26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tragedi Banjir Bandang, Tim SAR Temukan Jasad Balita di Pantai Bokek

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi banjir bandang yang menerjang Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat, Medan Sunggal, Jumat (4/12) dinihari lalu, memakan korban 11 orang.

Ilustrasi

Lima ditemukan tewas pada Jumat pagi, dan 6 lainnya dinyatakan hilang. Seorang balita yang sempat hilang terseret arus, ditemukan Tim SAR di Pantai Bokek, Minggu (6/12) siang dalam kondisi tewas.

Danru Kantor SAR Medan, Jiko Purba mengatakan, jasad balita itu ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB. Usianya diperkirakan 2 tahun lebih. “Pencarian dimulai dari jembatan Pantai Bokek menggunakan perahu karet menyusuri sungai. Lebih kurang 1 kilometer dari awal kita melakukan pencarian, tim menemukan korban yang berada di pinggir sungai dekat dengan kebun pisang,” ungkap Jiko, Minggu (6/12).

Kata Jiko, pada saat dievakuasi, jasad balita itu dalam keadaan utuh dengan pakaian lengkap. “Masih pakai baju dan celana. Tapi, untuk identitasnya kita serahkan kepada pihak kepolisian,” ucapnya.

Dengan penemuan jasad ini, berarti sudah 6 korban yang ditemukan. Masih tersisa lima korban lainnya. “Tim terus bekerja melakukan pencarian, mari bantu doa semoga cepat ditemukan,” tandasnya.

Plt Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menyampaikan, ada lima korban meninggal dunia akibat banjir yang terjadi Jumat (4/12) dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB. Satu korban hilang sudah ditemukan dan sedang dirawat di Rumah Sakit. Sedang seorang balita sudah ditemukan.

“Basarnas bekerja mulai pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore. Setiap hari hingga tujuh hari ke depan sesuai SOP. Lebih dari tujuh hari maka dinyatakan hilang,” katanya.

Menurut keterangan Kepala Desa Tanjung Selamat Nuraidi, sudah ada empat korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Mereka adalah kakak beradik Juwita Simanjuntak (29), Arista Simanjuntak (24), Nur Fitri (24) dan satu laki-laki Satria Eka Winarya (18). Nuraidi menyebutkan bahwa Juwita dan Arista merupakan kakak beradik satu rumah.

“Informasi nya mereka seperti itu (kakak beradik), karena mereka satu rumah dan anak kecil 3 tahun yang dibawa mereka. Kemungkinan anak Juwita karena itu yang sudah menikah yang lain masih gadis,” tuturnya, Sabtu (5/12).

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Medan, H Ihwan Ritonga meminta Pemko Medan, dalam hal ini BPBD Kota Medan untuk terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan para Stakeholder, dalam hal ini TNI/Polri dan pihak-pihak lainnya guna mencari keberadaan orang-orang yang dinyatakan hilang.

“Mereka yang masih dinyatakan hilang harus dicari sampai ketemu. Inilah bentuk kemanusiaan yang sesungguhnya. Lalu kita juga minta kepada Pemko Medan agar tetap membuka posko untuk memenuhi kebutuhan para korban bencana, khususnya dapur umum hingga kondisi benar-benar kondusif,” kata Ihwan.

Pimpinan DPRD Medan asal Fraksi Partai Gerindra ini juga menekankan kepada Pemko Medan agar setiap warga yang telah kembali ke rumahnya masing-masing karena kondisi banjir di rumahnya yang telah surut, untuk tetap diperhatikan. Khususnya untuk tindakan pencegahan agar tidak terjadi peristiwa yang serupa kepada para korban.

Selanjutnya, BPBD Kota Medan juga harus bisa mengatur langkah yang strategis dalam melakukan evakuasi terhadap korban apabila masih terjadi bencana. “Harapan kita jangan lagi ada bencana seperti itu. Tapi begitu pun, kita harapkan ada langkah deteksi yang lebih awal dari pemerintah. Sebab bila bisa di deteksi lebih awal, maka besar kemungkinan para korban banjir akan lebih cepat mendapatkan pertolongan hingga akan lebih banyak yang tertolong,” lanjutnya.

Proses pencarian korban dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas Medan, mulai BPBD Pemprov Sumut, Arhanud, Koramil, Tagana, Kelompok Penggemar Kegiatan di Alam Bebas, Sangkala, Medan Rescue dan Partai Keadilan Sejahtera.

Peringatan BMKG

Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara masih akan terjadi dalam dua hari ke depan. Banjir di Kota Medan terjadi setelah Sungai Deli meluap dan menggenangi ratusan rumah warga.

Prakirawan cuaca di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I-Medan Utami Al Khairiyah menjelaskan, siklon tropis di lapisan atmosfer wilayah Sri Lanka kini telah berubah menjadi tekanan rendah di Teluk Benggala. Kondisi tersebut, menurutnya, akan berpotensi mendatangkan hujan ke wilayah Sumatera Utara.

Wilayah yang diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir dan angin kencang adalah kawasan pantai timur, lereng pegunungan, lereng barat, dan pantai barat Sumatera Utara.

“Bila hujan turun dengan intensitas ringan hingga sedang di hulu DAS (daerah aliran sungai) dan berlangsung lama, maka pasti wilayah hulu sungai di pesisir baik barat maupun timur Sumut seperti Medan akan banjir,” katanya. (ris/map/bbs)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi banjir bandang yang menerjang Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat, Medan Sunggal, Jumat (4/12) dinihari lalu, memakan korban 11 orang.

Ilustrasi

Lima ditemukan tewas pada Jumat pagi, dan 6 lainnya dinyatakan hilang. Seorang balita yang sempat hilang terseret arus, ditemukan Tim SAR di Pantai Bokek, Minggu (6/12) siang dalam kondisi tewas.

Danru Kantor SAR Medan, Jiko Purba mengatakan, jasad balita itu ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB. Usianya diperkirakan 2 tahun lebih. “Pencarian dimulai dari jembatan Pantai Bokek menggunakan perahu karet menyusuri sungai. Lebih kurang 1 kilometer dari awal kita melakukan pencarian, tim menemukan korban yang berada di pinggir sungai dekat dengan kebun pisang,” ungkap Jiko, Minggu (6/12).

Kata Jiko, pada saat dievakuasi, jasad balita itu dalam keadaan utuh dengan pakaian lengkap. “Masih pakai baju dan celana. Tapi, untuk identitasnya kita serahkan kepada pihak kepolisian,” ucapnya.

Dengan penemuan jasad ini, berarti sudah 6 korban yang ditemukan. Masih tersisa lima korban lainnya. “Tim terus bekerja melakukan pencarian, mari bantu doa semoga cepat ditemukan,” tandasnya.

Plt Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menyampaikan, ada lima korban meninggal dunia akibat banjir yang terjadi Jumat (4/12) dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB. Satu korban hilang sudah ditemukan dan sedang dirawat di Rumah Sakit. Sedang seorang balita sudah ditemukan.

“Basarnas bekerja mulai pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore. Setiap hari hingga tujuh hari ke depan sesuai SOP. Lebih dari tujuh hari maka dinyatakan hilang,” katanya.

Menurut keterangan Kepala Desa Tanjung Selamat Nuraidi, sudah ada empat korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Mereka adalah kakak beradik Juwita Simanjuntak (29), Arista Simanjuntak (24), Nur Fitri (24) dan satu laki-laki Satria Eka Winarya (18). Nuraidi menyebutkan bahwa Juwita dan Arista merupakan kakak beradik satu rumah.

“Informasi nya mereka seperti itu (kakak beradik), karena mereka satu rumah dan anak kecil 3 tahun yang dibawa mereka. Kemungkinan anak Juwita karena itu yang sudah menikah yang lain masih gadis,” tuturnya, Sabtu (5/12).

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Medan, H Ihwan Ritonga meminta Pemko Medan, dalam hal ini BPBD Kota Medan untuk terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan para Stakeholder, dalam hal ini TNI/Polri dan pihak-pihak lainnya guna mencari keberadaan orang-orang yang dinyatakan hilang.

“Mereka yang masih dinyatakan hilang harus dicari sampai ketemu. Inilah bentuk kemanusiaan yang sesungguhnya. Lalu kita juga minta kepada Pemko Medan agar tetap membuka posko untuk memenuhi kebutuhan para korban bencana, khususnya dapur umum hingga kondisi benar-benar kondusif,” kata Ihwan.

Pimpinan DPRD Medan asal Fraksi Partai Gerindra ini juga menekankan kepada Pemko Medan agar setiap warga yang telah kembali ke rumahnya masing-masing karena kondisi banjir di rumahnya yang telah surut, untuk tetap diperhatikan. Khususnya untuk tindakan pencegahan agar tidak terjadi peristiwa yang serupa kepada para korban.

Selanjutnya, BPBD Kota Medan juga harus bisa mengatur langkah yang strategis dalam melakukan evakuasi terhadap korban apabila masih terjadi bencana. “Harapan kita jangan lagi ada bencana seperti itu. Tapi begitu pun, kita harapkan ada langkah deteksi yang lebih awal dari pemerintah. Sebab bila bisa di deteksi lebih awal, maka besar kemungkinan para korban banjir akan lebih cepat mendapatkan pertolongan hingga akan lebih banyak yang tertolong,” lanjutnya.

Proses pencarian korban dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas Medan, mulai BPBD Pemprov Sumut, Arhanud, Koramil, Tagana, Kelompok Penggemar Kegiatan di Alam Bebas, Sangkala, Medan Rescue dan Partai Keadilan Sejahtera.

Peringatan BMKG

Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara masih akan terjadi dalam dua hari ke depan. Banjir di Kota Medan terjadi setelah Sungai Deli meluap dan menggenangi ratusan rumah warga.

Prakirawan cuaca di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I-Medan Utami Al Khairiyah menjelaskan, siklon tropis di lapisan atmosfer wilayah Sri Lanka kini telah berubah menjadi tekanan rendah di Teluk Benggala. Kondisi tersebut, menurutnya, akan berpotensi mendatangkan hujan ke wilayah Sumatera Utara.

Wilayah yang diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir dan angin kencang adalah kawasan pantai timur, lereng pegunungan, lereng barat, dan pantai barat Sumatera Utara.

“Bila hujan turun dengan intensitas ringan hingga sedang di hulu DAS (daerah aliran sungai) dan berlangsung lama, maka pasti wilayah hulu sungai di pesisir baik barat maupun timur Sumut seperti Medan akan banjir,” katanya. (ris/map/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/