Meski berbisik di hamparan bumi, suaramu terdengar hingga ke petala langit yang berlapis-lapis. Ini satu keutamaan bersujud yang sering disampaikan. Dijelaskan bahwa sujud bukan sekadar gerakan ritual menempelkan muka di tanah dengan beberapa anggota tubuh sebagai penopangnya. Ia tidak pula hanya sebagai rukun salat atau perintah mutlak yang harus dikerjakan.
Sujud adalah kebutuhan mendasar setiap manusia. Bahkan di awal penciptaan manusia, ialah yang membedakan di antara para makhluk Allah. Saat turun titah bersujud, para malaikat langsung taat tanpa syarat. Segera menyungkur seiring dengan terbitnya perintah sujud. Sedang Iblis tampil beda dengan makhluk lain. Gembong dari balatentara setan itu memilih membangkang. Dia menolak perintah bersujud di hadapan Adam, makhluk yang baru saja diciptakan.
Sujud ialah standar kemuliaan agama dan ketinggian ilmu seseorang. Kian banyak bersujud makin tinggi derajat orang tersebut. Makin santun dan rendah hatinya tambah mulia pula kedudukan dirinya di sisi-Nya. Tak heran, Nabi memberi garansi demikian. Sabdanya: ”Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak salat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” (Riwayat Muslim).
Dalam kisah Ma’dan bin Abi Thalhah Al-Ya’mari, ia berkata, aku pernah bertemu Tsauban, mantan budak Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan juga bertanya kepada Abu Darda Radhiyallahu anhu: Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga. Ma’dan bercerita, keduanya menjawab hal yang sama sesuai hadits Nabi di atas.
Menurut Dr. Akhmad Alim, penulis buku “Sujud Menembus Jalan Buntu” seluruh rangkaian persoalan manusia bahkan bisa diterapi melalui sujud. Semakin banyak ia menempelkan wajahnya di tanah kian banyak pula permasalahan yang bisa diatasi.
Ada yang merasa gundah dan dilema di antara dua atau beberapa pilihan? Silakan menyungkur sujud dalam Istikharah yang khusyuk.
Niscaya pikiran jadi tenang. Hati jadi lapang. Selanjutnya dia bisa menetapkan keputusan dengan akal yang jernih dan memberi solusi dan manfaat.
Bingung menghadapi kondisi alam yang kemarau berkepanjangan? Tawarannya juga dengan sujud melalui salat Istisqa (meminta hujan). Sujud juga menjadi jalan keluar atas keraguan bahkan kekeliruan dalam berbuat, termasuk pada ibadah salat. Semua itu bisa disempurnakan melalui sujud Sahwi. Saat lagi bersenang hati dan gembira, tetap saja tuntunannya adalah sujud kepada Sang Pemberi nikmat.
Ada yang merasa letih dan butuh rehat? Nabi memberi saran, dirikanlah salat dan bersegeralah sujud kepada-Nya. Itu dikatakan Nabi kala menyuruh Bilal: Arihna bis shalah (Istirahatkan kami dengan salat). Bahkan yang bertanya, bagaimana cara mudah masuk surga? Jawabannya, perbanyak sujudmu kepada-Nya di waktu malam. Inilah yang dipesankan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar (semoga Allah meridhainya dan ayahnya).
Jika demikian dampak dan manfaat sujud, adakah orang itu masih enggan untuk segera menyungkur kepada-Nya? Hanya karena secuil ilmu yang dititipkan padanya? Bertahun-tahun manusia belajar. Tapi justru dia kehilangan identitas sebagai seorang hamba yang takut kepada-Nya. (hidayatullah/ram)