MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nama Akhyar Nasution menguat untuk diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan sebagai bakal calon wali Kota Medan pada Pilkada Serentak 2020. Namun nama Bobby Afif Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, juga tak kalah kuat. Siapakah yang akan diusung partai berlambang banteng moncong putih itu?
Sinyal kuat dukungan DPP PDIP ke arah kadernya, Akhyar Nasution, sempat bergulir dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDIP Sumut, di Hotel Le Polonia, Jl. Sudirman Medan, Sabtu (8/2). Saat itu, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menyinggung masuknya Akhyar Nasution dalam bursa pencalonan Wali Kota Medan.
“Mudah-mudahan (sinyal kuat Akhyar Nasution didukung DPP partai). Tetapi semua keputusan berada di tangan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri,” kata Wakil Ketua PDIP Sumut, Alamsyah Hamdani menjawab Sumut Pos, Minggu (9/2).
Sebelum Bu Mega memutuskan, menurutnya, saat ini PDIP sedang menyurvey seluruh bakal calon yang mendaftar ikut Pilkada Medan via PDI Perjuangan. “Saya rasa akhir bulan ini sudah selesai (nama-nama bacalon yang dipertimbangkan DPP),” katanya.
Saat Hasto memberi sambutan sekaligus bimbingan dan arahan dalam Rakerda PDIP Sumut, Hasto menyebut, untuk Pilkada Medan pihaknya melihat ada nama Akhyar Nasution dari internal PDIP. Akhyar kini menjabat Plt Wali Kota Medan. Menurut Hasto, pihaknya berupaya bersikap objektif sebelum menetapkan sosok-sosok yang bakal diusung.
“Kemudian ada Mas Bobby yang juga mendaftar. Kemudian ada tokoh lain. Partai akan bersikap objektif mendengarkan suara rakyat. Dalam waktu dekat kami akan mengumumkan calon-calon tersebut. Tahap pertama 45 calon yang siap kami umumkan, kemudian akan mengikuti sekolah partai,” katanya.
Kata Hasto, Medan adalah ibukota Sumut. Wajah Medan dapat dilihat dari taman-taman yang dibangun. Kebersihan, kata dia, harus menjadi ikon Sumut. “Masyarakat Sumut ini open mind. Terbuka mengejar ilmu pengetahuan. Maka kami mencari pemimpin yang betul dan mampu menjadikan Medan sebagai representasi ikon dari Sumut.
Termasuk mengejar potensi smart provinsi, green provinsi, untuk bisa mengalahkan kota besar di negara tetangga. Dari kriteria itu akan kami putuskan dalam waktu dekat. Itu adalah kewenangan ibu ketua umum. Tugas kami menyiapkan peta politik. Tetapi demokrasi yang dibangun dan ketika keputusan diambil maka wajib mentaati. Itu demokrasi terpimpin oleh Ibu Megawati,” paparnya.
Menurutnya, rakerda ini dalam rangka konsolidasi ideologi, kader, program, sumber daya, konsolidasi agar kader hadir di tengah rakyat. “Karena itulah rakerda dilaksanakan senafas dengan tema rakernas pertama, untuk terus solid bergerak menyatu dengan kekuatan rakyat itu sendiri. Juga sekaligus melakukan persiapan menyambut Pilkada serentak di 23 daerah di Sumut, yang secara nasional kami menerapkan target menang 60%,” katanya.
Apakah kader lebih diutamakan untuk diusung di Pilkada 2020?
Hasto menuturkan partai dalam perspektif ideal mendorong anggota dan kader untuk menempati jabatan strategis. Tapi ini bukan pemilu PDIP, melainkan pemilu rakyat. Rakyat sebagai hakim tertinggi. Karena itu PDIP harus mendengarkan suara rakyat.
“Survey kami lakukan untuk konsumsi internal. Dalam rekrutmen ini juga terbuka bagi siapa saja. Contoh Ibu Risma, itu dari eksternal. Selanjutnya menjiwai dan akhirnya ditetapkan menjadi ketua DPP. Kami buka kesempatan dari aparatur sipil negara, kawan profesi. Ada Doktor Hasto di Kulonprogo kemudian jadi kepala BKKPN. Kami membuka peluang di luar partai,” katanya.
Mengenai peluang petahana dari hasil survei, kata Hato, mesti memiliki potensi politik untuk tampil di ruang publik. Nantinya partai mengambil keputusan bagaimana komitmen tentang masa depan, komitmen terhadap Pancasila, dan kepemimpinannya. “Survei hanya salah satu alat. Suara 21 PAC kami dengarkan, jadi masukan. Setelah kami dengarkan ibu ketua umum yang memutuskan. Siapapun yang diputuskan kami wajib mengikuti rekomendasi itu. Karena ketua umum berdasarkan mekanisme demokrasi internal partai yang punya mandat untuk itu. Kami bukan hanya diajarkan menjadi pemimpin, tapi juga pengikut yang baik,” katanya.
Akhyar Nasution yang dimintai komentar atas pernyataan sekjend partai, mengatakan menyerahkan seluruh proses, mekanisme dan keputusan kepada DPP PDIP. “Saya ikut saja,” katanya singkat.
21 DPC Dukung Akhyar
Kader PDIP Medan, Akhyar Nasution, diketahui telah didukung oleh 21 Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Kota Medan untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan di Pilkada 2020.
Ditanyai mengenai besarnya peluang Akhyar untuk diusung DPP PDIP, Bendahara DPC PDIP Medan, Boydo HK Panjaitan, mengatakan peluangnya sangat besar. “Saat ini tak ada satupun kader PDIP yang mempunyai peluang yang lebih besar untuk maju selain Akhyar Nasution,” ucap Boydo kepada Sumut Pos, Minggu (9/2).
Alasannya, lanjut Boydo, saat ini Akhyar merupakan kader murni PDIP yang paling berpengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Medan. “Praktisnya, Akhyar itu ‘incumbent’. Dan beliau nampak serius membangun Kota Medan semenjak menjadi Plt (Walikota). Ia ingin membikin Kota Medan menjadi cantik. Sosok pengalaman Akhyar yang duduk pada kursi nomor 2 di Kota Medan dan disambung sebagai Plt dinilai sebagai peluang besar untuk Akhyar. Ia juga berpengalaman sebagai anggota DPRD Medan,” kata Boydo.
Menurut Boydo, 21 PAC PDIP Kota Medan telah menyatakan dukungan kepada Akhyar untuk maju di Pilkada Medan 2020. “ DPC banyak sekali yang menginginkan beliau untuk maju,” terangnya.
Bagaimana dengan sosok Bobby Nasution?
Boydo mengatakan, tak ingin mengomentari nama-nama yang bukan kader murni PDIP. “Kita fokus ke kader. Saat ini kader yang paling punya potensi tentu sosok Akhyar. Soal nama-nama di luar kader, kita tak mau komentari. Sebelum DPP memutuskan, kita di DPC akan bekerja secara maksimal mendukung kader kita,” jelasnya.
Dijelaskannya, hal itu bukanlah sikap yang melangkahi DPP sebagai pengambil keputusan. Justru, mandat dari DPP yang disebutkan di Rakernas PDIP baru-baru ini menjadikan pihaknya lebih mantap untuk mendukung kader PDIP.
“Sesuai Rakernas, kader partai harus jadi prioritas. Walaupun tidak mutlak pasti akan diusung, tapi kita justru menjalankan mandat itu dengan memprioritaskan kader kita, yakni Akhyar. Terlepas siapapun nanti yang akan diputuskan DPP, kita siap menjalankannya,” jelas Boydo.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris DPC PDIP Medan, Robi Barus SE. Robi mengatakan, Akhyar memang punya peluang yang cukup besar. “Kan dia kader. Apalagi Akhyar itu incumbent,” kata Robi.
Namun Robi tak menampik bahwa menantu Presiden RI Joko Widodo, Bobby Afif Nasution juga punya peluang besar untuk maju dan diusung oleh DPP PDIP. “Menurut saya peluang Akhyar dan Bobby sama besar. Semua berpulang ke DPP, sebab mereka yang memutuskan,” tuturnya.
Soal dukungan 21 PAC PDIP Kota Medan yang didapatkan Akhyar, Robi mengatakan, hal itu hal wajar-wajar saja. Namun ia tidak menjamin dukungan PAC kepada Akhyar menjadi patokan bahwa Akhyar pasti diusung DPP. “PAC hanya bisa mendukung. Tapi yang memutuskan DPP. Dan semua wajib patuh dan tunduk kepada keputusan DPP. DPP punya barometernya sendiri dalam memutuskan, dan kita wajib menghargai itu. DPC selalu menyatakan siap memenangkan siapapun calon yang diputuskan oleh DPP,” tutupnya. (prn/map)