MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) baru-baru ini. Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan untuk membantu pengembangan pelaku usaha pembuatan batu bata.
Penteris RP Naibaho B Eng MT selaku ketua tim yang melakukan pengabdian tersebut mengatakan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada Supriadi, salah satu pelaku usaha pembuatan batu bata, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha adalah terkait mesin pencetak. Sebab, mesin yang digunakan selama ini untuk mencetak batu bata sudah rusak.
“Kondisi mesin pencetak batu bata sudah rusak, sehingga dalam pengoperasiannya butuh dua orang operator agar hasil pemotongannya maksimal,” ungkap Penteris didampingi anggota tim, Joni Indra ST MT dan M Arif Fadhillah Lubis SHI MSi, Rabu (11/12).
Karenanya, sebut dia, sebagai solusi maka dirancang dan dibuat mesin cetak batu bata yang baru. Selain itu, dibuat juga gerobak dorong untuk memindahkan batu bata yang sudah tercetak. “Dengan adanya mesin dan gerobak dorong tersebut, diharapkan produktivitas usaha pembuatan batu bata dapat meningkat,” kata Penteris.
Ia menambahkan, tak hanya peralatan yang dibuat serta perlengkapan untuk menunjang produksi batu bata, turut dilakukan pelatihan pengoperasiannya. Tak hanya itu, dilakukan pula penyuluhan motivasi pengembangan usaha dan pendampingan. “Tim pengabdian juga melakukan pemantauan dan evaluasi perkembangan usaha tersebut, sehingga kegiatan pengabdian yang dilakukan benar-benar sesuai harapan,” imbuhnya. (ris/ram)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) baru-baru ini. Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan untuk membantu pengembangan pelaku usaha pembuatan batu bata.
Penteris RP Naibaho B Eng MT selaku ketua tim yang melakukan pengabdian tersebut mengatakan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada Supriadi, salah satu pelaku usaha pembuatan batu bata, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha adalah terkait mesin pencetak. Sebab, mesin yang digunakan selama ini untuk mencetak batu bata sudah rusak.
“Kondisi mesin pencetak batu bata sudah rusak, sehingga dalam pengoperasiannya butuh dua orang operator agar hasil pemotongannya maksimal,” ungkap Penteris didampingi anggota tim, Joni Indra ST MT dan M Arif Fadhillah Lubis SHI MSi, Rabu (11/12).
Karenanya, sebut dia, sebagai solusi maka dirancang dan dibuat mesin cetak batu bata yang baru. Selain itu, dibuat juga gerobak dorong untuk memindahkan batu bata yang sudah tercetak. “Dengan adanya mesin dan gerobak dorong tersebut, diharapkan produktivitas usaha pembuatan batu bata dapat meningkat,” kata Penteris.
Ia menambahkan, tak hanya peralatan yang dibuat serta perlengkapan untuk menunjang produksi batu bata, turut dilakukan pelatihan pengoperasiannya. Tak hanya itu, dilakukan pula penyuluhan motivasi pengembangan usaha dan pendampingan. “Tim pengabdian juga melakukan pemantauan dan evaluasi perkembangan usaha tersebut, sehingga kegiatan pengabdian yang dilakukan benar-benar sesuai harapan,” imbuhnya. (ris/ram)