MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, meninjau lokasi bencana pasang besar air laut atau banjir rob di 7 kelurahan di Kecamatan Medan Belawan. Beberapa kawasan pemukiman di kecamatan tersebut mengalami banjir rob sejak Jumat, 16 Oktober kemarin. Pasang surut naik turun setiap 12 jam.
“Banjir rob itu adalah satu peristiwa alam yang terjadi. Kita tidak bisa membendungnya. Yang bisa (kita lakukan), rakyat-rakyat ini yang kita tertibkan. Pemukiman ini ‘kan sebenarnya lahan hutan bakau. Ekosistem di wilayah ini rusak gara-gara lahan hutan bakau ditempati orang,” kata Edy Rahmayadi, usai meninjau lokasi banjir rob di Jalan Besar Bagan Deli, Belawan, Selasa (20/10).
Didampingi Pjs Wali Kota Medan, Arief Sudarto Trinugroho, Gubsu sempat melihat rumah-rumah warga yang berada di perkampungan warga di Lorong Ujung Tanjung 2 Bagan Deli Belawan. Kata Edy, pemukiman warga seharusnya tidak berada di posisi jalur hijau. “Karena lahan hutan bakau ditempati orang-orang ini, semua ekosistem terganggu,” ujarnya.
Karena itu menurut Edy, ke depan pemukiman atau rumah warga di sekitar laut yang mesti dibenahi. Jadi tidak semata menangani masalah fisik pembangunan tanggul, melainkan pembenahan pemukiman warga.
Namun Edy belum menjelaskan detil bagaimana penertiban pemukiman warga di wilayah itu. Pasalnya, warga yang tinggal di kawasan tersebut berjumlah puluhan ribu. “Nanti dulu… dipelajari dulu. Jumlahnya puluhan ribu (orang) ini, bukan sedikit. Yang pasti dicarikan jalan keluarnya,” pungkasnya.
Untuk itu, Edy meminta Pemko Medan bersama Pelindo I Belawan, agar bersinergi menyatukan masterplan guna menata dan mengembalikan kelestarian daerah pinggiran pantai di Belawan yang kerap terkena banjir rob.
“Kawasan ini perlu segera ditata, agar tidak terlihat kumuh dan kebersihan warga dapat terjaga. Penataan harus terkoneksi dengan Pemko dan Pemprov Sumut. Kita harus duduk bersama mengatasi hal ini. Pelindo dan Pemko serta lainnya harus berbuat apa? BPN juga akan saya undang dalam menangani banjir rob di sini,” ucapnya.
Hadir dalam kunjungan tersebut Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan Edison Kurniawan, GM Pelindo 1 Cabang Belawan Yarham Harid, Camat Medan Belawan Ahmad, Kepala Dinas Sosial Sumut Rajali, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Riadil Akhir Lubis, dan Forum Anak Belawan Bersatu (FABB).
Saat meninjau Lorong Ujung Tanjung 2 Bagan Deli Belawan, Edy Rahmayadi meminta Camat Medan Belawan, agar mencegah warga mendirikan bangunan di kawasan hutan bakau di pinggir pantai.
“Pemko Medan dan Pelindo perlu mencari solusi membangun Rumah Susun untuk ditempati warga di pinggiran pantai Belawan ini. Dan kepada Camat, saya minta lebih tegas lagi. Jangan nanti sudah kita bangun tempat ini, hal ini (bangun ruma) masih terjadi. Repot kita,” katanya.
Menanggapi Gubsu, GM Pelindo 1 Cabang Belawan, Yarham Harid, mengatakan akan segera menyampaikan hal tersebut ke Kementerian terkait untuk ditindaklanjuti.
“Pelindo I Belawan sendiri siap bersinergi dengan Pemko Medan, dengan memberikan dana CSR kami dalam penataan daerah ini,” katanya.
Dalam kegiatan ini, Gubsu Edy membantu meringankan beban masyarakat yang terkena dampak banjir rob, dengan memberikan sembako secara langsung. Juga membagikan masker. “Jangan lupa tetap menjaga kesehatan dengan memakai masker di area publik,” katanya.
Untuk diketahui, 7 kelurahan di Kecamatan Medan Belawan, terendam banjir rob sejak Jumat, 16 Oktober. Siklus pasang surut air laut terjadi mulai pukul 03.30 WIB dinihari. Air pasang mulai surut dan naik kembali dengan durasi per 12 jam. Kondisi air rata-rata 20 cm sampai 60 cm variabel.
Tingkat penurunan air sangat lambat dibanding pasang yang telah surut di laut, karena wilayah tergenang tersebut termasuk dataran rendah. Kelurahan yang terdampak yakni Kelurahan Belawan I, Belawan II, Sicanang, Bahari, Bahagia, dan Bagan Deli.
Marelan Raya Kebanjiran
Selain banjir rob, genangan air juga membanjiri Jalan Marelan Raya, Kecamatan Medan Marelan, Selasa (20/10). Genangan air yang diduga akibat buruknya drainase, menyebabkan kerusakan jalan raya, gangguan arus lalu-lintas, maupun ketidaknyamanan warga pejalan kaki.
“Tidak ada hujan saja, ada genangan air. Apalagi kalau turun hujan. Akibatnya, sebagian bahu dan badan jalan rusak. Parit mengalami pendangkalan,” ujar seorang warga bernama Atan.
Pantauan Sumut Pos, selain genangan air, Jalan Marelan Raya yang mengalami kerusakan parah terdapat di kawasan Pasar 5 hingga hampir sepanjang Jalan Titi Pahlawan. Hampir sepanjang hari terjadi kemacetan arus lalu-lintas dan antrian panjang kendaraan bermotor di sana. Baik yang mengarah ke Kota Medan atau ke Belawan, maupun menuju Hamparan Perak.
Kerusakan Jalan Marelan Raya dan Jalan Titi Pahlawan rentan menimbulkan kecelakaan lalu-lintas. Apalagi kedua jalan utama itu setiap hari dilintasi truk bermuatan kontainer, kayu gelondongan, serta mobil tangki BBM dan minyak sawit mentah.
Warga berharap, dalam waktu dekat pihak terkait segera membenahi drainase serta kerusakan Jalan Marelan Raya dan Jalan Titi Pahlawan. “ Ini harus menjadi perhatian dari pemerintah agar segera memperbaiki ini,” harap Atan. (prn/fac)