29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Frekuensi untuk 5G di Indonesia Menggunakan Band Frekuensi 26 GHz

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Titik cerah frekuensi mana yang akan dipakai untuk penggunaan 5G di Indonesia mulai terungkap. Band frekuensi 26 GHz disebut berpotensi untuk digelar layanan 5G.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Ismail. Sebelumnya, ada tiga kandidat yang disiapkan untuk layanan 5G ini, yakni 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz.

Ismail menuturkan bahwa frekuensi 28 GHz tidak bisa dipakai, lantaran akan diproyeksikan untuk menjalankan layanan internet yang dipancarkan satelit milik pemerintah nanti, yaitu Satria.

“Yang frekuensi 28 itu kita peruntukan untuk satelit Satria. Kandidatnya di frekuensi 26 GHz yang 5G,” ujar Ismail di acara Indotelko Forum, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Pemilihan frekuensi 26 GHz ini sendiri tak lain, seperti dikatakan Ismail, masih bebas alias tak digunakan untuk layanan apapun.

Kendati sudah menentukan frekuensinya, Kominfo belum bakal meresmikan layanan jaringan generasi kelima ini dalam waktu dekat di Tanah Air. Masih banyaknya pekerjaan rumah, menjadi alasan mengapa 5G belum diluncurkan.

“Kan sudah jelas tinggal kapannya nanti, kan kita lagi melihat banyak faktor supply demand jangan dorong cepet-cepet. Makanya itu fiber optic, fiberisasi, banyak PR-PR yang harus diselesaikan dulu. Jangan kita kecepatan,” tuturnya.

Selain itu, aplikasi pendukung juga harus mengikuti arah perkembangan teknologi ini. Disampaikan Ismail, jangan sampai 5G sudah digelar tetapi aplikasinya malah justru produk luar.

“Jangan kita gelarkan infrastruktur tapi seluruh aplikasi asing yang kita pakai. Maksudnya, 5G jangan kayak gitu. 5G aplikasinya dibuat lokal dulu,” sebutnya.

Sebelumnya, sejumlah operator seluler telah menjajal teknologi 5G, di antaranya Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, dan Smartfren. (dtc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Titik cerah frekuensi mana yang akan dipakai untuk penggunaan 5G di Indonesia mulai terungkap. Band frekuensi 26 GHz disebut berpotensi untuk digelar layanan 5G.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Ismail. Sebelumnya, ada tiga kandidat yang disiapkan untuk layanan 5G ini, yakni 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz.

Ismail menuturkan bahwa frekuensi 28 GHz tidak bisa dipakai, lantaran akan diproyeksikan untuk menjalankan layanan internet yang dipancarkan satelit milik pemerintah nanti, yaitu Satria.

“Yang frekuensi 28 itu kita peruntukan untuk satelit Satria. Kandidatnya di frekuensi 26 GHz yang 5G,” ujar Ismail di acara Indotelko Forum, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Pemilihan frekuensi 26 GHz ini sendiri tak lain, seperti dikatakan Ismail, masih bebas alias tak digunakan untuk layanan apapun.

Kendati sudah menentukan frekuensinya, Kominfo belum bakal meresmikan layanan jaringan generasi kelima ini dalam waktu dekat di Tanah Air. Masih banyaknya pekerjaan rumah, menjadi alasan mengapa 5G belum diluncurkan.

“Kan sudah jelas tinggal kapannya nanti, kan kita lagi melihat banyak faktor supply demand jangan dorong cepet-cepet. Makanya itu fiber optic, fiberisasi, banyak PR-PR yang harus diselesaikan dulu. Jangan kita kecepatan,” tuturnya.

Selain itu, aplikasi pendukung juga harus mengikuti arah perkembangan teknologi ini. Disampaikan Ismail, jangan sampai 5G sudah digelar tetapi aplikasinya malah justru produk luar.

“Jangan kita gelarkan infrastruktur tapi seluruh aplikasi asing yang kita pakai. Maksudnya, 5G jangan kayak gitu. 5G aplikasinya dibuat lokal dulu,” sebutnya.

Sebelumnya, sejumlah operator seluler telah menjajal teknologi 5G, di antaranya Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, dan Smartfren. (dtc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/