Ramadhan Batubara
Sebelumnya saya sempat ingin menulis lantun terkait heboh tanggal cantik 11-11-11. Tapi, istri saya melarang. Katanya, itu kan hanya sebuah pengulangan yang dibesar-besarkan. Ya, persis dengan tahun lalu ketika tiba pada 10-10-10. Pun, tahun depan ketika mencapai 12-12-12.
Iya juga, pikir saya. Mengapa harus repot menulis hal itu. Juga, apa salahnya untuk mengesampingkan keberadaan seribuan orang yang menikah tepat pada 11-11-11. Ya, mereka yang melahirkan, dilamar, atau bikin acara pada tanggal itu pun tak harus dibicarakan secara berlebihan.
Ya sudah, saya tidak akan membuat lantun tentang tanggal itu. 11-11-11 ini kan kalau dalam sastra hanya sekadar repetisi. Sebuah gaya bahasa yang berarti perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang nyata. Memang, repitisi perlu digunakan untuk menekankan sesuatu pada pembaca. Jadi, bagi ribuan yang menikah, 11-11-11 hanya sekadar untuk menekankan bahwa tanggal itu penting, itu saja kan?
Pun, pengulangan angka sebelas itu kan hanya palindrom. Hanya susunan angka, kata, atau frase yang bila dibaca dari depan ataupun belakang tetap sama. Contohnya ‘malam’ dan ‘aku suka’, itu saja. Memang, banyak arti dan analisis tentang tanggal ini. Menurut George Mathieu Barnard dalam buku The Search of 11:11, 11:11 adalah panggilan terhadap keberadaan setengah malaikat dan setengah manusia. Saat kombinasi angka ini muncul, bisa jadi malaikat atau roh spiritual Anda mencoba menghubungi untuk membangunkan jiwa spiritual Anda.
Jika begitu, 11-11-11 adalah tanggal baik? Tunggu dulu, tergantung kita mau memandangnya dari mana kan? Menurut analisis fengsui, pada tanggal tersebut, elemen bumi berupa api Yang dan elemen langit berupa logam Yang. Karena elemen api dan logam saling merusak, maka hari itu dianggap hari yang tidak baik, terutama untuk menikah. Filolog Petrus Bungus dari abad 16 pun mengatakan 11 tak memiliki hubungan dengan hal-hal suci, bukan merupakan tangga menuju puncak atau jasa apapun. Terjebak antara angka suci 10 dan 12, 11 merupakan angka yang murni jahat dan mewakili orang-orang berdosa.Sebaliknya, ahli numerologi modern menganggap 11/11/11 memang menguntungkan. Angka 11 juga merupakan angka favorit penjudi, khususnya pemain blackjack dan keno.
“Tapi, soal angka cantik kadang penting juga. Bayangkan saja, untuk nomor ponsel aja kita pening nyarinya kan?” tampaknya istri saya mulai berubah. Sebelumnya dia tidak setuju, kini malah dia yang memikirkan angka cantik. “Ini kan manusiawi…” katanya lagi.
Ya, memilih sesuatu untuk sesuatu yang istimewa memang manusiawi. Seperti para psikolog yang berpandangan bahwa cara manusia memaknai angka cantik mungkin hanya “apophenia”. Definisi istilah ini adalah kecenderungan manusia untuk selalu mencari arti di balik data yang random. Karena pencarian itu kadang manusia lalu membuat kaitan pada sesuatu yang tak terkait.
Bukankah para ilmuwan mengatakan bahwa manusia punya kemampuan kognitif sehingga cenderung selalu menalar? Kemampuan menalar ini jelas memberikan hal baik ketika menganalisis. Tapi jika ‘berlebihan’, manusia kadang justru menalar hal-hal yang sebenarnya tak ada. Jadi, 11-11-11 mungkin tak ada maknanya sama sekali.
“Itu dia, untuk apa dimasukan dalam lantun kan?” kata istri saya lagi. Fiuh.
Tapi sudahlah, setidaknya saya tidak menulis tentang 11-11-11, saya kan hanya menulis tentang istri saya yang melarang saya melantunkan 11-11-11 itu. Hehehehe….
Tapi, saya jadi tergugah juga dengan angka cantik ini. Baiklah jika ribuan orang menikah atau dilamar atau melahirkan pada tanggal itu; ini kan pilihan pribadi yang didasari pikiran pribadi pula. Hm, bagaimana dengan kepulangan haji kelompok terbang pertama dan pembukaan SEA Games? Ya, dua momen itu juga memakai 11-11-11. Apakah ini sebuah kebetulan atau memang disengaja memilih angka cantik itu?
Baiklah jika haji pulang karena memang sudah waktunya (jadi tidak harus dihindari tanggal 11-11-11 kan?), tapi soal pembukaan SEA Games ini agak aneh juga. Setahu saya, biasanya pembukaan even besar semacam itu cenderung dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu atau malah Senin. Persis dengan even seperti ASEAN Games, Olimpiade, PON, dan sebagainya. SEA Games yang diadakan di Indonesia dengan memakai dua kota, Palembang dan Jakarta, ini pembukaannya kok hari Jumat? Apakah pemerintah juga sengaja memilih angka cantik dan berharap mendapat tuah seperti anggapan analis modern dan ahli numerologi modern dari angka 11-11-11? Lalu, bagaimana jika sebaliknya?
Adalah lucu sekali ketika sesuatu hal yang penting semacam target SEA Games terpengaruh dengan hari baik atau buruknya tanggal kan? Ayolah, kenyataan ini kan semacam berjudi. Nanti, bisa saja ketika Indonesia tidak mencapai target, pemerintah atau siapa yang berwenang mengatakan, ini karena tanggal pembukaannya tidak pas. Lalu, ketika target tercapai, mereka akan mengatakan, lihatlah memang pas dengan tanggal pembukaan yang menguntungkan itu.
Fiuh. Ini dunia olahraga, prestasi tergantung kemampuan; baik dana dan bakat kan? Akh, siapa pula yang menentukan tanggal pembukaan SEA Games kali ini ya? (*)