LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Keluarga besar pencipta logo Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, mempertanyakan kepedulian para pemangku pemerintahaan setempat. Pasalnya, mereka tak mendapat undangan pada perayaan hari jadi Pemkab Labuhanbatu
“Tak ada undangan untuk kami diperayaan hari ulang tahun Pemkab Labuhanbatu,” ungkap Fahron Harahap, anak Almarhum Pangeran Harahap, sang pencipta logo Pemkab Labuhanbatu saat ditemui Sumut Pos di kediamannya, di Jalan Beringin, Rantauprapat, Kamis (17/9).
Dikisahkan Fahron, pada 23 Oktober 1970, almarhum orangtuanya Pangeran Harahap keluar sebagai juara pertama dan kedua lomba mendesain logo daerah Kabupaten Labuhanbatu.
Disebutkan Fahron, logo yang saat ini dipakai Pemkab Labuhanbatu memiliki sejumlah makna. Di antaranya, pohon karet mengandung arti mata pencaharian masyarakat Labuhanbatu. Rante sebanyak 45 mata mengandung arti Kemerdekaan RI, Padi dan Kapas mengandung arti sandang pangan.
“Tepak sirih mengandung arti adat Kabupaten Labuhanbatu yang memiliki adat ketimuran,” ujarnya.
Fahron mengungkap, piagam ayahnya ditandatangani Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) almarhum H Aziz Atila Aru, Bupati H Iwan Maksum dan Pds Sekda, Dt Edwarsjah Sjamsurai.
Keluar sebagai juara I, tambah Fahron, almarhum ayahnya yang saat itu berstatus sebagai pegawai Bupati Kdh Kab Labuhanbatu mendapat hadiah Rp10.000, dan sebagai juara II mendapatkan tanah persawahan.
Hasil penelusuran SUMUT POS, undangan untuk keluarga pencipta logo daerah Labuhanbatu diperayaan HUT ke-74 Pemkab Labuhanbatu, tidak sampai pada keluarga almarhum Pangeran Harahap. Sebab, undangan tersebut sampai ke rumah makan di Rantauprapat.”Tak tahu bagaimana bisa sampai kemari undangannya. Tiba-tiba sudah ada. Nggak tau entah dialamatkan kepada siapa,”ujar Pemilik Rumah Makan Pagaruyung Rantauprapat, Fauzan. (mag-13/han)