26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pilih Kamar tanpa Kamar Mandi

Sidak Hotel, Dahlan Iskan Disebut Menteri Aneh

Dahlan Iskan tidak langsung masuk ke kamarnya begitu ia tiba di hotel, ketika waktu di Bali sudah pukul 18.30. Mandi dan pergi makan malam ke sebuah restoran pun ditundanya karena harus menginspeksi beberapa tempat di Hotel Inna Kuta. Ini inspeksi sangat mendadak.

Karyawan yang sedang bekerja di beberapa bagian yang diinspeksi menyatakan kaget melihat menterinya tiba-tiba ada di antara mereka. Beberapa karyawan yang diajak bicara pun bahkan baru tahu bahwa lawan bicaranya tadi adalah menteri setelah Dahlan Iskan meninggalkan ruang kerja mereka.

Menteri yang penampilannya selalu tidak formal itu masuk ke dapur, ke tempat parkir sepeda motor, dan beberapa ruangan lain. “Aneh. Ini menteri aneh. Dia masuk sampai ke dapur. Dirut kami saja belum tentu sampai ke sini,” ujar seorang karyawan rendah di Hotel Inna Kuta, Bali, Kamis malam.

Dahlan memilih menginap di Inna Kuta selama ia di Bali sampai 18 November nanti, sebagai salah satu menteri yang diperintahkan nongkrongin KTT ASEAN. Beberapa stafnya pernah menyarankan supaya Dahlan menginap di hotel lain saja yang lebih bagus karena Inna Kuta masih dalam proses pengembangan dan pengerjaannya belum selesain
“Gak, saya mau nginap di Inna Kuta. Jelek gak apa-apa, biar sekalian saya tahu apa yang menyebabkan proyek itu tidak selesai-selesai,” kata Dahlan.

Dahlan adalah menteri pertama yang menginap di Inna Kuta setelah Susilo Sudarman, salah satu menteri pariwisata di zaman pemerintahan Orde Baru. Menteri-menteri lain kalau ke Bali menginap di hotel-hotel esklusif.

“Sekarang Pak Menteri BUMN nginap di sini, kami sangat senang. Apalagi tadi beliau langsung memutuskan nasib proyek ini. Semuanya selesai, kami jadi jelas, jadi lebih percaya diri mengembangkan bisnis hotel ini,” ujar seorang pejabat Inna Kuta.

Yang bikin pusing pejabat-pejabat Hotel Indonesia Natour (HIN) dan Inna Kuta adalah keinginan Dahlan untuk menginap di sebuah kamar yang kamar mandinya belum selesai, masih proses finishing. “Saya nanti malam nginap di sini,” kata Dahlan ketika menginspeksi proyek hotel Inna Kuta yang nantinya berganti nama menjadi Grand Inna Kuta itu. “Ampun..ampuuun. Bapak ini luarbiasa,” kata Plt Dirut HIN, Agus Suharyono.

Dahlan memang manusia ‘aneh’. Sudah sejak lama dia aneh, bukan setelah menjadi menteri. Keanehan manusia satu ini antara lain: penampilan selalu apa adanya, tidak suka yang formal-formal, selalu pakai sepatu kets, kaos, jaket dan tidak mau menggunakan fasilitas jabatan negara, serta tidak mau dikawal. Keanehan yang paling wajib adalah pakai sepatu kets.

Suatu saat ketika HM Jusuf Kalla (JK) baru beberapa bulan menjadi wakil presiden, bos Jawa Pos ini meminta waktu untuk bertemu. “Saya sudah di bandara, nanti langsung ke kediaman. Boleh tidak ya saya pake jaket, pake sepatu kets,” katanya kepada JK (melalui telepon) waktu itu. “Khusus buat Pak Dahlan, bisa,” jawab JK pula.

Mulanya ada staf di kantor Wapres tidak mengizinkan ada tamu yang pakai sepatu kets bertemu wakil presiden. “Rasanya tidak pas,” kata staf tersebut.

“Pak Dahlan pake sepatu kets bukan karena dia tidak punya uang atau tidak menghormati. Dia itu orang kaya dan pake sepatu kets itu sudah karakter dia,” kata JK ketika menjelaskan kepada staf yang kemudian  begitu mengagumi Dahlan Iskan itu.

“Saya kalau bertemu Saudara Dahlan, yang pertama saya liat kakinya dulu. Apakah dia pake sepatu kets atau tidak. Begitu saya liat dia pake sepatu kets baru saya yakin ini benar Dahlan Iskan,” kata JK lagi.

Dahlan dengan JK memang sudah sangat lama saling mengenal. Dua tokoh ini memiliki karakter yang mirip, terutama dalam hal common sense dan kecepatan mengambil keputusan. Keanehan yang terbaru dari Dahlan Iskan adalah dia tidak ingin disebut sebagai menteri.

“Saya bukan menteri. Jangan panggil saya menteri. Menteri yang sebenarnya adalah wakil menteri. Karena itu saya tidak pakai tanda jabatan menteri,” katanya kepada peserta rapat di Inna Kuta kemarin.
“Saya ingin jadi CEO atau chairman saja di BUMN. Kalau menteri tidak sampai ngurusin yang teknis seperti ini,” tambahnya.(jpnn)

Sidak Hotel, Dahlan Iskan Disebut Menteri Aneh

Dahlan Iskan tidak langsung masuk ke kamarnya begitu ia tiba di hotel, ketika waktu di Bali sudah pukul 18.30. Mandi dan pergi makan malam ke sebuah restoran pun ditundanya karena harus menginspeksi beberapa tempat di Hotel Inna Kuta. Ini inspeksi sangat mendadak.

Karyawan yang sedang bekerja di beberapa bagian yang diinspeksi menyatakan kaget melihat menterinya tiba-tiba ada di antara mereka. Beberapa karyawan yang diajak bicara pun bahkan baru tahu bahwa lawan bicaranya tadi adalah menteri setelah Dahlan Iskan meninggalkan ruang kerja mereka.

Menteri yang penampilannya selalu tidak formal itu masuk ke dapur, ke tempat parkir sepeda motor, dan beberapa ruangan lain. “Aneh. Ini menteri aneh. Dia masuk sampai ke dapur. Dirut kami saja belum tentu sampai ke sini,” ujar seorang karyawan rendah di Hotel Inna Kuta, Bali, Kamis malam.

Dahlan memilih menginap di Inna Kuta selama ia di Bali sampai 18 November nanti, sebagai salah satu menteri yang diperintahkan nongkrongin KTT ASEAN. Beberapa stafnya pernah menyarankan supaya Dahlan menginap di hotel lain saja yang lebih bagus karena Inna Kuta masih dalam proses pengembangan dan pengerjaannya belum selesain
“Gak, saya mau nginap di Inna Kuta. Jelek gak apa-apa, biar sekalian saya tahu apa yang menyebabkan proyek itu tidak selesai-selesai,” kata Dahlan.

Dahlan adalah menteri pertama yang menginap di Inna Kuta setelah Susilo Sudarman, salah satu menteri pariwisata di zaman pemerintahan Orde Baru. Menteri-menteri lain kalau ke Bali menginap di hotel-hotel esklusif.

“Sekarang Pak Menteri BUMN nginap di sini, kami sangat senang. Apalagi tadi beliau langsung memutuskan nasib proyek ini. Semuanya selesai, kami jadi jelas, jadi lebih percaya diri mengembangkan bisnis hotel ini,” ujar seorang pejabat Inna Kuta.

Yang bikin pusing pejabat-pejabat Hotel Indonesia Natour (HIN) dan Inna Kuta adalah keinginan Dahlan untuk menginap di sebuah kamar yang kamar mandinya belum selesai, masih proses finishing. “Saya nanti malam nginap di sini,” kata Dahlan ketika menginspeksi proyek hotel Inna Kuta yang nantinya berganti nama menjadi Grand Inna Kuta itu. “Ampun..ampuuun. Bapak ini luarbiasa,” kata Plt Dirut HIN, Agus Suharyono.

Dahlan memang manusia ‘aneh’. Sudah sejak lama dia aneh, bukan setelah menjadi menteri. Keanehan manusia satu ini antara lain: penampilan selalu apa adanya, tidak suka yang formal-formal, selalu pakai sepatu kets, kaos, jaket dan tidak mau menggunakan fasilitas jabatan negara, serta tidak mau dikawal. Keanehan yang paling wajib adalah pakai sepatu kets.

Suatu saat ketika HM Jusuf Kalla (JK) baru beberapa bulan menjadi wakil presiden, bos Jawa Pos ini meminta waktu untuk bertemu. “Saya sudah di bandara, nanti langsung ke kediaman. Boleh tidak ya saya pake jaket, pake sepatu kets,” katanya kepada JK (melalui telepon) waktu itu. “Khusus buat Pak Dahlan, bisa,” jawab JK pula.

Mulanya ada staf di kantor Wapres tidak mengizinkan ada tamu yang pakai sepatu kets bertemu wakil presiden. “Rasanya tidak pas,” kata staf tersebut.

“Pak Dahlan pake sepatu kets bukan karena dia tidak punya uang atau tidak menghormati. Dia itu orang kaya dan pake sepatu kets itu sudah karakter dia,” kata JK ketika menjelaskan kepada staf yang kemudian  begitu mengagumi Dahlan Iskan itu.

“Saya kalau bertemu Saudara Dahlan, yang pertama saya liat kakinya dulu. Apakah dia pake sepatu kets atau tidak. Begitu saya liat dia pake sepatu kets baru saya yakin ini benar Dahlan Iskan,” kata JK lagi.

Dahlan dengan JK memang sudah sangat lama saling mengenal. Dua tokoh ini memiliki karakter yang mirip, terutama dalam hal common sense dan kecepatan mengambil keputusan. Keanehan yang terbaru dari Dahlan Iskan adalah dia tidak ingin disebut sebagai menteri.

“Saya bukan menteri. Jangan panggil saya menteri. Menteri yang sebenarnya adalah wakil menteri. Karena itu saya tidak pakai tanda jabatan menteri,” katanya kepada peserta rapat di Inna Kuta kemarin.
“Saya ingin jadi CEO atau chairman saja di BUMN. Kalau menteri tidak sampai ngurusin yang teknis seperti ini,” tambahnya.(jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/