MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai tindaklanjut atas salah satu instruksi dari hasil Kongres V PDIP di Bali beberapa waktu yang lalu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Sumatera Utara, membentuk badan-badan partai.
Salah satunya Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDIP Sumut. Pembentukan BKN ini dilakukan sebagai bentuk komitmen PDIP dalam mengawal budaya dan jati diri bangsa.
Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat pun mengukuhkan kepengurusan BKN PDIP Sumut, Kamis (24/9) serta mengukuhkan Idris Pasaribu sebagai Kepala BKN PDIP Sumut. Dalam acara pengukuhan itu, Djarot menyebutkan jika PDIP mengambil jalan kebudayaan agar tidak ada lagi sikap-sikap intoleransi di negara Indonesia. “Bangsa Indonesia dikenal memiliki welas asih, tidak gampang terprovokasi,” ujar Djarot dalam acara yang turut dihadiri Sekretaris DPD PDIP Sumut, Soetarto dan para fungsionaris PDIP Sumut.
Terlebih, kata Djarot, Sumut merupakan tempat lahirnya para budayawan dan seniman serta sastrawan hingga penulis kaliber nasional dan internasional. “Di sini (Sumut), lahir sastrawan Amir Hamzah. Ia juga yang mendorong Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Tak hanya itu, sastrawan Sitor Situmorang juga berasal dari Sumatera Utara, saya beberapa kali bertemu dengan keluarga Sitor Situmorang dan tetap menjalin hubungan baik,” ucapnya.
Djarot juga menuturkan, pada era Bung Karno, pembangunan karakter bangsa dengan nation and character building, salah satunya adalah melalui pendekatan budaya. Bung Karno kerap mengundang para budayawan, seniman, dan sastrawan ke istana negara.
Djarot pun berharap adanya komitmen PDIP terhadap kebudayaan, dapat mempererat keharmonisan antar sesama warga bangsa. Sebab bila seorang pemimpin yang lahir dengan penguatan karakter dan budaya maka akan melahirkan sosok yang halus, tenang dan tajam serta dapat membedakan mana yang hak dan batil.
Ketua DPP PDIP itu juga mengungkapkan, bahwa rasa cinta tanah air akan mampu menghempang penyakit-penyakit sosial yang ada.
“Banyak orang yang sekarang menyembah berhala-berhala baru, seperti materi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Kita juga terjebak dalam penyakit individualis serta hedonisme, ini yang mesti kita hilangkan,” pungkasnya.
Dalam kata sambutannya, Kepala BKN PDIP Sumut, Idris Pasaribu mengatakan, jika Sumut merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang sangat kaya dan beragam. Kerarifan lokal serta kebersamaan dalam kebudayaan merupakan kekuatan yang telah lama tertanam pada masyarakat Sumut. “Di Sumut ada 8 etnis asli, ditambah tiga etnis pendatang yang jumlahnya cukup besar, yakni etnis Jawa, Tionghoa dan Minang,” kata Idris.
Oleh karena itu, sewajarnya bila pemerintah daerah di Sumatera Utara mulai dari Pemerintah Provinsi sampai kepada Kabupaten/Kota, harus meningkatkan APBD nya untuk pembinaan seni dan budaya yang selama ini sangat minim. Hal ini tidak terlepas karena perhatian pemerintah daerah mulai dari Gubernur, Bupati dan Walikota di Sumatera Utara yang kurang memperhatikan pentingnya pembinaan kebudayaan hingga alokasi dana terhadap kebudayaan pun sangat minim
“Jika pun ada, dana itu diselipkan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Demikian juga untuk para legislatif yang kurang memperhatikan pentingnya pembinaan kebudayaan, legislatif tidak mendorong pemerintah dalam melakukan hal itu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, selain mengukuhkan Idris Pasaribu sebagai Kepala BKN PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat juga turut mengukuhkan Fatah Baginda Gorby Siregar selaku Sekretaris, Teyza Cimira Tisya sebagai Bendahara, T Suhaimi Idris sebagai Wakil Kepala Bidang Data dan Informasi, Makmur Sardion Malau SH sebagai Wakil Kepala Bidang Pelestarian dan Ekspresi, H Benny Soebarjo sebagai Wakil Kepala Bidang Komunikasi dan Penggalangan, Juhendri Chaniago sebagai Wakil Kepala Bidang Strategi dan Analisis, Hafis Ta’adi sebagai Wakil Kepala Bidang General Affairs dan sejumlah pengurus lainnya. (map/ila)