26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ikuti Tarif Batas Atas, Garuda Kehilangan 2,1 Juta Penumpang

BERSIH: Petugas sedang mengangkat sampah usai membersihkan kabin pesawat Garuda Indonesia.
BERSIH: Petugas sedang mengangkat sampah usai membersihkan kabin pesawat Garuda Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pada kuartal-III 2019, maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengalami penurunan jumlah penumpang. Mahalnya harga tiket karena penyesuaian Tarif Batas Atas (TBA) menjadi biang kerok penurunan tersebut. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Fuad Rizal menyebut, jumlah penumpang Garuda anjlok sebesar 2,1 juta secara tahunan menjadi sekitar 8,2 juta dari sebelumnya yang sebesar 10,3 juta penumpang.

“Kami menyesuaikan harga ke level Tarif Batas Atas (TBA). Jadi turun 20,6 persen,” ujarnya di kawasan Bandara Soekarno – Hatta Jakarta, Jumat (27/12).

Fuad mengungkapkan, penurunan hampir terjadi di seluruh sektor rute domestik maupun internasional. Penumpang rute domestik turun 1 juta menumpang menjadi 4 juta dari tahun lalu yang sebanyak 5 juta penumpang.

Sedangkan rute internasional, turun 100 ribu penumpang, dari 1,1 juta menjadi 1 juta penumpang. Selain itu, jumlah penumpang anak usaha di Citilink ikut turun dari 4,2 juta menjadi 3,1 juta.

“Walau turun kami masih ada pendapatan lebih baik dibanding periode sebelumnya,” ucapnya.

Meskipun demikian, pendapatan Garuda tetap tumbuh karena upaya efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Di antaranya, keuntungan didapat dari pengurangan beberapa rute penerbangan dari sebelumnya 10 rute dipadatkan menjadi tujuh rute.

“Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan dari penumpang sebesar USD 8,3 juta, dari USD 6,7 juta. Lalu Citilink sebesar USD 7,7 juta, dari periode yang sama tahun lalu, USD 5,2 juta,” pungkasnya. (jbc/ram)

BERSIH: Petugas sedang mengangkat sampah usai membersihkan kabin pesawat Garuda Indonesia.
BERSIH: Petugas sedang mengangkat sampah usai membersihkan kabin pesawat Garuda Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pada kuartal-III 2019, maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengalami penurunan jumlah penumpang. Mahalnya harga tiket karena penyesuaian Tarif Batas Atas (TBA) menjadi biang kerok penurunan tersebut. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Fuad Rizal menyebut, jumlah penumpang Garuda anjlok sebesar 2,1 juta secara tahunan menjadi sekitar 8,2 juta dari sebelumnya yang sebesar 10,3 juta penumpang.

“Kami menyesuaikan harga ke level Tarif Batas Atas (TBA). Jadi turun 20,6 persen,” ujarnya di kawasan Bandara Soekarno – Hatta Jakarta, Jumat (27/12).

Fuad mengungkapkan, penurunan hampir terjadi di seluruh sektor rute domestik maupun internasional. Penumpang rute domestik turun 1 juta menumpang menjadi 4 juta dari tahun lalu yang sebanyak 5 juta penumpang.

Sedangkan rute internasional, turun 100 ribu penumpang, dari 1,1 juta menjadi 1 juta penumpang. Selain itu, jumlah penumpang anak usaha di Citilink ikut turun dari 4,2 juta menjadi 3,1 juta.

“Walau turun kami masih ada pendapatan lebih baik dibanding periode sebelumnya,” ucapnya.

Meskipun demikian, pendapatan Garuda tetap tumbuh karena upaya efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Di antaranya, keuntungan didapat dari pengurangan beberapa rute penerbangan dari sebelumnya 10 rute dipadatkan menjadi tujuh rute.

“Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan dari penumpang sebesar USD 8,3 juta, dari USD 6,7 juta. Lalu Citilink sebesar USD 7,7 juta, dari periode yang sama tahun lalu, USD 5,2 juta,” pungkasnya. (jbc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/