26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Puji Keindahan Danau Toba, Sandiaga: Fokus ke Wisatawan Domestik

TOBA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang baru dilantik, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Danau Toba pada 30-31 Desember 2020. Mengunjungi berbagai spot wisata di kawasan Danau Toba, Sandiaga mengatakan ingin menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata baru di tanah air.

IKON PARIWISATA: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di Danau Toba, Rabu (30/12). Sandiaga ingin menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata baru di tanah air.
IKON PARIWISATA: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di Danau Toba, Rabu (30/12). Sandiaga ingin menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata baru di tanah air.

Namun karena turis asing masih dilarang masuk ke Indonesia di tengah pandemi Covid-19, ia memilih fokus ke wisatawan domestik.

Awal tiba di Bandara Silangit Internasional Airport, Sandiaga langsung bertolak mengunjungi bukit Huta Ginjang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Di sana, Sandiaga terlihat takjub melihat keindahan alam danau terbesar di Asia Tenggara itu, dipandang dari ketinggian Bukit Huta Ginjang.

“Huta Ginjang merupakan site pertama yang saya kunjungi, dan ini merupakan suatu anugrah. Di tengah pandemi Covid-19, kita akan membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai dengan visi Presiden untuk menyiapkan superprioritas pariwisata. Kita akan all out dan gerak cepat. Kkita akan siapkan secara detail langkah-langkah ke depan, agar Danau Toba ini menjadi ikon wisata baru,” kata Sandiaga Uno kepada wartawan.

Menurutnya, membangun pariwisata di Danau Toba menjadi pariwisata superprioritas membutuhkan kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita mesti merangkul kabupaten dan provinsi. Karena pilar kita membangun ke depan adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” ungkap Sandiaga.

Ia mengatakan, Danau Toba memiliki potensi wisata alam luar biasa serta kearifan lokal dan budaya, yang mampu mendorong pariwisata danau terbesar di Asia Tenggara lebih baik ke depannya. “Wisata Huta Ginjang berbasis keindahan alam dan budaya. Bapak presiden meminta untuk menyiapkan misalnya ulos, warna busana, dan sport tourism,” katanya.

Nikmati Danau Toba dari Atas Kano

Dari Bukit Huta Ginjang, rombongan Menparekraf melanjutkan perjalanan ke Pantai Lumban Bulbul di Kabupaten Toba. Setelah menyapa warga sekitar dan wisatawan yang sedang berlibur, Sandiaga naik kano untuk menjajal Danau Toba. Ia mendayung Kano bersama Bupati Toba, Darwin Sitorus.

“Horas… horas. Apa kabar?” sapa Sandiaga kepada warga dan turis berada di bibir pantai Lumban Bulbul di Danau Toba.

Sandiaga mengatakan, konsep pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba mestinya berbasis keindahan alam, sport tourism, dan budaya. Ketiganya dinilai dapat menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik. “Tadi saya coba naik kano sama Pak Bupati. Airnya sangat tenang. Alamnya sangat bersahabat,” sebut Sandiaga.

Setelah mencoba kano, dirinya terpikir untuk membuat wisata open water swimming di Danau Toba. Tentu dengan fasilitas standar internasional. “Saya terpikir juga lomba dragon boat. Yang berbasis olahraga air ini, saya akan merangkul banyak pihak,” tutur Sandiaga.

Untuk itu, ia meminta masyarakat sekitar Danau Toba untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat. “Selama setahun ke depan ini, apa yang bisa kita lakukan adalah pilot project dan trial. Sehingga nanti ketika dibuka, kita sudah siap menjadi ikon baru di pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Selanjutnya, Sandiaga meneruskan perjalanan ke The Caldera Toba Nomadic Escape di Desa Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba. Ia ditemani Bupati Toba, Darwin Sitorus dan Bupati Simalungun JR Saragih beserta pejabat tinggi di Kemenparekraf.

Sekitar 60 menit meninjau keindahan pesona alam Danau Toba, Sandiaga melanjutkan perjalanan menuju pembangunan Kementerian PUPR di Pantai Bebas, Parapat, Kabupaten Simalungun. Kemudian melakukan pertemuan dengan komunitas budaya, kuliner, pengrajin, kopi dan musik.

“Waktu saya kecil, liburan termewah itu adalah Parapat di Danau Toba ini. Setelah 40 tahun lagi, balek ke sini lihat Parapat,” sebut Sandiaga di hadapan puluhan komunitas asal Kabupaten Simalungun.

Sandiaga juga mengaku sangat mengenal kuliner suku Batak khas Danau Toba. Seperti ombus-ombus, kacang Sihobuk, dan kopi Lintong. “Itu luar biasa. Ombus-ombus dengan kopi Lintong khas Danau Toba,” pujinya.

Karena itu, ia meminta agar kuliner khas Danau Toba itu dikembangkan dengan baik, agar memilikI daya saing dan menjadi kuliner favorit bagi wisatawan. “Ombus-ombus dan kopi Lintong rasanya maknyus. Sebaiknya dikemas modern sesuai keinginan market saat ini agar berdaya saing. Jadi saya mendorong dari sisi ekonomi kreatif,” kata Sandiaga.

Wisata Berbasis Data dan Digital

Sandiaga mengatakan, pengembangan pariwisata di Danau Toba khususnya dan nasional umumnya, harus didorong dengan data dan pemasaran keseluruhan produk-produk wisata melalui platform digital yang ada. Karena saat ini adalah era digital.

Untuk infrastruktur, ia mengaku sudah berkordinasi dengan Kementerian PUPR untuk pembangunan pelabuhan, jalan, dan fasilitas lainnya di Danau Toba. Termasuk dengan Kementerian BUMN untuk membangun jaringan internet. Selanjutnya berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan.

“Kita harus berkolaborasi karena pariwisata itu lintas sektor. Bukan hanya infrastruktur dan perhubungan. Tapi juga kesehatan dan pihak provider untuk jaringan. Perlu menerapkan digital foodfrend, karena ini zaman now. Semuanya berbasis data dan kebijakan kolaboratif,” tutur Sandiaga.

Tidak lupa, Sandiaga mengajak masyarakat Indonesia untuk berkunjung dan berwisata ke Danau Toba. Karena, di tengah pandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia menjadikan wisatawan domestik market utama pariwisata di negara ini. Tentu dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Terakhir saya ingin mengajak para wisatawan-wisatawan domistik datang ke Danau Toba. Bangga buatan Indonesia, bangga berwisata di Indonesia dan hastage di Indonesia saja. Sehingga 2021 kita bisa bangkit dan kita bisa pulihkan kehidupan berbangsa kita. Destinasi (Danau Toba) kita paten,” ungkap Sandiaga sambil angkat kedua jempolnya.

Fokus ke Wisatawan Domestik

Terkait Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 yang menyebutkan Warga Negara Asing (WNA) Dilarang Masuk ke Indonesia, yang tentu akan berdampak pada kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke tanah air, Sandiaga mengajak warga Indonesia untuk berwisata di dalam negeri. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga dunia pariwisata tanah air dapat terbantu.

“Fokus ke wisatawan domestik untuk sementara. Kita kedepankan, protokol yang ketat dan disiplin,” ungkapnya.

Sandiaga mengatakan, menghargai dan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia pascatemuan virus SARS-CoV-2 varian B117 yang bisa menular lebih cepat di sejumlah negara. “Kita hormati, hargai, dan patuhi keputusan pemerintah untuk sementara menutup kunjungan wisman,” kata Sandi.

Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk membangkitkan pariwisata di Indonesia. “Kita bangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah-tengah pandemi, sesuai dengan visi presiden untuk menyiapkan super prioritas ini. Jadi kita akan all out,” tandas Sandiaga. (gus)

TOBA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang baru dilantik, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Danau Toba pada 30-31 Desember 2020. Mengunjungi berbagai spot wisata di kawasan Danau Toba, Sandiaga mengatakan ingin menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata baru di tanah air.

IKON PARIWISATA: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di Danau Toba, Rabu (30/12). Sandiaga ingin menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata baru di tanah air.
IKON PARIWISATA: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di Danau Toba, Rabu (30/12). Sandiaga ingin menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata baru di tanah air.

Namun karena turis asing masih dilarang masuk ke Indonesia di tengah pandemi Covid-19, ia memilih fokus ke wisatawan domestik.

Awal tiba di Bandara Silangit Internasional Airport, Sandiaga langsung bertolak mengunjungi bukit Huta Ginjang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Di sana, Sandiaga terlihat takjub melihat keindahan alam danau terbesar di Asia Tenggara itu, dipandang dari ketinggian Bukit Huta Ginjang.

“Huta Ginjang merupakan site pertama yang saya kunjungi, dan ini merupakan suatu anugrah. Di tengah pandemi Covid-19, kita akan membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai dengan visi Presiden untuk menyiapkan superprioritas pariwisata. Kita akan all out dan gerak cepat. Kkita akan siapkan secara detail langkah-langkah ke depan, agar Danau Toba ini menjadi ikon wisata baru,” kata Sandiaga Uno kepada wartawan.

Menurutnya, membangun pariwisata di Danau Toba menjadi pariwisata superprioritas membutuhkan kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita mesti merangkul kabupaten dan provinsi. Karena pilar kita membangun ke depan adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” ungkap Sandiaga.

Ia mengatakan, Danau Toba memiliki potensi wisata alam luar biasa serta kearifan lokal dan budaya, yang mampu mendorong pariwisata danau terbesar di Asia Tenggara lebih baik ke depannya. “Wisata Huta Ginjang berbasis keindahan alam dan budaya. Bapak presiden meminta untuk menyiapkan misalnya ulos, warna busana, dan sport tourism,” katanya.

Nikmati Danau Toba dari Atas Kano

Dari Bukit Huta Ginjang, rombongan Menparekraf melanjutkan perjalanan ke Pantai Lumban Bulbul di Kabupaten Toba. Setelah menyapa warga sekitar dan wisatawan yang sedang berlibur, Sandiaga naik kano untuk menjajal Danau Toba. Ia mendayung Kano bersama Bupati Toba, Darwin Sitorus.

“Horas… horas. Apa kabar?” sapa Sandiaga kepada warga dan turis berada di bibir pantai Lumban Bulbul di Danau Toba.

Sandiaga mengatakan, konsep pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba mestinya berbasis keindahan alam, sport tourism, dan budaya. Ketiganya dinilai dapat menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik. “Tadi saya coba naik kano sama Pak Bupati. Airnya sangat tenang. Alamnya sangat bersahabat,” sebut Sandiaga.

Setelah mencoba kano, dirinya terpikir untuk membuat wisata open water swimming di Danau Toba. Tentu dengan fasilitas standar internasional. “Saya terpikir juga lomba dragon boat. Yang berbasis olahraga air ini, saya akan merangkul banyak pihak,” tutur Sandiaga.

Untuk itu, ia meminta masyarakat sekitar Danau Toba untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat. “Selama setahun ke depan ini, apa yang bisa kita lakukan adalah pilot project dan trial. Sehingga nanti ketika dibuka, kita sudah siap menjadi ikon baru di pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Selanjutnya, Sandiaga meneruskan perjalanan ke The Caldera Toba Nomadic Escape di Desa Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba. Ia ditemani Bupati Toba, Darwin Sitorus dan Bupati Simalungun JR Saragih beserta pejabat tinggi di Kemenparekraf.

Sekitar 60 menit meninjau keindahan pesona alam Danau Toba, Sandiaga melanjutkan perjalanan menuju pembangunan Kementerian PUPR di Pantai Bebas, Parapat, Kabupaten Simalungun. Kemudian melakukan pertemuan dengan komunitas budaya, kuliner, pengrajin, kopi dan musik.

“Waktu saya kecil, liburan termewah itu adalah Parapat di Danau Toba ini. Setelah 40 tahun lagi, balek ke sini lihat Parapat,” sebut Sandiaga di hadapan puluhan komunitas asal Kabupaten Simalungun.

Sandiaga juga mengaku sangat mengenal kuliner suku Batak khas Danau Toba. Seperti ombus-ombus, kacang Sihobuk, dan kopi Lintong. “Itu luar biasa. Ombus-ombus dengan kopi Lintong khas Danau Toba,” pujinya.

Karena itu, ia meminta agar kuliner khas Danau Toba itu dikembangkan dengan baik, agar memilikI daya saing dan menjadi kuliner favorit bagi wisatawan. “Ombus-ombus dan kopi Lintong rasanya maknyus. Sebaiknya dikemas modern sesuai keinginan market saat ini agar berdaya saing. Jadi saya mendorong dari sisi ekonomi kreatif,” kata Sandiaga.

Wisata Berbasis Data dan Digital

Sandiaga mengatakan, pengembangan pariwisata di Danau Toba khususnya dan nasional umumnya, harus didorong dengan data dan pemasaran keseluruhan produk-produk wisata melalui platform digital yang ada. Karena saat ini adalah era digital.

Untuk infrastruktur, ia mengaku sudah berkordinasi dengan Kementerian PUPR untuk pembangunan pelabuhan, jalan, dan fasilitas lainnya di Danau Toba. Termasuk dengan Kementerian BUMN untuk membangun jaringan internet. Selanjutnya berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan.

“Kita harus berkolaborasi karena pariwisata itu lintas sektor. Bukan hanya infrastruktur dan perhubungan. Tapi juga kesehatan dan pihak provider untuk jaringan. Perlu menerapkan digital foodfrend, karena ini zaman now. Semuanya berbasis data dan kebijakan kolaboratif,” tutur Sandiaga.

Tidak lupa, Sandiaga mengajak masyarakat Indonesia untuk berkunjung dan berwisata ke Danau Toba. Karena, di tengah pandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia menjadikan wisatawan domestik market utama pariwisata di negara ini. Tentu dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Terakhir saya ingin mengajak para wisatawan-wisatawan domistik datang ke Danau Toba. Bangga buatan Indonesia, bangga berwisata di Indonesia dan hastage di Indonesia saja. Sehingga 2021 kita bisa bangkit dan kita bisa pulihkan kehidupan berbangsa kita. Destinasi (Danau Toba) kita paten,” ungkap Sandiaga sambil angkat kedua jempolnya.

Fokus ke Wisatawan Domestik

Terkait Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 yang menyebutkan Warga Negara Asing (WNA) Dilarang Masuk ke Indonesia, yang tentu akan berdampak pada kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke tanah air, Sandiaga mengajak warga Indonesia untuk berwisata di dalam negeri. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga dunia pariwisata tanah air dapat terbantu.

“Fokus ke wisatawan domestik untuk sementara. Kita kedepankan, protokol yang ketat dan disiplin,” ungkapnya.

Sandiaga mengatakan, menghargai dan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia pascatemuan virus SARS-CoV-2 varian B117 yang bisa menular lebih cepat di sejumlah negara. “Kita hormati, hargai, dan patuhi keputusan pemerintah untuk sementara menutup kunjungan wisman,” kata Sandi.

Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk membangkitkan pariwisata di Indonesia. “Kita bangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah-tengah pandemi, sesuai dengan visi presiden untuk menyiapkan super prioritas ini. Jadi kita akan all out,” tandas Sandiaga. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/