ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Seorang anak berusia 9 tahun, Yulia Rahmati, mengantarkan ibunya seorang diri ke RSUD Haji Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran, Asahan, Senin (1/2) lalu.
Fatin, sapaan karib Yulia Rahmati, mengantarkan ibunya ke rumah sakit yang berjarak sekitar 16 kilometer dari rumahnya di Simpang Empat, Asahan. Dia menemani ibunya dalam perjalanan menggunakan becak bermotor, hingga mendapat perawatan di rumah sakit.
Kisah heroik Fatin ini, pun viral melalui cerita dari seorang pegawai di RSUD HAMS Kisaran, Wahyu Adi. Dia mengunggah ceritanya saat bertemu dengan Fatin di rumah sakit pada 1 Februari 2021 lalu, ke media sosialnya.
“Ceritanya, malam itu sekira pukul 11, saya ditelepon sama orang IGD rumah sakit, katanya ada pasien mau foto (rontgen). Saat itu juga saya langsung ke rumah sakit menunggu di ruangan. Setelah satu jam ditunggu, pasien enggak datang juga. Lalu saya telepon orang IGD, ‘mana pasiennya, jadi datang enggak?’. Orang IGD pun mengatakan, bakal datang, namun masih mengalami kendala,” ungkap Wahyu, saat dikonfirmasi, Jumat (5/2).
Jelang dini hari, seorang bocah perempuan yang duduk di bangku kelas 3 SD, tiba-tiba datang membawa tas ransel kecil, bantal, dan botol air minum. Bocah itu datang bersama seorang wanita yang didorong dengan kursi roda masuk ke ruangannya, ditemani pegawai IGD. Pasien yang akan ditanganinya itu, bernama Juliana br Napitupulu, yang merupakan ibunya Fatin.
Dia mengatakan, Juliana hanya datang bersama Fatin, dengan diantar becak. Dia mengatakan, BPJS Kesehatan keluarga itu juga nonaktif.
“Inilah masalahnya. Ibu ini enggak punya keluarga lain yang bisa ke sini, selain anaknya ini. Anaknya inilah yang ngantarkan mamaknya naik becak. Cuma bedua orang ini. BPJS-nya pun nonaktif,” beber Wahyu.
Wahyu menjelaskan, Fatin memanggil becak untuk mengantar mamaknya sendirian ke rumah sakit. Sementara kalau dari sana berangkat ke rumah sakit, memakan waktu sekitar satu jam. Tanpa uang, tanpa perlengkapan apa-apa, anak ini cuma bawa beberapa baju dan bantal kecil.
Wahyu mengatakan, Juliana diduga mengalami pembengkakan jantung. Juliana kemudian diizinkan pulang pada Kamis (4/2) lalu. Tunggakan BPJS Kesehatan Juliana, kemudian dibayar anaknya yang lain, yang bekerja sebagai ABK. Selain itu, Wahyu mengatakan, ada seorang pengusaha yang menghubunginya untuk membantu melunasi semua cicilan BPJS Kesehatan Juliana. (mag-9/saz)