Lumpur Selimuti Ratusan Rumah
TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban jiwa banjir bandang dan longsor di beberapa wilayah di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, bertambah. Data terakhir Kamis (30/1) sore, warga yang ditemukan tewas mencapai sembilan orang. Sementara rumah rusak mencapai 114 unit. Meski banjir sudah surut, ratusan warga masih bertahan di pengungsian. Sebagian kembali untuk bersih-bersih rumah yang diselimuti lumpur pekat.
“TERAKHIR saya mendapat laporan, satu korban meninggal atas nama Ramalan Simanjuntak, umur sekira 40 tahun. Ia ditemukan di daerah Parit Sinombar, Barus Utara. Jadi total korban tewas sampai hari ini sebanyak sembilan orang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Tengah, Safaruddin Nanda Nasution, Kamis (30/1) sore. Penemuan jenazah korban atas kerjasama Tim SAR Gabungan, TNI, dan Polri.
Pada Kamis pagi, tim gabungan juga menemukan seorang korban di Kecamatan Andam Dewi. “Korban atas nama Brisman Marbun (30) warga Dusun Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi,” ujar Kordinator Pos SAR Sibolga, Hari Susanto, Menurutnya, jenazah kedua korban sudah dievakuasi oleh tim SAR gabungan. “Sudah diserahkan kepada keluarganya,” katanya.
Sehari sebelumnya, korban tewas yang ditemukan berjumlah 7 orang. Adapun nama-nama korban tewas akibat bencana banjir dan longsor di Tapanuli Tengah adalah, Arwirzah Tanjung (60) dan Idwarnisa (58), keduanya warga Kelurahan Padang Masiang, Kecamatan Barus. Selanjutnya Bismar Marpaung (50), Juster Sitorus (55), Pardamean br Manalu (85), Abdul Rahman (72) dan Esrin Pane (48), kelimanya beralamat di Bonan Dolok, Kecamatan Andam Dewi.
Selanjutnya Brisman Marbun (30) warga Dusun Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi, dan terakhir Ramalan Simanjuntak (40) warga Parit Sinombar, Barus Utara.
Pascabencana banjir dan longsor, Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani, turun dan meninjau seluruh lokasi terdampak bencana, pada Rabu (29/1). Ia meninjau dengan berjalan kaki dan sebagian menaiki sepedamotor. Dimulai dengan mengunjungi Desa Kinali dan Desa Pasar Tarandam di Kecamatan Barus.
Ratusan rumah tampak diselimuti lumpur pekat.
Malam harinya. Bupati meninjau jalan provinsi yang terputus total akibat longsor di Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi serta dilanjutkan ke desa-desa lainnya.
Bakhtiar didampingi Wakil Bupati Darwin Sitompul dan rombongan berbaur dan menyemangati warga agar tabah dan kuat dalam menghadapi musibah ini. “Pemerintah hadir dan berupaya maksimal mengurangi beban penderitaan masyarakat atas kejadian ini. Bencana banjir dan longsor terjadi di beberapa wilayah, seperti di Barus, Pasaribu Tobing, Andam Dewi, Sorkam Barat dan lainnya,” kata Bakhtiar.
Ia mengaku sudah menginstruksikan seluruh jajaran teknis di lingkungan Pemkab Tapteng, meliputi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, RSUD Pandan dan Puskesmas serta Satpol PP untuk melakukan upaya penanggulangan bencana, evakuasi, dan pelayanan masyarakat di seluruh wilayah terdampak bencana. Juga berkoordinasi dengan seluruh jajaran Forkopimda, Basarnas, pihak Kecamatan, Forkopimka, pihak Desa/Kelurahan, dan lainnya.
“Kita dibantu TNI-Polri. Kita turun bersama-sama karena hampir seluruh daerah di Kecamatan Barus ini terkena banjir. Tim dibagi dalam menanggulangi bencana alam ini,” tuturnya.
114 Rumah Rusak
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, yang dikonfirmasi mengatakan, korban atas nama Ramalan Simanjuntak (40 tahun), warga Desa Parik Sinomba, Kecamatan Barus Lama, ditemukan Kamis siang setelah sebelumnya sempat dinyatakan hanyut terbawa arus banjir.
Riadil mengatakan, Tim Gabungan masih melakukan pencarian dan evakuasi warga terdampak banjir. Menurutnya, hingga kemarin pagi sebanyak 1.449 kepala keluarga (KK) terdata mengungsi akibat bencana tersebut. Kemudian sekitar 114 rumah warga dilaporkan rusak dihantam banjir.
“Tim masih melakukan proses pembersihan rumah-rumah warga yang terdampak. Kondisi air pada titik-titik banjir juga sudah surut,” katanya.
Meski banjir bandang yang terjadi pada Selasa (28/1) malam telah surut, namun ratusan rumah masih diselimuti lumpur. Sebagian rusak parah.
Kemarin, sebagian warga tampak membenahi dan membersihkan rumahnya dari kotoran lumpur.
BPBD Sumut telah memberikan bantuan logistik dan kebutuhan lain yang diperlukan kepada korban bencana. Dan hingga beberapa hari ke depan pencarian terhadap korban banjir akan tetap dilakukan.
Pemprovsu, imbuh Riadil, melalui Unit Reaksi Cepat (URC) yang terdiri BPBD – UPT Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial telah melakukan pendampingan di lokasi, dengan kegiatan pendirian posko pengungsian, pos kesehatan, penanganan jalan atau tebing yang hancur, pendirian dapur umum dan melakukan evakuasi korban bersama TNI dan Polri serta masyarakat.
Gubernur Prioritaskan Perbaikan
Pada Kamis (30/1) pagi, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meninjau lokasi banjir bandang di Barus, Tapanuli Tengah (Tapteng). Tiba dari Jakarta, Gubernur dan rombongan langsung menuju Barus dari Bandar Udara FL Tobing di Pinangsori.
Tiba di Posko Pengungsian Barus, Gubernur disambut Bupati Tapteng Bahtiar Sibarani. Selanjutnya rombongan meninjau desa-desa yang terdampak banjir bandang di Barus. Antara lain, Desa Kinali, Desa Ujung Batu dan jembatan Aek Muara Suhat.
Usai melakukan peninjauan, Gubernur menyampaikan perbaikan rumah dan infrastruktur menjadi prioritas dalam penanganan masalah banjir, sebagai langkah jangka pendek. “Nanti akan kita perbaiki ya,” kata Edy Rahmayadi kepada warga yang ditemuinya saat membersihkan rumahnya dari kotoran lumpur.
Sementara untuk solusi jangka panjang, menurut Edy, yang harus diselesaikan adalah penyebab banjir bandang.
Saat meninjau jalan putus di Aek Muara Suhat, Gubernur mengatakan jembatan akan segera diperbaiki. “Kita akan memperbaiki jembatan dan jalan yang putus secepat mungkin. Sehingga masyarakat bisa menggunakannya kembali,” ujar Gubernur yang didampingi sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut.
Gubernur juga meminta pihak terkait agar bersinergi menyelesaikan masalah tersebut. “Segera kita perbaiki, sehingga akses rakyat berjalan seperti biasa. Kita buat yang sementara dulu. Setelah itu, yang permanen,” katanya.
Pada kesempatan itu, Gubernur menyerahkan bantuan bahan pokok kepada korban banjir bandang, serta memberikan santunan untuk keluarga korban yang meninggal. “Saya turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpa korban. Semoga amal dan ibadah korban diterima di sisi-Nya,” ucap Gubernur.
Gubsu juga meninjau lokasi bencana banjir bandang dan longsor di Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi. Pada kunjungan tersebut, Edy juga melihat langsung pembuatan jalan sementara agar akses menuju Pakkat-Barus dapat dilalui kendaraan. Di lokasi, Wdy menekankan agar jalan lintas dapat dilalui kendaraan hari itu juga. “Kita juga berharap pemilik tanah dapat memberikan tanahnya agar akses jalan lebih mudah dilalui,” katanya.
Tak hanya itu, Edy juga meminta Kepada Desa Sijungkang, James Pasaribu, turut membantu membebaskan tanah yang akan dijadikan jalan yang akan diberikan pemiliknya. “Tolong dibantu Pak Kades, untuk pembebasannya,” ujar gubernur.
Setelah meninjau pembuatan jalan sementara, Edy Rahmayadi juga menyempatkan diri menemui dan member semangat kepada warga terdampak banjir.
Sebelumnya bencana banjir di Sijungkang, Andam Dewi, telah memutuskan jalan lintas di Dusun Muara Suhat. Tak hanya itu, material longsor pun menutupi jalan di Dusun Bonan Dolok yang menjadi akses jalan dari Barus menuju Medan dan sebaliknya.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut, Mega Hadi, mengatakan saat ini korban banjir bandang yang masih berada di pengungsian berjumlah 500 orang. “Sudah ada yang pulang, karena tidak semua rumahnya rusak parah,” kata Mega.
Warga Desa Ujung Batu Barus, Zainul Marbun, saat diwawancarai mengatakan tinggi banjir yang mengenai rumahnya hampir setinggi dada orang dewasa.
“Banjirnya langsung surut, tapi sisa lumpurnya banyak sekali. Itu sepeda motor sama barang barang lain kena. Harapan kami pemerintah mau membantu kami di sini,” kata Zainul.
Tampak di halaman rumahnya kasur dan sepeda motor berlumuran lumpur serta barang-barang di dalam rumahnya juga ikut terkena banjir.
Bupati Minta Bantuan Presiden
Mengatasi permasalahan banjir di Tapteng, Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani, memohon bantuan kepada Presiden RI Joko Widodo. Menurutnya, meluapnya Sungai Aek Sirahar di Kecamatan Barus, membutuhkan pembangunan tembok atau dek di kiri dan kanan sungai. Tembok itu untuk mengantisipasi banjir melanda pemukiman warga, di masa mendatang.
“Kami mohon Presiden Republik Indonesia supaya menugaskan menteri terkait, instansi terkait untuk membantu kami memfasilitasi mengatasi banjir ini,” kata Bakhtiar.
Bakhtiar juga memohon Pemerintah Pusat dan Provinsi Sumatera Utara dapat membantu, mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkab Tapteng. “Terus terang, kami Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah tidak sanggup kalau menanggulangi sendiri. Membangun tembok atau dek kiri kanan kami sudah pasti tidak sanggup,” ucapnya.
Bakhtiar menuturkan, sebelumnya pihaknya telah mengusulkan pembangunan tembok atau dek kiri kanan Sungai Aek Sirahar ke Kementerian PU PR. “Kami telah mengusulkan supaya dibangun tanggul penahan banjir pada tahun 2021. Mudah-mudahan dapat dipercepat,” harapnya.
Bakhtiar menjelaskan, banjir bandang Sungai Aek Sirahar yang terjadi pada Selasa (28/1) lalu merupakan musibah banjir yang terbesar di daerah itu. “Ada ribuan rumah yang terkena banjir. Kita melihat rumah yang rusak berat. Saya dilahirkan di sini dan besar di sini. Ini kejadian banjir yang besar,” katanya. (dh/prn/gp)