26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

GoJek dan Grab Merger?

OJOL: Dua pengemudi ojek online (Ojol) berhenti di sebuah persimpangan, belum lama ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua perusahaan penyedia aplikasi transportasi online dan superapp di Asia Tenggara, Gojek dan Grab, yang masing-masing bervaluasi lebih dari 10 miliar dollar AS, dikabarkan tengah dalam pembicaraan potensi merger.

Kabar merger tersebut mencuat karena kedua manajemen telah bertemu sesekali selama 2 tahun terakhir untuk mendiskusikan merger. Presiden Grab Ming Maa dan CEO Gojek Andre Soelistyo bahkan telah bertemu awal bulan ini untuk membicarakan kesepakatan itu.

Menanggapi hal itu, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menegaskan Gojek tidak memiliki rencana merger dengan saingannya, Grab. Dia pun membantah berita yang beredar di media soal rencana merger tersebut.

“Tidak ada rencana merger, dan pemberitaan yang beredar di media terkait hal tersebut tidak akurat.” kata Nila saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/2).

Sebelumnya dikutip Deal Street Asia, Gojek dan Grab dikabarkan tengah mendiskusikan merger. Diskusi tersebut bahkan berubah menjadi serius selama beberapa bulan belakangan.

Berdasarkan laporan yang sama, pemberi kesepakatan yang paling potensial akan mengendalikan entitas gabungan itu.

Grab pun telah mengatakan kepada investor utamanya terkait Gojek yang menginginkan kesepakatan imbang 50-50 jika merger benar-benar terjadi.

Sementara itu, investor dari kedua belah pihak, baik Gojek dan Grab, terbuka untuk potensi penggabungan kedua perusahaan. Adapun saat ini, kedua decacorn tersebut telah mampu memecah investor di Asia Tenggara.

Dan hanya Visa menjadi satu-satunya investor yang menyuntikkan dana di kedua perusahaan rintisan tersebut. (kom/ram)

OJOL: Dua pengemudi ojek online (Ojol) berhenti di sebuah persimpangan, belum lama ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua perusahaan penyedia aplikasi transportasi online dan superapp di Asia Tenggara, Gojek dan Grab, yang masing-masing bervaluasi lebih dari 10 miliar dollar AS, dikabarkan tengah dalam pembicaraan potensi merger.

Kabar merger tersebut mencuat karena kedua manajemen telah bertemu sesekali selama 2 tahun terakhir untuk mendiskusikan merger. Presiden Grab Ming Maa dan CEO Gojek Andre Soelistyo bahkan telah bertemu awal bulan ini untuk membicarakan kesepakatan itu.

Menanggapi hal itu, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menegaskan Gojek tidak memiliki rencana merger dengan saingannya, Grab. Dia pun membantah berita yang beredar di media soal rencana merger tersebut.

“Tidak ada rencana merger, dan pemberitaan yang beredar di media terkait hal tersebut tidak akurat.” kata Nila saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/2).

Sebelumnya dikutip Deal Street Asia, Gojek dan Grab dikabarkan tengah mendiskusikan merger. Diskusi tersebut bahkan berubah menjadi serius selama beberapa bulan belakangan.

Berdasarkan laporan yang sama, pemberi kesepakatan yang paling potensial akan mengendalikan entitas gabungan itu.

Grab pun telah mengatakan kepada investor utamanya terkait Gojek yang menginginkan kesepakatan imbang 50-50 jika merger benar-benar terjadi.

Sementara itu, investor dari kedua belah pihak, baik Gojek dan Grab, terbuka untuk potensi penggabungan kedua perusahaan. Adapun saat ini, kedua decacorn tersebut telah mampu memecah investor di Asia Tenggara.

Dan hanya Visa menjadi satu-satunya investor yang menyuntikkan dana di kedua perusahaan rintisan tersebut. (kom/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/