26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Babak Belur

INDONESIA vs MALAYSIA

Jakarta-Reno Alfiano (20) dan seorang rekannya — yang belum diketahui identitasnya — tampil bangga dengan kaos Timnas. Sayang, sebelum berhasil menonton, kaos di tubuh mereka berdarah. Keduanya tewas sebelum menyaksikan Timnas Indonesia kalah untuk kedua kalinya dari Malaysia dalam SEA Games ke-26.

Kondisi jenazah yang masih mengenakan kaos Timnas berwarna merah itu dalam kondisi babak belur. Keduanya tidak sempat mendapatkan pertolongan medis.”Saat ditemukan sudah meninggal dunia,” terang petugas medis, Abdul Majid saat ditemui di pintu VIII, GBK, Senayan, Senin (21/11) malam.

Reno dan rekannya terinjak-injak setelah massa memaksa masuk ke pintu masuk sektor XV stadion utama Gelora Bung Karno. Setelah berhasil menjebol pintu sektor III dan V, rupanya ratusan suporter yang tidak memiliki tiket juga menjebol pintu sektor XV Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Akibat kericuhan ini, puluhan orang dikabarkan terluka, dua orang dikabarkan tewas, dan enam lainnya harus dilarikan ke RS Angkata Laut Mintohardjo, Jakarta Pusat.
Saat ditemukan tim medis diperkirakan, Reno dan seorang rekan itu, sudah meninggal 1,5 jam sebelumnya.

“Komunikasi di sini susah. Jadi tim medis kesulitan melakukan koordinasi,” terang Abdul.

Setelah jasad kedua suporter Timnas itu dievakuasi tim medis, petugas segera membawanya ke ambulans. Namun jasad tidak segera dibawa ke RSCM. Selama 2 jam sejak pukul 19.30 WIB, jasad disimpan di ambulans. Alasannya mobil yang disediakan bukan ambulans untuk mengangkut jenazah. Akhirnya, sekitar pukul 21.30 WIB, kedua jasad itu dibawa tim medis ke RSCM.

“Tadi sempat ikut rebutan masuk di Pintu VIII, tapi saya terpisah dengan Reno. Saya cari-cari tidak ketemu, tahu-tahu sudah meninggal,” kata Helmi, sepupu Reno saat ditemui di pintu XV SUGBK, Senin (21/11).
Dijelaskan Helmi, padahal korban dan dirinya memiliki tiket untuk masuk ke dalam stadion. Namun, karena penonton membludak akhirnya mereka saling berdesak-desakan. Helmi pun tidak tahu harus bagaimana saat ini.”Sekarang enggak tahu bagimana ini,” ucapnya sedih.

Kisah sedih suporter fanatik Indonesia seakan sejalan dengan Timnas; tragis. Dua kali laga dengan tim yang sama di even tak berbeda, Garuda Muda tidak juga bisa menang. Dengan hasil ini mimpi mendapatkan medali emas dalam ajang SEA Games belum mampu diraih timnas Garuda.

Indonesia kalah dalam adu pinalti melawan Malaysia dengan skor 4-3. Skor pertandingan normal 1-1, dengan demikian Malaysia unggul 5-4 atas tim Merah Putih.

Kemarin malam, Titus Bonai (Tibo) mendapatkan kesempatan pertama melakukan tendangan. Ia pun tak menyia-yiakannya, dan berhasil menjebol gawang Malaysia. Walau penjaga gawang Malaysia, Fahmi, sempat menebak dan menepis laju bola, namun kerasnya tendangan Bonai tak mampu dihadang. Malaysia berhasil menyamakan kedudukan lewat eksekusi tendangan pertama pemainnya. Penendang kedua Indonesia gagal mencetak gol, sementara penendang kedua Malaysia, Fandi, berhasil mencetak gol. Skor 2-1 untuk Malaysia.

Tendangan terakhir pemain Malaysia sebenarnya mampu dihadang oleh penjaga gawang Indonesia, Kurnia Meiga. Sayang laju bola terlalu deras sehingga menyusur gawang. Skor 4-3 untuk Malaysia. Dengan demikian, mimpi menjadi kampiun dalam cabang olahraga (cabor) bergengsi di SEA Games ini kembali gagal.

Sejatinya, kemarin Garuda Muda, Julukan Timnas U-23 unggul lebih dulu berkat gol Gunawan Dwi Cahyo yang sukses menjebol gawang Malaysia saat pertandingan baru berjalan empat menit. Namun Malaysia berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Omar Mohd Asraruddin di menit ke-34. Gol itu sekaligus menyudahi babak pertama dengan skor 1-1.

Indonesia kembali berhasil membuat tekanan sejak awal memasuki babak kedua, Sejumlah peluang bahkan berhasil diciptakan Titus Bonai cs sepanjang 45 menit kedua. Namun buruknya penyelesaian akhir, membuat kedudukan 1-1 tidak berubah hingga 90 menit pertandingan. Dengan hasil itu pertandingan terpaksa harus dilanjutkan dengan babak tambahan waktu 2×15 menit. Skor tetap imbang dan dilanjutkan dengan adu penalti.

Di Palembang, Panitia Siapakan Ribuan Pasukan Keamanan

Kejadian tragis di final sepak bola tampaknya emnjadi catatan penting untuk panitia SEA Games. Karena itu, panitia SEA Games XXVI INASOC, tampaknya tak mau ambil risiko dalam acara penutupan pesta olahraga paling akbar antar bangsa-bangsa di Asean itu. Dengan begitu, mereka sudah mempersiapkan ribuan pasukan keamanan untuk mengawasi jalannya acara penutupan yang akan berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang malam nanti (22/11).

“Kami tidak mau mengambil risiko dalam acara penutupan ini. Yang jelas, semua kelemahan yang terjadi di acara pembukaan sudah kami evaluasi. Keamanan juga akan kami perketat, karena yang hadir dalam acara ini adalah wakil presiden (Budiono, Red),” ujar Ketua Inasoc Sumatera Selatan, Muddai Madang, kemarin (21/11).

Menurut dia, berbeda dengan acara pembukaan, untuk memaksimalkan proses keamanan tersebut, mayoritas personel keamanan akan di berikan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI), sementara Polri hanya sebagian.

“Khusus untuk upacara penutupan, kekuatan keamanan yang diturunkan mencapai 3.074 personel. Itu terdiri dari 2.228 personel TNI, serta 721 anggota Polri, sementara sisanya sebanyak 125 orang akan diambil dari Pemerintah Provinsi Sumsel,” jelas dia.

Dalam acara penutupan ini, tiket akan dijual dengan harga mulai Rp250 ribu hingga yang termahal Rp1,5 juta. Meskipun begitu, Muddai menyarankan untuk “masyarakat yang ingin menyaksikan acara penutupan SEA Games secara langsung agar datang lebih awal.

“Kami berharap para penonton bisa datang lebih awal dibanding saat acara pembukaan. Kalau datang pas saat pembukaan, pasti akan sulit untuk masuk ke stadion. Kondisi seperti itu yang terlihat pada pembukaan kemarin,” kata pria yang juga ketua KONI Sumsel ini.

Tapi, dia menegaskan penonton yang tidak mendapatkan tiket masuk, tidak perlu berkecil hati. Sebab, panitia bakal menyediakan lima layar besar untuk menampilkan pertunjukan spektakuler di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.

“Letak layar belum kami tentukan. Tapi, kami akan pasang lima layar dengan ukuran besar di sekitar wilayah stadion. Ini agar masyarakat Palembang yang tidak memiliki tiket bisa menyaksikan jalannya penutupan,” ujar dia. (bbs/dik/jpnn)

INDONESIA vs MALAYSIA

Jakarta-Reno Alfiano (20) dan seorang rekannya — yang belum diketahui identitasnya — tampil bangga dengan kaos Timnas. Sayang, sebelum berhasil menonton, kaos di tubuh mereka berdarah. Keduanya tewas sebelum menyaksikan Timnas Indonesia kalah untuk kedua kalinya dari Malaysia dalam SEA Games ke-26.

Kondisi jenazah yang masih mengenakan kaos Timnas berwarna merah itu dalam kondisi babak belur. Keduanya tidak sempat mendapatkan pertolongan medis.”Saat ditemukan sudah meninggal dunia,” terang petugas medis, Abdul Majid saat ditemui di pintu VIII, GBK, Senayan, Senin (21/11) malam.

Reno dan rekannya terinjak-injak setelah massa memaksa masuk ke pintu masuk sektor XV stadion utama Gelora Bung Karno. Setelah berhasil menjebol pintu sektor III dan V, rupanya ratusan suporter yang tidak memiliki tiket juga menjebol pintu sektor XV Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Akibat kericuhan ini, puluhan orang dikabarkan terluka, dua orang dikabarkan tewas, dan enam lainnya harus dilarikan ke RS Angkata Laut Mintohardjo, Jakarta Pusat.
Saat ditemukan tim medis diperkirakan, Reno dan seorang rekan itu, sudah meninggal 1,5 jam sebelumnya.

“Komunikasi di sini susah. Jadi tim medis kesulitan melakukan koordinasi,” terang Abdul.

Setelah jasad kedua suporter Timnas itu dievakuasi tim medis, petugas segera membawanya ke ambulans. Namun jasad tidak segera dibawa ke RSCM. Selama 2 jam sejak pukul 19.30 WIB, jasad disimpan di ambulans. Alasannya mobil yang disediakan bukan ambulans untuk mengangkut jenazah. Akhirnya, sekitar pukul 21.30 WIB, kedua jasad itu dibawa tim medis ke RSCM.

“Tadi sempat ikut rebutan masuk di Pintu VIII, tapi saya terpisah dengan Reno. Saya cari-cari tidak ketemu, tahu-tahu sudah meninggal,” kata Helmi, sepupu Reno saat ditemui di pintu XV SUGBK, Senin (21/11).
Dijelaskan Helmi, padahal korban dan dirinya memiliki tiket untuk masuk ke dalam stadion. Namun, karena penonton membludak akhirnya mereka saling berdesak-desakan. Helmi pun tidak tahu harus bagaimana saat ini.”Sekarang enggak tahu bagimana ini,” ucapnya sedih.

Kisah sedih suporter fanatik Indonesia seakan sejalan dengan Timnas; tragis. Dua kali laga dengan tim yang sama di even tak berbeda, Garuda Muda tidak juga bisa menang. Dengan hasil ini mimpi mendapatkan medali emas dalam ajang SEA Games belum mampu diraih timnas Garuda.

Indonesia kalah dalam adu pinalti melawan Malaysia dengan skor 4-3. Skor pertandingan normal 1-1, dengan demikian Malaysia unggul 5-4 atas tim Merah Putih.

Kemarin malam, Titus Bonai (Tibo) mendapatkan kesempatan pertama melakukan tendangan. Ia pun tak menyia-yiakannya, dan berhasil menjebol gawang Malaysia. Walau penjaga gawang Malaysia, Fahmi, sempat menebak dan menepis laju bola, namun kerasnya tendangan Bonai tak mampu dihadang. Malaysia berhasil menyamakan kedudukan lewat eksekusi tendangan pertama pemainnya. Penendang kedua Indonesia gagal mencetak gol, sementara penendang kedua Malaysia, Fandi, berhasil mencetak gol. Skor 2-1 untuk Malaysia.

Tendangan terakhir pemain Malaysia sebenarnya mampu dihadang oleh penjaga gawang Indonesia, Kurnia Meiga. Sayang laju bola terlalu deras sehingga menyusur gawang. Skor 4-3 untuk Malaysia. Dengan demikian, mimpi menjadi kampiun dalam cabang olahraga (cabor) bergengsi di SEA Games ini kembali gagal.

Sejatinya, kemarin Garuda Muda, Julukan Timnas U-23 unggul lebih dulu berkat gol Gunawan Dwi Cahyo yang sukses menjebol gawang Malaysia saat pertandingan baru berjalan empat menit. Namun Malaysia berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Omar Mohd Asraruddin di menit ke-34. Gol itu sekaligus menyudahi babak pertama dengan skor 1-1.

Indonesia kembali berhasil membuat tekanan sejak awal memasuki babak kedua, Sejumlah peluang bahkan berhasil diciptakan Titus Bonai cs sepanjang 45 menit kedua. Namun buruknya penyelesaian akhir, membuat kedudukan 1-1 tidak berubah hingga 90 menit pertandingan. Dengan hasil itu pertandingan terpaksa harus dilanjutkan dengan babak tambahan waktu 2×15 menit. Skor tetap imbang dan dilanjutkan dengan adu penalti.

Di Palembang, Panitia Siapakan Ribuan Pasukan Keamanan

Kejadian tragis di final sepak bola tampaknya emnjadi catatan penting untuk panitia SEA Games. Karena itu, panitia SEA Games XXVI INASOC, tampaknya tak mau ambil risiko dalam acara penutupan pesta olahraga paling akbar antar bangsa-bangsa di Asean itu. Dengan begitu, mereka sudah mempersiapkan ribuan pasukan keamanan untuk mengawasi jalannya acara penutupan yang akan berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang malam nanti (22/11).

“Kami tidak mau mengambil risiko dalam acara penutupan ini. Yang jelas, semua kelemahan yang terjadi di acara pembukaan sudah kami evaluasi. Keamanan juga akan kami perketat, karena yang hadir dalam acara ini adalah wakil presiden (Budiono, Red),” ujar Ketua Inasoc Sumatera Selatan, Muddai Madang, kemarin (21/11).

Menurut dia, berbeda dengan acara pembukaan, untuk memaksimalkan proses keamanan tersebut, mayoritas personel keamanan akan di berikan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI), sementara Polri hanya sebagian.

“Khusus untuk upacara penutupan, kekuatan keamanan yang diturunkan mencapai 3.074 personel. Itu terdiri dari 2.228 personel TNI, serta 721 anggota Polri, sementara sisanya sebanyak 125 orang akan diambil dari Pemerintah Provinsi Sumsel,” jelas dia.

Dalam acara penutupan ini, tiket akan dijual dengan harga mulai Rp250 ribu hingga yang termahal Rp1,5 juta. Meskipun begitu, Muddai menyarankan untuk “masyarakat yang ingin menyaksikan acara penutupan SEA Games secara langsung agar datang lebih awal.

“Kami berharap para penonton bisa datang lebih awal dibanding saat acara pembukaan. Kalau datang pas saat pembukaan, pasti akan sulit untuk masuk ke stadion. Kondisi seperti itu yang terlihat pada pembukaan kemarin,” kata pria yang juga ketua KONI Sumsel ini.

Tapi, dia menegaskan penonton yang tidak mendapatkan tiket masuk, tidak perlu berkecil hati. Sebab, panitia bakal menyediakan lima layar besar untuk menampilkan pertunjukan spektakuler di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.

“Letak layar belum kami tentukan. Tapi, kami akan pasang lima layar dengan ukuran besar di sekitar wilayah stadion. Ini agar masyarakat Palembang yang tidak memiliki tiket bisa menyaksikan jalannya penutupan,” ujar dia. (bbs/dik/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/