.
Ditegaskan TW, berita yang dilansir The Age dan The Sydney Morning Herald sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak benar. Kedutaan Besar Amerika Serikat sudah menyampaikan penyesalan dan membantah berita itu.
“Tapi berita itu sudah telanjur diambil WikiLeaks dan disiarkan lewat koran The Age dan koran The Sydney Morning Herald di Australia,” ujarnya.
Disinggung nama-nama yang dicantum dalam pemberitaan kedua harian itu, TW mengaku mengenalnya sebagai pemimpin bangsa, mantan pejabat tinggi negara, dan senior-seniornya.
“Saya memang kenal, hanya apa yang dituduhkan di dalam berita itu sama sekali tidak benar, tidak mendasar, dan tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Nama Tomy Winata disebut dalam tulisan The Age memiliki hubungan dekat dengan Presiden SBY. Bos Artha Graha itu, berdasar dokumen Wikileaks juga dikenal sebagai figur dan anggota dunia hitam ‘Gang Sembilan’ atau ‘Sembilan Naga,’ sebuah sindikat perjudian terkenal. “Saya bingung dengan istilah 9 naga,” kata Tomy.
Tomy menjelaskan, dirinya ingin bertemu dengan penulis yang menyebut 9 naga itu. Dia ingin menanyakan dasar dan bukti tulisannya. Demikian juga perihal kaitan Tomy dengan dunia hitam.
“Saya menyatakan kabar yang itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Saya tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan,” imbuhnya.
Tomy mengaku, keseharian dia biasa aktif di kegiatan Artha Graha peduli di 80 titik di Indonesia. Atau kalau ada waktu senggang dia biasa menghabiskannya di Hotel Borobudur menerima tamu.
“Saya bingung dengan tudingan itu, saya terkesima. Itu imajinasi yang merugikan saya,” terang Tomy.
Tomy menegaskan hubungannya dengan SBY dan Ibu Ani Yudhoyono adalah hubungan biasa antara dirinya sebagai warga negara dengan presiden dan ibu negara.
“Wikileaks sangat merugikan. Saya tidak pernah memberikan uang kepada siapapun juga yang ditujukan kepada Pak SBY dan ibu negara. Kegiatan kami selaku anak bangsa adalah menjalankan kewajiban kepada bangsa,” terang Tomy. “Kami juga akan mengirimkan hak jawab,” imbuhnya. (net/bbs/jpnn)