
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perkembangan kasus penemuan virus corona COVID-19 semakin cepat. Hingga Minggu (23/2) malam, data tercatat menunjukkan kasus virus corona yang terkonfirmasi telah mencapai lebih dari 78.966 kasus di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 2,468 telah meninggal.
Setelah China, pemerintah Korea Selatan kini meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona (COVID-19) hingga level tertinggi. Keputusan tersebut diambil Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebab angka korban terdampak dan yang meninggal dunia akibat virus corona terus meningkat pada Minggu (23/2).
Data hingga Minggu (23/2) siang, setidaknya 602 warga Korea Selatan positif terinfeksi virus corona dan lima orang meninggal dunia sejak Rabu (19/2). Ratusan kasus terkonfirmasi pada akhir pekan ini.
Presiden Moon Jae-in mengatakan pemerintah akan memperkuat sistem respons dengan meningkatkan status ke siaga satu, level merah, dan berbicara pada pemerintah antar-lembaga untuk menyikapi penyebaran wabah virus corona.
Hal itu memungkinkan pemerintah mengambil langkah tegas seperti menghentikan kegiatan publik seperti penutupan sementara sekolah.
Melansir Yonhap, hal tersebut pertama kalinya di Korea meningkatkan status waspada terkait virus ke tingkat tertinggi dalam 11 tahun terakhir setelah melawan H1N1 atau yang dikenal dengan flu babi.
Presiden Moon mengatakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak perlu ragu mengambil langkah tegas seperti yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mengatasi penyakit yang disebabkan virus tersebut.
Hal itu disampaikan menyinggung sekte Kristen, Shincheonji di Daegu. Sekte yang terletak 300 kilometer tenggara Seoul tersebut menjadi salah satu yang dinilai menjadi pusat infeksi karena banyak anggotanya terinfeksi virus corona dalam beberapa hari terakhir.
Presiden Moon berkata, otoritas kesehatan berhak mengambil langkah khusus kepada pengikut Shincheonji atau yang berarti dunia baru, seperti menutup fasilitas dan membatasi kegiatan anggotanya secara nasional untuk melindungi keselamatan warga.
“Hal itu tidak dimaksudkan untuk membatasi kebebasan beragama di Korea,” kata Presiden Moon.
Presiden Moon juga meminta kerja sama dari anggota sekte Shincheonji untuk menghindari pertemuan publik dalam suatu waktu. “Meski situasi sedang suram, kita yakin bisa melaluinya,” Kata Moon.
“Pemerintah Korea Selatan cukup mampu dan percaya diri untuk mengontrol dan mengatur penyebaran virus corona. Rasa percaya dan kerja sama merupakan solusi untuk memenangkan pertarungan ini,” pungkasnya.
Italia dan Timur Tengah Waspada
Terbaru, beberapa negara selain Cina dan Korea Selatan telah mengalami peningkatan pesat dalam perkembangan virus corona, di antaranya adalah Italia dan Timur Tengah.
Di Italia, total kasus yang terkonfirmasi hingga Minggi (23/2) sore adalah 100 kasus dengan dua kasus kematian.
Melansir CNN, lonjakan tersebut dikaitkan dengan peningkatan infeksi di bagian utara negara. Mayoritas kasus infeksi virus corona terjadi Lombardy dengan 89 kasus. Lalu, di Veneto, Emilia Romagna dan Piedmont.
Atas peningkatan ini, Italia juga telah melakukan isolasi terhadap 10 kotanya dan meminta lebih dari 50.000 penduduk di dalamnya untuk tetap tinggal di rumah.
Sementara di Timur Tengah, penyebaran virus corona juga turut mengalami lonjakan. Israel dan Lebanon pertama kali mengonfirmasi kasus virus corona pada Jumat (21/2) lalu. Konfirmasi ini menjadikannya sebagai negara keempat dan kelima yang terinfeksi virus corona COVID-19 di Timur Tengah.
Melansir CNN, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanport mengatakan kepada media, terdapat 15 kasus tambahan positif virus corona hanya dalam jangka waktu 24 jam. Tambahan tersebut membuat kasus infeksi virus corona di Iran menjadi sebanyak 43 kasus pada Minggu (23/2/). Dari jumlah kasus tersebut, tercatat lima kematian yang terjadi.
Atas pertambahan kasus yang terjadi, Iran pun menutup perbatasannya dengan Irak, yang bertetangga dengan Kuwait. Negara ini juga tengah berada dalam peringatan tinggi untuk potensi wabah setelah melarang perjalanan dari dan ke Iran. Namun demikian, hingga kini, belum ada kasus yang terkonfirmasi baik di Irak maupun Kuwait.
Indonesia Tolak 118 WNA
Di Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi menolak 118 WNA masuk ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19).
“Jumlah ini dihitung mulai dari tanggal 5-23 Februari 2020 dan diperoleh dari seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi di Indonesia,” kata Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arvin Gumilang dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/2). Arvin menjelaskan, jumlah penolakan WNA yang terbanyak terdapat di tempat pemeriksaan Imigrasi Ngurah Rai Bali, yakni sebanyak 89 orang.
Arvin mengungkapkan, WNA yang ditolak masuk wilayah Indonesia tidak hanya dari Cina namun beragam seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa dan Afrika.
“Alasan penolakan antara lain karena WNA pernah tinggal atau singgah di wilayah China daratan pada 14 hari sebelum memasuki wilayah Indonesia,” tutur Arvin.
Hal ini menjadi dasar bagi Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk menolak masuk WNA sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 3 Tahun 2020 yang mengatur penghentian sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa on Arrival, dan pemberian izin tinggal keadaan terpaksa bagi WN RRT.
Selain menolak kedatangan WNA, Ditjen Imigrasi juga telah memberikan izin tinggal keadaan terpaksa kepada 1.247 WN Cina yang ada di Indonesia.
“Izin tinggal keadaan terpaksa diberikan hanya kepada WN Cina yang sudah berada di Indonesia namun izin tinggalnya telah habis dan tidak bisa kembali ke negaranya karena adanya wabah virus corona serta tidak adanya alat angkut yang membawanya kembali ke negaranya,” ujar Arvin. (kps/net/bbs)

