MEDAN, SUMUTPOS.Co – PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) membayarkan klaim nasabah yang terkena Covid-19 hingga Rp13 miliar. Sedangkan klaim tahun 2019 telah dibayarkan Rp5,3 triliun.
“Jumlah klaim untuk Covid-19 tahun 2020 bagi nasabah AXA Mandiri sekitar Rp 13 miliar lebih. Kalau saya lihat datanya, tagihan tertinggi mencapai Rp 100 jutaan,” ujar Head of Corporate Communications & Event Management AXA Mandiri, Luile Sawitri dalam Diskusi Media Forum Jurnalis Peduli Covid-19 dengan tema Dalam Upaya Pencegahan dan Proteksi Kesehatan Menghadapi Pandemi Covid-19, Jumat (16/10).
Dalam diskusi tersebut, juga menghadirkan dr Siti Masliana Siregar SpTHT-KL (K) (Konsultan Rinologi)n
dari UMSU dan dr Mardohar Tambunan dari Dinas Kesehatan Kota Medan.
Luile menjelaskan, dalam masa pandemi ini setiap masyarakat jangan tanggung risiko sendiri. Itulah makanya dibutuhkan asuransi. “Di AXA Mandiri kami lebih dari sekedar memberikan perlindungan. Sebab berfokus pada asuransi jiwa dan kesehatan. Jadi, nasabah bisa menggunakan asuransi sebagai pengganti biaya perawatan kesehatan, UP meninggal dunia atau persiapan keuangan jangka panjang,” sebutnya.
Diutarakan dia, selama pandemi ini, nasabah bisa melakukan telekonsultasi gratis, ketahanan mental dan layanan kesehatan. “Kami telah bekerja sama denga platform kesehatan online untuk memberikan layanan konsultasi gratis, pengantar obat ke rumah, tes lab di rumah, pengingat pengobatan, pemesanan janji temu dengan dokter. Bahkan, klaim kesehatan memalui whatsapp dan banyak lagi,” terang Luile.
Sementara, dr Siti mengatakan sejauh ini situasi Covid-19 yang muncul berdasarkan klaster-klaster baru dimana pasien memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sudah dianggap biasa. Selama ini keluhan pasien yang datang padanya merupakan pasien Covid-19 tanpa bergejala yang selalu berkaitan dengan bagian hidung. “Kasus terbanyak itu yakni hilangnya penciuman yang diikuti riwayat pasien demam. Nah, ketika di swab sekitar 50%-70% itu konfirmasi positif Covid-19,” terang dokter bedah kepala leher tersebut.
Kendala saat ini, yakni di Indonesia sangat mahal pemeriksaan swab. Sehingga pasien yang ringan tadi enggan melakukan swab. “Seperti kita ketahui hampir semua provinsi atau kabupaten terkena kasus Covid-19 tepatnya ada 34 provinsi yang sudah memiliki kasus Covid-19. Indonesia bahkan menempati yang terbanyak kedua di Asia setelah India. Jadi saat ini yang perlu dipikirkan adalah resiko menularkan pada orang lain bagaimana ini bisa kita cegah,” sebut Siti.
Hal senada juga dikatakan dr Mardohar Tambunan, bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Medan. Sekarang untuk sistem juga sudah berubah yang dulunya orang sakit yang pakai masker, kini seluruh masyarakat sehat pun wajib pakai masker.
“Kita bentuk tim gerak cepat untuk melakukan kegiatan melalui petugas-petugas yang terlatih. Kita juga membeli rapid test, serta bekal logistik lainnya untuk puskesmas. Selain itu, membuat lokasi perkuburan untuk pasien yang meninggal karena Covid-19,” tukasnya. (ris)