26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Soal Penanganan Banjir Mebidang dan Tebingtinggi, Gubsu: Sabar Sedang Dikerjakan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penanganan banjir di Kota Medan, Binjai, Deliserdang (Mebidang) bahkan Kota Tebingtinggi, hingga kini belum diketahui progresnya sudah sejauh mana. Pasalnya, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, hingga kini belum mau buka suara terkait penanganan banjir tersebut.

BANJIR: Kondisi banjir kiriman Sungai Padang merendam rumah warga di empat kelurahan di Kota Tebingtinggi, Senin (28/12).
BANJIR: Kondisi banjir kiriman Sungai Padang merendam rumah warga di empat kelurahan di Kota Tebingtinggi, Senin (28/12).

Meski demikian, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menyatakan, perbaikan tanggul yang jebol beberapa waktu lalu, terkhusus di kawasan Kompleks De Flamboyan, Tanjung Selamat, Deliserdang, masih dalam tahap pengerjaan. Di samping itu, diakui dia, normalisasi terhadap aliran Sungai Belawan di kawasan tersebut memang harus segera dilakukan.

Menurut Edy, banjir yang kembali melanda kawasan tersebut pada Sabtu (26/12), lantaran kondisi tanah berada di dataran yang lebih rendah dari permukiman sekitarnya. “Pertama, memang tanahnya itu rendah. Kedua, sungai itu harus di normalisasi. Ketiga, tanggul harus dibenahi,” kata Edy menjawab wartawan, Senin (28/12).

Terkait perbaikan tanggul, Edy menyebutkan, itu merupakan kewenangan dari BWSS II. Ia pun berharap masyarakat di Kompleks De Flamboyan agar bersabar hingga tanggul yang masih dalam tahap perbaikan itu selesai dikerjakan. “Selama itu tidak dilakukan (diperbaiki), tak akan siap masalah banjir. Siapa yang berwenang? Itulah BWS. Sedang dikerjakan oleh BWS, tak mungkin serta merta langsung selesai. Banjir ini juga akumulasi dari tahun ke tahun,” katanya.

Kepala BWSS II, Maman Noprayamin terkesan tak kooperatif ketika ditanya wartawan terkaait tindak lanjut penanganan banjir ini. Berulang kali dilayangkan konfirmasi via WhatsApp dan dihubungi ke nomor selulernya, ia ogah menggubris. Padahal terlihat pada aplikasi tersebut, pesan sudah dibaca dan nomornya juga aktif.

Sebelumnya, Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono pada Senin (7/12) lalu mendatangi kompleks De Flamboyan untuk melihat langsung kondisi tanggul jebol, yang mengakibatkan permukiman warga tersebut mengalami banjir besar. Basuki didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Kepala BWSS, II Maman Noprayamin terlihat beberapa kali berdiskusi sembari melihat peta grafis sungai. Usai meninjau, Basuki pun mengaku ada dua hal yang sedang dilakukan Kementerian PUPR, pertama memperbaiki tanggul yang jebol untuk mengantisipasi air di aliran Sungai Belawan kembali memasuki Kompleks De Flamboyan.

“Pertama bikin groundsill di hilir, meninggikan dasar sungai supaya arus sungai tak terlalu deras. Tidak menghantam kiri-kanan tebing. Tebingnya juga saya kira ini tidak dibuat terlalu proper, tidak proper karena kelihatannya tidak ada pemadatan. Nanti akan kita padatkan,” katanya.

Kemudian langkah kedua yang segera dilakukan yakni, pihaknya akan melakukan normalisasi aliran Sungai Belawan. “Mudah-mudahan untuk tanggul darurat ini 3 minggu selesai,” ujarnya.

Lagi, Banjir Kiriman Rendam Tebingtinggi

Sementara, hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Padang, tepatnya di daerah Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, Minggu (27/12) malam, mengakibatkan banjir kiriman yang merendam ratusan rumah di empat kelurahan wilayah Kota Tebingtinggi. Banjir kiriman tersebut mulai memasuki pemukiman warga, Senin (28/12) dini hari pukul 02.00 WIB.

Wilayah yang terendam meliputi Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Sri Padang dan Kelurahan Badak Bejuang dan Kelurahan Bandar Sakti. Ada sekitar 850 rumah warga yang terendam banjir kiriman Sungai Padang di empat kelurahan tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus membenarkan banjir kiriman Sungai Padang telah menggenangi tiga kelurahan yang ada di Kota Tebingtinggi. “Namun pagi ini banjir kiriman telah surut, diharapkan kepada warga untuk terus waspada mengantisipasi banjir kiriman karena wilayah hulu sungai masih diguyur hujan deras. Warga juga diharapkan terus bisa mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19 saat banjir,” cetusnya.

Masih menurut Wahid, diperkirakan ada 850 rumah diempat kelurahan yang terendam banji kiriman, tapi kondisi air saat ini sudah surut dan warga bisa beraktivitas kembali. “Diperkirakan sesuai data banjir kemarin, ada ratusan rumah terendam, sekitar 850 rumah, terkait jumlah yang pasti datanya belum kami terima dari pihak kelurahan yang terendam banjir,” bilang Wahid.

Salah seorang warga Jalan Anturmangan, Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, Erwan mengatakan banjir kiriman mulai masuk kepemukiman warga pada Senin (28/12 dini hari, kondisi banjir tidak terlalu parah, ketinggian air hanya 10 centimeter hingga 40 centimeter. (prn/ian)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penanganan banjir di Kota Medan, Binjai, Deliserdang (Mebidang) bahkan Kota Tebingtinggi, hingga kini belum diketahui progresnya sudah sejauh mana. Pasalnya, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, hingga kini belum mau buka suara terkait penanganan banjir tersebut.

BANJIR: Kondisi banjir kiriman Sungai Padang merendam rumah warga di empat kelurahan di Kota Tebingtinggi, Senin (28/12).
BANJIR: Kondisi banjir kiriman Sungai Padang merendam rumah warga di empat kelurahan di Kota Tebingtinggi, Senin (28/12).

Meski demikian, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menyatakan, perbaikan tanggul yang jebol beberapa waktu lalu, terkhusus di kawasan Kompleks De Flamboyan, Tanjung Selamat, Deliserdang, masih dalam tahap pengerjaan. Di samping itu, diakui dia, normalisasi terhadap aliran Sungai Belawan di kawasan tersebut memang harus segera dilakukan.

Menurut Edy, banjir yang kembali melanda kawasan tersebut pada Sabtu (26/12), lantaran kondisi tanah berada di dataran yang lebih rendah dari permukiman sekitarnya. “Pertama, memang tanahnya itu rendah. Kedua, sungai itu harus di normalisasi. Ketiga, tanggul harus dibenahi,” kata Edy menjawab wartawan, Senin (28/12).

Terkait perbaikan tanggul, Edy menyebutkan, itu merupakan kewenangan dari BWSS II. Ia pun berharap masyarakat di Kompleks De Flamboyan agar bersabar hingga tanggul yang masih dalam tahap perbaikan itu selesai dikerjakan. “Selama itu tidak dilakukan (diperbaiki), tak akan siap masalah banjir. Siapa yang berwenang? Itulah BWS. Sedang dikerjakan oleh BWS, tak mungkin serta merta langsung selesai. Banjir ini juga akumulasi dari tahun ke tahun,” katanya.

Kepala BWSS II, Maman Noprayamin terkesan tak kooperatif ketika ditanya wartawan terkaait tindak lanjut penanganan banjir ini. Berulang kali dilayangkan konfirmasi via WhatsApp dan dihubungi ke nomor selulernya, ia ogah menggubris. Padahal terlihat pada aplikasi tersebut, pesan sudah dibaca dan nomornya juga aktif.

Sebelumnya, Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono pada Senin (7/12) lalu mendatangi kompleks De Flamboyan untuk melihat langsung kondisi tanggul jebol, yang mengakibatkan permukiman warga tersebut mengalami banjir besar. Basuki didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Kepala BWSS, II Maman Noprayamin terlihat beberapa kali berdiskusi sembari melihat peta grafis sungai. Usai meninjau, Basuki pun mengaku ada dua hal yang sedang dilakukan Kementerian PUPR, pertama memperbaiki tanggul yang jebol untuk mengantisipasi air di aliran Sungai Belawan kembali memasuki Kompleks De Flamboyan.

“Pertama bikin groundsill di hilir, meninggikan dasar sungai supaya arus sungai tak terlalu deras. Tidak menghantam kiri-kanan tebing. Tebingnya juga saya kira ini tidak dibuat terlalu proper, tidak proper karena kelihatannya tidak ada pemadatan. Nanti akan kita padatkan,” katanya.

Kemudian langkah kedua yang segera dilakukan yakni, pihaknya akan melakukan normalisasi aliran Sungai Belawan. “Mudah-mudahan untuk tanggul darurat ini 3 minggu selesai,” ujarnya.

Lagi, Banjir Kiriman Rendam Tebingtinggi

Sementara, hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Padang, tepatnya di daerah Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, Minggu (27/12) malam, mengakibatkan banjir kiriman yang merendam ratusan rumah di empat kelurahan wilayah Kota Tebingtinggi. Banjir kiriman tersebut mulai memasuki pemukiman warga, Senin (28/12) dini hari pukul 02.00 WIB.

Wilayah yang terendam meliputi Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Sri Padang dan Kelurahan Badak Bejuang dan Kelurahan Bandar Sakti. Ada sekitar 850 rumah warga yang terendam banjir kiriman Sungai Padang di empat kelurahan tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus membenarkan banjir kiriman Sungai Padang telah menggenangi tiga kelurahan yang ada di Kota Tebingtinggi. “Namun pagi ini banjir kiriman telah surut, diharapkan kepada warga untuk terus waspada mengantisipasi banjir kiriman karena wilayah hulu sungai masih diguyur hujan deras. Warga juga diharapkan terus bisa mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19 saat banjir,” cetusnya.

Masih menurut Wahid, diperkirakan ada 850 rumah diempat kelurahan yang terendam banji kiriman, tapi kondisi air saat ini sudah surut dan warga bisa beraktivitas kembali. “Diperkirakan sesuai data banjir kemarin, ada ratusan rumah terendam, sekitar 850 rumah, terkait jumlah yang pasti datanya belum kami terima dari pihak kelurahan yang terendam banjir,” bilang Wahid.

Salah seorang warga Jalan Anturmangan, Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, Erwan mengatakan banjir kiriman mulai masuk kepemukiman warga pada Senin (28/12 dini hari, kondisi banjir tidak terlalu parah, ketinggian air hanya 10 centimeter hingga 40 centimeter. (prn/ian)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/