JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam mengatakan, Kampus Merdeka kini tak hanya jadi bahasan utama di dalam negeri. Kampus Merdeka sudah jadi trending topik dunia.
“Kampus Merdeka ini sudah jadi trending topik dunia. Karena itu, kolaborasi antarkampus sudah merupakan keniscayaan,” ungkap Nizam, saat meluncurkan logo Kampus Merdeka Indonesia Jaya secara virtual, Senin (14/9).
Kebijakan Kampus Merdeka, lanjut Nizam, perlu diimplementasikan secara baik dan kuat di lingkungan perguruan tinggi. Kampus Merdeka ini, melingkupi sistem akreditasi perguruan tinggi, dan kemudahan pembukaan program studi baru. Kemudahan menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH), dan pemberian hak belajar 3 semester bagi mahasiswa di luar program studi. Kebijakan tersebut tertuang dalam Permendikbud Nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 Tahun 2020.
“Kebijakan Kampus Merdeka ini merupakan gagasan dari Ki Hajar Dewantara, agar mahasiswa bebas merancang masa depannya sendiri, tidak terlepas dari kebudayaan timur yang menjunjung akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan, perubahan sosial dan teknologi yang terjadi secara cepat, mengakibatkan adanya sebuah ketidakpastian di masa depan. Untuk itu, implementasi kebijakan Kampus Merdeka menjadi kunci memerdekakan mahasiswa dan perguruan tinggi untuk beradaptasi menciptakan masa depan mereka sendiri.
“Cara terbaik menciptakan sebuah kepastian di masa depan, yakni dengan menciptakan hari esok, menciptakan masa depan, dengan cara membuka kampus dengan dunia kerja dan dunia nyata,” kata Nizam.
Melalui logo Kampus Merdeka Indonesia Jaya ini, Nizam mengajak para pemangku kepentingan dan mahasiswa di perguruan tinggi, untuk melihat masa depan secara berbeda.
Logo Kampus Merdeka Indonesia Jaya memiliki 3 pesan kunci, yakni semangat gotong-royong, semangat belajar yang kreatif dan inovatif, serta semangat menghasilkan generasi emas untuk Indonesia di masa depan. (jpnn/saz)