28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kelompok Masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi Gelar Diskusi Online, dr Ade Taufiq: Covid-19 Bukan Hoax

virtual: dr Ade Taufiq bersama narasumber lainnya dalam diskusi online yang digelar kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT), Minggu (14/6) lalu.
virtual: dr Ade Taufiq bersama narasumber lainnya dalam diskusi online yang digelar kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT), Minggu (14/6) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Praktisi Kesehatan asal Sumatera Utara, dr Ade Taufiq SpOG menegaskan, wabah Covid-19 bukan hoax. Virus ini nyata dan benar-benar ada. Untuk itu, masyarakat harus bersikap waspada dengan tetap menjalankan protokoler kesehatan. 

HAL itu disampaikannya dalam diskusi online bertajuk “Politik Kesehatan: Topik Favorit Penyebar Hoax” yang diselenggarakan kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT), Minggu (14/6) lalu. Selain Ade Taufiq, acara virtual yang dipandu Hari Baron ini, juga menghadirkan narasumber Ketua DPW PAN Sumut, Ir H Yahdi Khoir Harahap MBA serta pakar komunikasi asal UMSU, Rudianto.

Menurut Ade Taufiq, perkembangan terakhir, jumlah pasien positif Covid-19 belum menunjukkan tren yang menurun. Bahkan, angkanya naik signifikan pasca-dilonggarkannya kran PSBB oleh pemerintah pusat. “Ini berarti wabah Covid-19 yang disebut-sebut sebagai konspirasi global, halusinasi yang digunakan untuk menakut-nakuti, dan sebagainya oleh sebagian masyarakat kita, nyata dan sudah lebih dari 36.000 orang yang terpapar,” ujarnya. 

Dalam kesempatan itu, Ade meluruskan berita-berita hoax yang beredar di-Covid-kan pasien seperti penderita TB paru dan jantung. “Tuduhan itu tidak benar. Sebab, dalam faktanya orang dengan penyakit tertentu seperti jantung, diabetes, dan TBC, paling rentan terinfeksi. Penyakit ini menjadi penyakit penyerta atau secara medis disebut komorbid,” tegasnya.

Sementara Rudianto mengatakan, pandemi Covid-19 yang juga mewabah hampir di seluruh daerah Indonesia, tidak akan tuntas apabila tidak ditangani secara serempak dan bersama-sama. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah bersama semua pihak agar bencana non-alam ini dapat tuntas dengan segera. ”Jadi, harus serempak dan kompak. Misalkan wabah ini mereda di Sumatera Utara, tapi jumlah orang terpapar bertambah di daerah lain, ini namanya belum selesai,”terangnya.

Rudianto menguraikan, komunikasi  intensif dan konsisten serta keterbukaan informasi menjadi salah satu kunci penanganan wabah ini. Selain itu, dua unsur tersebut juga dapat dijadikan penangkal beredarnya hoax di tengah massa.  

Terkait dengan fenomena hoax yang beberapa waktu belakangan tampak semakin kuat mempengaruhi alam pikiran masyarakat, politisi PAN Sumut, Yahdi Khoir Harahap membagi kelompok masyarakat menjadi empat mazhab. Pertama, mazhab Kesehatan. Dalam pemaknaannya, masyarakat meyakini wabah Covid-19 benar-benar ada. Untuk itu, agar tidak tertular, protokoler kesehatan yang diatur pemerintah perlu dipatuhi. 

Kedua, mazhab ekonomi, yaitu mazhab yang menggolongkan masyarakat yang lebih mementingkan kehidupan ekonominya ketimbang bahaya wabah Covid-19. Ketiga, mazhab konspirasi. Aliran ini menggolongkan masyarakat yang meyakini kalau pandemi Covid-19 diciptakan untuk menjadi ladang bisnis bagi penguasan dunia. Sedangkan yang keempat, mazhab halusinasi. “Ada kelompok masyarakat kita yang menganggap wabah ini sebagai khayalan, halusinasi, dan sebagainya. Mereka menganggap Corona itu tidak ada,” tandas Yahdi.

Sementara itu, Luthfi Fauzi selaku Chief Executive Officer (CEO) SALUT menyebutkan, diskusi online yang berjalan sukses itu diikuti sekitar 65 peserta terdiri dari kalangan praktisi partai politik, praktisi kesehatan, akademik utamanya dari UMSU dan masyarakat umum. (adz)

virtual: dr Ade Taufiq bersama narasumber lainnya dalam diskusi online yang digelar kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT), Minggu (14/6) lalu.
virtual: dr Ade Taufiq bersama narasumber lainnya dalam diskusi online yang digelar kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT), Minggu (14/6) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Praktisi Kesehatan asal Sumatera Utara, dr Ade Taufiq SpOG menegaskan, wabah Covid-19 bukan hoax. Virus ini nyata dan benar-benar ada. Untuk itu, masyarakat harus bersikap waspada dengan tetap menjalankan protokoler kesehatan. 

HAL itu disampaikannya dalam diskusi online bertajuk “Politik Kesehatan: Topik Favorit Penyebar Hoax” yang diselenggarakan kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT), Minggu (14/6) lalu. Selain Ade Taufiq, acara virtual yang dipandu Hari Baron ini, juga menghadirkan narasumber Ketua DPW PAN Sumut, Ir H Yahdi Khoir Harahap MBA serta pakar komunikasi asal UMSU, Rudianto.

Menurut Ade Taufiq, perkembangan terakhir, jumlah pasien positif Covid-19 belum menunjukkan tren yang menurun. Bahkan, angkanya naik signifikan pasca-dilonggarkannya kran PSBB oleh pemerintah pusat. “Ini berarti wabah Covid-19 yang disebut-sebut sebagai konspirasi global, halusinasi yang digunakan untuk menakut-nakuti, dan sebagainya oleh sebagian masyarakat kita, nyata dan sudah lebih dari 36.000 orang yang terpapar,” ujarnya. 

Dalam kesempatan itu, Ade meluruskan berita-berita hoax yang beredar di-Covid-kan pasien seperti penderita TB paru dan jantung. “Tuduhan itu tidak benar. Sebab, dalam faktanya orang dengan penyakit tertentu seperti jantung, diabetes, dan TBC, paling rentan terinfeksi. Penyakit ini menjadi penyakit penyerta atau secara medis disebut komorbid,” tegasnya.

Sementara Rudianto mengatakan, pandemi Covid-19 yang juga mewabah hampir di seluruh daerah Indonesia, tidak akan tuntas apabila tidak ditangani secara serempak dan bersama-sama. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah bersama semua pihak agar bencana non-alam ini dapat tuntas dengan segera. ”Jadi, harus serempak dan kompak. Misalkan wabah ini mereda di Sumatera Utara, tapi jumlah orang terpapar bertambah di daerah lain, ini namanya belum selesai,”terangnya.

Rudianto menguraikan, komunikasi  intensif dan konsisten serta keterbukaan informasi menjadi salah satu kunci penanganan wabah ini. Selain itu, dua unsur tersebut juga dapat dijadikan penangkal beredarnya hoax di tengah massa.  

Terkait dengan fenomena hoax yang beberapa waktu belakangan tampak semakin kuat mempengaruhi alam pikiran masyarakat, politisi PAN Sumut, Yahdi Khoir Harahap membagi kelompok masyarakat menjadi empat mazhab. Pertama, mazhab Kesehatan. Dalam pemaknaannya, masyarakat meyakini wabah Covid-19 benar-benar ada. Untuk itu, agar tidak tertular, protokoler kesehatan yang diatur pemerintah perlu dipatuhi. 

Kedua, mazhab ekonomi, yaitu mazhab yang menggolongkan masyarakat yang lebih mementingkan kehidupan ekonominya ketimbang bahaya wabah Covid-19. Ketiga, mazhab konspirasi. Aliran ini menggolongkan masyarakat yang meyakini kalau pandemi Covid-19 diciptakan untuk menjadi ladang bisnis bagi penguasan dunia. Sedangkan yang keempat, mazhab halusinasi. “Ada kelompok masyarakat kita yang menganggap wabah ini sebagai khayalan, halusinasi, dan sebagainya. Mereka menganggap Corona itu tidak ada,” tandas Yahdi.

Sementara itu, Luthfi Fauzi selaku Chief Executive Officer (CEO) SALUT menyebutkan, diskusi online yang berjalan sukses itu diikuti sekitar 65 peserta terdiri dari kalangan praktisi partai politik, praktisi kesehatan, akademik utamanya dari UMSU dan masyarakat umum. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/