MEDAN, SUMUTPOS.CO – SEJUMLAH tokoh penting di Sumatera Utara, terkhusus di Kota Medan, ikut merayakan HUT ke-19 Harian Sumut Pos di Gedung Graha Pena Jalan Sisingamangaraja No.134 Medan. Seorang di antaranya adalah sosok Akhyar Nasution. Plt Wali Kota Medan yang tengah menjalani cuti sejak tanggal 26 September hingga 5 Desember mendatang ini, hadir di kantor Sumut Pos sekitar pukul 14.30 WIB.
Mengenakan kemeja putih, Akhyar disambut hangat Pemimpin Umum Harian Sumut Pos, Pandapotan Siallagan, Pemimpin Redaksi, Dame Ambarita, serta para manager dan staf karyawan Sumut Pos. Pertemuan berlangsung santai di lantai 3 gedung Graha Pena Kota Medan.
“Saya ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-19 untuk Harian Sumut Pos. Semoga tetap menjadi media terpercaya yang selalu menyajikan berita-berita yang mengedukasi masyarakat, dan terus berpartisipasi dalam pembangunan Kota Medan,” ucap Akhyar.
Akhyar yang mengaku datang sebagai diri pribadi, bukan sebagai Plt Wali Kota karena sedang menjalani cuti, juga bukan sebagai Calon Wali Kota Medan ini, mengatakan saat ini media cetak memiliki tantangan yang sangat berat. Untuk bertahan saja berat, apalagi untuk berkembang dengan berbagai gempuran yang ada, khususnya dari teknologi digital.
“Ini tidak gampang. Inovasi dan kreativitas harus terus berkembang. Saya fikir bukan hanya media cetak, media televisi pun saat ini mendapatkan ancaman yang luar biasa karena perkembangan teknologi yang luar biasa,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, saat ini budaya malas membaca juga sedang dialami masyarakat saat ini, khususnya kaum muda. Padahal, membaca koran adalah salahsatu cara efektif untuk mendapatkan banyak informasi dan ilmu. Untuk itu saat ini, media cetak diminta untuk berinovasi dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
“Saya tahu ini tidak mudah. Realisasinya tidak mudah. Tapi saya tahu kalau Sumut Pos sebagai JPNN atau Jawa Pos grup mau lebih adaptif dan inovatif sehingga mampu menjawab tren dan tantangan ke depan. Saya yakin Sumut Pos mampu menjawab tantangan ini dengan baik. Untuk itu, sekali lagi, sebagai pembaca setia Sumut Pos dan atas nama pribadi, saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-19. Semoga Sumut Pos semakin maju, semakin jaya, dan mampu menjawab tantangan ke depannya,” harap Akhyar.
Pemimpin Umum Harian Sumut Pos, Pandapotan Siallagan, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Akhyar Nasution ke kantor Harian Sumut Pos. “Terimakasih sudah datang untuk ikut merayakan HUT ke-19 Sumut Pos. Sebuah kehormatan bagi kami,” tutur pria yang kerap disapa Panda tersebut.
Panda mengakui, ada 2 hal yang sangat memukul media cetak saat ini. Pertama, tantangan digitalisasi. Kedua, pandemi Covid-19 yang melemahkan hampir seluruh lini perekonomian dan usaha, tak terkecuali usaha media cetak.
Meski demikian, dengan kerja keras selama ini Sumut Pos mampu bertahan selama 19 tahun. Dan diharapkan Sumut Pos tetap eksis dan berkembang untuk memberikan informasi kepada masyarakat hingga tahun-tahun berikutnya.
“Dengan 2 tantangan mendasar saat ini, kami harapkan kerjasama antara Sumut Pos dengan para stakeholder, khususnya pemerintah, tetap terjalin baik. Situasi pandemi saat ini kami akui sangat berat. Kami juga sangat berdampak karena Covid ini. Tapi semangat itu terus datang, salahsatunya seperti kedatangan bapak saat ini. Terimakasih Pak, semoga kita semua sukses,” ungkap Panda.
Panda juga turut mendoakan Akhyar, agar tetap sehat dan sukses dalam mewujudkan cita-citanya yang sedang diupayakan saat ini. “Mudah-mudahan apa yang bapak cita-citakan terwujud,” sebutnya.
Pertemuan hangat itu diselingi dengan bincang-bincang santai sekaligus diskusi yang bermanfaat dalam membangun Kota Medan kedepannya.
Pemimpin Redaksi, Dame Ambarita, menanyakan sejumlah hal kepada Akhyar, termasuk tentang strateginya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan, khususnya di tengah pandemi Covid seperti saat ini.
“Kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Apa kira-kira yang akan bapak lakukan untuk meningkatkan PAD Kota Medan di tengah pandemi?” tanya Dame.
Akhyar mengatakan, Pemerintah Kota Medan berencana melakukan banyak perubahan dalam meningkatkan PAD dari berbagai sektor. Termasuk dari pajak restoran, hotel, maupun pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Pajak Bumi Bangunan.
“Soal PAD, pertama hotel dan restoran. Saat ini metodenya masih konvensional. Nanti kita akan pakai tapping box. Selama ini, di situlah sering terjadi kebocoran. Tapi nanti setelah menggunakan tapping box, semua pajak transaksi di hotel maupun restoran akan secara otomatis masuk pajaknya ke kas Kota Medan. Dam sejumlah strategi lain sudah kita siapkan dari pajak-pajak lainnya. Termasuk PBB, IMB, dan sebagainya,” jawabnya.
Soal PBB, menurut BPK dan KPK, PBB di Medan termasuk yang termurah dibanding kota-kota besar di Indonesia.
Akhyar juga menjelaskan, pihaknya telah berkomunikasi dengan berbagai ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk menangani banjir rob di Medan Utara, khususnya kawasan Belawan.
Pemko Medan, jelas Akhyar, sudah meminta kementerian PU untuk mengatasi itu. Sempat direspon oleh kementerian PU, tapi sampai saat ini statusnya masih review design. Tahun 2018, saat Presiden RI Jokowi datang ke Binjai, pihaknya juga sempat mengajukan penanganan banjir rob kepada Presiden Jokowi, tapi sampai saat ini statusnya masih review design.
“Kita tidak tahu apa sebabnya. Tapi kita tahu karena itu tidak mudah, karena kita yakin para ahli di bidang itu banyak di kementerian PU. Saya berpendapat, kita jangan menentang alam. Kenapa? Belajar dari alam, kita buat seperti Venezia. Kita angkat infrastruktur kita. Kita bangun perumahan yang lebih tinggi dibanding permukaan air laut. Sehingga masyarakat tidak akan kebanjiran. Sementara banjir rob bisa dibuat sebagai kawasan wisata,” jelasnya.
Akhyar juga sempat menjawab soal jalan rusak di Jalan Pancing I, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan. “Tahun lalu sudah dibetulkan, tahun 2020 ini mau dilanjutkan. Tetapi karena Covid tertunda pembangunannya,” jawabnya.
Di Medan, kata Akhyar, tidak gampang mengatasi persoalan drainase. Faktualnya, permukaan tanah dengan parit di Medan Labuhan paling tinggi hanya 1 meter. Hal itu mengharuskan adanya konsep yang terintegrasi, tidak bisa hanya mengandalkan drainase saja. Mengatasi drainase di Medan Utara, tantangannya tidak bisa dengan teknologi yang konvensional, tetapi ada teknologi dan strategi khusus untuk menanganinya, Akhyar pun mengaku telah memiliki strategi tersebut.
“Untuk percepatan bangkitnya ekonomi dan pembangunan di Kota Medan, fokusnya adalah penanganan Covid itu sendiri. Karena saat ini siklus ekonomi terputus dibuatnya,” tukasnya.
Diskusi berjalan dengan hangat dan penuh kekeluargaan. Sebelum meninggalkan gedung Graha Pena, Akhyar pun menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan seluruh karyawan Sumut Pos yang hadir dalam kesempatan itu. (map)