JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Korban meninggal dunia akibat virus corona atau COVID-19 terus bertambah. Data per Jumat (14/2), kematian telah mencapai 1.492 jiwa di seluruh dunia, dan pasien terinfeksi mencapai 64.291 kasus, menurut data Johns Hopkins CSSE.
Di luar Mainland China, epidemi virus corona juga menjalar ke pelbagai negara. Kasus kedua terbanyak berada di Singapura dengan 58 kasusn
Posisi ketiga ditempati oleh Hongkong dengan 56 kasus, menyusul Thailand dengan 33 kasus, 29 kasus di Jepang, Korea Selatan dengan 28 kasus, dan 19 kasus di Malaysia.
Ada juga Taiwan yang memiliki 18 kasus, 16 kasus di Jerman dan Vietnam, 15 kasus di Australia, Amerika Serikat dengan 15 kasus, Perancis 11 kasus, 10 kasus di Macau, 9 kasus di Inggris, Uni Emirat Arab dengan 8 kasus, Kanada 7 kasus.
Sedangkan Italia, Filipina, dan India hanya ada 3 kasus sejauh ini. Dengan 2 kasus di Rusia dan Spanyol, serta masing-masing 1 kasus di Nepal, Cambodia, Belgium, Finlandia, Swedia, dan Sri Lanka.
Penyakit COVID-19 dengan virus bernama SARS-CoV-2 sendiri sudah menghantui dunia sejak Desember 2019. Penyebaran pertama kali berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China dan menjalar ke seluruh dunia.
Namun menurut riset S&P Global, wabah virus corona ini diperkirakan akan berakhir pada April 2020. Beberapa analis lain memperkirakan skenario terburuknya virus ini akan berakhir pada bulan Mei 2020.
Penyakit COVID-19 sendiri adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Saat ini memang belum ada vaksin untuk mencegah infeksi 2019-nCoV atau virus corona. Namun World Health Organisation (WHO) merekomendasikan agar sebaiknya melakukan tindakan pencegahan sederhana untuk mengurangi penularan virus.
Sementara itu, Badan PBB juga menyarankan agar semua orang untuk melakukan hal berikut:
-Sering-seringlah mencuci tangan mereka dengan gosok berbasis alkohol atau air hangat dan sabun.
-Tutupi mulut dan hidung dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat bersin atau batuk.
-Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam atau batuk.
-Cari pertolongan medis awal jika demam, batuk dan kesulitan bernapas, dan bagikan riwayat perjalanan dengan penyedia layanan kesehatan.
-Hindari kontak langsung dan tanpa perlindungan dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan ketika mengunjungi pasar langsung di daerah yang terkena dampak.
-Hindari makan produk hewani mentah atau kurang matang dan berhati-hati saat memegang daging mentah, susu, atau organ hewani untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah.
Kemenkes Siapkan 2 laboratorium
Meski Indonesia masih nol kasus positif corona, Kementerian Kesehatan telah bersiaga. Salahsatunya dengan menyiapkan laboratorium untuk mendeteksi virus SARS CoV-2.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI, dr. Siswanto, MHP, DTM menjelaskan peranan Laboratrium Litbangkes dalam menghadapi virus corona. Saat ini, di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) telah menyiapkan dua lab yang digunakan untuk menangani kasus virus corona, yakni lab klinis dan public health lab.
“Lab klinis biasanya digunakan untuk mendapatkan diagnosis penyakit seseorang, untuk memberikan pengobatan. Sedangkan public health lab digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit yang berpotensi menjadi wabah, sehingga dapat memberikan tindakan yang efektif untuk melindungi masyarakat,” jelas dr. Siswanto pada Kamis (13/2) di Aula Gedung A, Fakultas Univesitas Indonesia, Depok.
Kemampuan lab telah sesuai dengan standard dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada Senin (10/02) lalu, terdapat sebanyak 64 spesimen virus corona (Covid-19) dari 16 provinsi, seperti DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, DIY, Kalimantan Barat, Jambi, Papua Barat, NTB, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara yang dikirimkan ke Lab Balitbangkes.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 62 spesimen negatif virus corona dan 2 spesimen masih dalam proses pemeriksaan. “Kami menerima spesimen terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan spesimen tersebut. Hasilnya akan diberitahukan kepada Ditjen P2P Kemenkes dan mereka segera melaporkannya kepada WHO,” dr. Siswanto menjelaskan proses pemeriksaan spesimen, Kamis (13/2).
Untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus corona (Covid-19), Balitbangkes melakukan pemantauan di semua pintu masuk dan mengambil tiga spesimen.
“Orang yang sedang dalam pemantauan di pintu masuk akan diberikan kartu kewaspadaan kesehatan atau kartu kuning,” kata dr. Siswanto pada kesempatan yang sama. Dia juga menambahkan “Kalau sudah suspect akan diambil spesimennya dengan benar.”
Karena virus ini berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan, jadi ada tiga spesimen, yaitu nasofaring, sputum, dan serum. “Nah ini banyak yang salah paham. Pemeriksaan spesimen tidak menggunakan kapas karena masih ada DNA-nya. Jadi, yang benar adalah dengan menggunakan dakron,” dr. Siswanto meluruskan kesalahpahaman.
Hingga saat ini, tidak ditemukan masyarakat Indonesia yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Oleh karena itu, Kemenkes menyarankan kepada masyarakat agar tidak panik dalam menanggapi kasus ini.
WNI Kru Diamond Princes Aman
Sementara itu, pasien yang positif Virus Corona alias COVID-19 di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang telah bertambah 44 orang. Kini totalnya mencapai 218 penumpang yang sudah terinfeksi.
Melansir Fox News, Jumat (14/2), pihak pengelola kapal pesiar tengah sibuk agar para penumpang bisa meninggalkan kapal untuk dikarantina fasilitas khusus. Otoritas kesehatan Jepang setuju pada langkah ini.
Ada 78 WNI di atas kapal pesiar itu. Kementerian Luar Negeri Indonesia berkata kondisi mereka masih sehat. “Tidak ada WNI yang infected. 78 WNI sampai saat ini dalam keadaan sehat,” ujar Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kemlu Judha Nugraha.
KBRI Tokyo juga sudah mengirimkan bantuan seperti minuman sachet rasa jeruk, kecap, dan mie instan gelas.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan 78 WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess telah selesai menjalani masa karantina yang dilakukan pemerintah Jepang. Mereka dinyatakan bebas dari Virus Corona.
“Untuk WNI 78 di Diamond, dinyatakan sehat. Mereka sudah selesai masa observasi, dan harusnya tak ada lagi perlakuan khusus buat mereka,” kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Vensya Sitohang di Kantor Staf Presiden hari Rabu. (bbs/net)